Waspada! Sumbar jadi Provinsi Kedua Terbanyak Bencana Nasional Setelah Jabar
Muhadjir meminta Pemko, Pemkab, Pemrov, TNI, Polri serta masyarakat jangan asal mengartikan bencana tersebut sembarangan
Muhadjir meminta Pemko, Pemkab, Pemrov, TNI, Polri serta masyarakat jangan asal mengartikan bencana tersebut sembarangan
- Didampingi Danlanud Husein Sastranegara, PIA Ardhya Sebar Bantuan buat Korban Bencana Alam di Cianjur
- Sejumlah Takmir Masjid hingga Difabel di Sumbar Dilatih Siaga Hadapi Bencana
- Waspada! Ini Dua Sumber Ancaman Gempa Dahsyat di Garut
- Pengungsi Masih Bertahan, Masa Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang di Sumbar Diperpanjang
Waspada! Sumbar jadi Provinsi Kedua Terbanyak Bencana Nasional Setelah Jabar
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy sebut Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) nomor dua terbanyak bencana secara nasional.
"Sumatera Barat ini layak dinobatkan menjadi provinsi paling berbencana nasional setelah Jawa Barat, nomor dua setelah Jawa Barat,"
kata Muhadjir pada saat memberikan sambutan pada acara puncak Hari Kesiapsiagaan Bencana Tahun 2024 yang dipusatkan di lantai satu Gedung Yout Center Bagindo Aziz Chan, Kota Padang, Jummat, (26/4).
Muhadjir mengatakan, hal tesebut berdasar data pada 2023, dimana Sumbar mengalami 555 bencana, sementara secara nasioanal ada 5.400 bencana.
"Berarti angka partisipasi bencana di Sumbar mencapai 10,18 persen atau setiap satu setengah hari terjadi satu bencana," tutur Muhadjir.
Oleh sebeb itu, Muhadjir meminta Pemko, Pemkab, Pemrov, TNI, Polri serta masyarakat jangan asal mengartikan bencana tersebut sembarangan.
"Menangulangi bencana harus menjadi program yang bukan hanya perioritas tetapi harus menjadi program super perioritas," kata Muhadjir.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan Sumbar adalah salah satu provinsi yang berada di bawah lempengan bumi.
"Kalau terjadi gesekan akan menimbulkan gempa 8.9 SR. Kalau gempa sudah di atas 8.9 terjadi di permukaan lapisan bumi maka potensi sangat besar, kalau itu terjasi di laut maka berpotensi terjadi stunami,"
Ia melanjutkan, hal itu disampikanya tidak untuk menakut-nakuti, tetapi untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Saya kemarin mengunjungi beberapa jumlah shalter yang ada di Sumbar dan itu masih jauh dari cukup," tutur Muhadjir.