Wiranto minta aparat tindak penyerang pemuka agama sekeras-kerasnya
Mantan Ketua Umum Partai Hanura ini mengatakan, penyerangan terhadap pemuka agama dan rumah ibadah sudah memicu kontroversi dan merebaknya isu Suku, Agama, Rasa dan Antargolongan (SARA). Penyerangan tersebut juga sangat mengganggu ketentraman umum, Pilkada dan Pemilu mendatang.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto meminta penegak hukum menindak tegas penyerang pemuka agama dan rumah ibadah. Wiranto menegaskan, pelaku harus dihukum sekeras-kerasnya.
"Aparat keamanan diminta untuk bertindak tegas, sekeras-kerasnya memberikan tidakan itu. Siapa pun (pelakunya)," tegas Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (23/2).
-
Siapa yang melakukan penipuan berkedok sumbangan agama? Aksi WNA itu terekam dalam video yang viral di media sosial. Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Mengapa ritual Tirto Mukti Rekso Bumi dianggap penting? “Sebenarnya ritual Tirto Mukti Rekso Bumi ini tak ada bedanya dengan ritual nenek moyang di masa lalu. Memberikan sesaji di tempat-tempat suci, di hutan-hutan yang dianggap angker dan sebagainya. Bukan berarti kita ingin membangkitkan hal-hal berbau kontroversi. Tapi lebih bagaimana mengemas bahwa ini adalah daya tarik yang berlatar belakang perilaku nenek moyang,”
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan upacara wisuda purnabakti Kemenkumham diadakan? Dalam periode 1 September 2022 - 1 Agustus 2023 tercatat 1.288 Pegawai pensiun yang tersebar pada Unit Utama, Kantor Wilayah, hingga Unit Pelaksana Teknis Kemenkumham.
-
Siapa yang berperan dalam menjalankan Lembaga Agama? Lembaga agama dibentuk oleh umat beragama dengan maksud untuk memajukan kepentingan hidup beragama yang ada dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
-
Kapan Tolchah Hasan menjabat sebagai Menteri Agama? Ia menjabat pada 29 Oktober 1999 sampai 13 Agustus 2001.
Mantan Ketua Umum Partai Hanura ini mengatakan, penyerangan terhadap pemuka agama dan rumah ibadah sudah memicu kontroversi dan merebaknya isu Suku, Agama, Rasa dan Antargolongan (SARA). Penyerangan tersebut juga sangat mengganggu ketentraman umum, Pilkada dan Pemilu mendatang.
"Siapa pun yang melakukan (penyerangan terhadap pemuka agama dan rumah ibadah) itu, apakah itu perorangan, apakah kelompok, atau didalangi kelompok tertentu ya kita berikan peringatan bahwa tindakan itu adalah tindakan yang tidak dibenarkan oleh hukum," ujar Wiranto.
"Kita akan bongkar, kalau betul-betul itu berasal dari kelompok tertentu kita akan minta ditindak dengan hukum sekeras-kerasnya karena itu jelas tidak punya tanggung jawab terhadap misi kebangsaan kita," sambungnya.
Wiranto mengingatkan, Pilkada dan Pemilu mendatang tidak akan terlaksana dengan baik jika penyerangan terhadap pemuka agama dan rumah ibadah terus terjadi. Padahal sejatinya, pesta demokrasi itu harus berjalan lancar sehingga memberikan kebanggaan tersendiri bagi bangsa.
Pemerintah, lanjut dia, tidak akan tinggal diam melihat adanya perorangan atau kelompok tertentu yang ingin merusak pesta demokrasi di Tanah Air.
"Pemilu ini milik kita bersama, Pilkada milik kita bersama, keberhasilan Pilkada berarti suksesnya bangsa ini, bangsa indonesia yang berasaskan demokrasi. Kegagalan Pilkada dan Pemilu kegagalan bangsa Indonesia. Maka siapa pun dia yang mencederai itu, mengganggu itu, mencoba menggagalkan itu dia adalah berkhianat kepada kepentingan bangsa," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, penyerangan terhadap pemuka agama dan rumah ibadah terjadi di beberapa tempat. Pada Kamis (1/2) pagi, Ketua Brigade Persatuan Islam Indonesia (Persis) Ustaz R Prawoto dianiaya Asep Maftuh. Prawoto akhirnya meninggal dunia dan dimakamkan di kawasan Burujul, Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, pada malam harinya.
Penyerangan lain juga terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Hidayah Santiong, Kampung Sentiong RT 04/01, Desa Cicalengka Kulon, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. Pengasuh Ponpes Al-Hidayah Santiong, KH Emon Umar Basyri diserang oleh orang tak dikenal.
Setelah itu terjadi penyerangan terhadap romo dan sejumlah jemaat di Gereja Santa Lidwina, Sleman, Yogyakarta pada Minggu (11/2). Belakangan diketahui, pelaku penyerangan adalah seorang mahasiswa bernama Suliyono.
Di Tuban pada Selasa (13/2), pria berinisial MZ mengamuk dan merusak Masjid Baitur Rohim Tuban. Dia memecahkan kaca masjid lantaran kesal ditegur oleh petugas masjid.
Pada Minggu (18/2) kemarin, patung di Pura di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dirusak orang tak dikenal. Perusakan terjadi pada dua patung yang ada di pintu depan gapura Pura Mandara Giri Semeru Agung.
(mdk/rhm)