Yang Chil Sung, Pahlawan Garut Asal Korea yang Ditakuti Belanda
Yang Chil Sung diketahui merupakan seorang pejuang kewarganegaraan Korea yang dimakamkan di Makam Pahlawan Tenjolaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut. Yang Chil Sung dimakamkan di sana karena jasanya semasa hidup ikut berjuang bersama masyarakat Garut melawan Belanda.
Di Garut, pahlawan masyarakat tidak hanya berasal dari pribumi. Ada juga orang asing yang ikut berjuang meraih kemerdekaan Indonesia, salah satunya Yang Chil Sung atau Komarudin.
Kamis (16/8), Koramil 11-11Tarogong, Kodim 0611 Garut bersama masyarakat melakukan kegiatan pembersihan Taman Makam Pahlawan. Salah satu makam yang dibersihkan adalah pusara Komarudin.
-
Bagaimana cara kata-kata di gapura HUT RI untuk mengingatkan kita tentang perjuangan para pahlawan? Menghadirkan kata-kata bijak dan penuh semangat pada gapura-gapura HUT RI adalah salah satu bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia.
-
Kapan Raja Ali Haji dianugerahi gelar pahlawan nasional? Pada tahun 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan Raja Ali Haji sebagai pahlawan nasional Indonesia.
-
Siapa yang diangkat menjadi Pahlawan Nasional? Setelah kematiannya yang tragis, nama Amir Hamzah semakin semerbak di telinga masyarakat Indonesia. Ia juga diakui dan dianugerahi Satya Lencana Kebudayaan dan Piagam Anugerah Seni. Sampai puncaknya, pada tahun 1975, nama Amir Hamzah ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
-
Apa yang dirayakan pada HUT RI? "Memperingati kemerdekaan bukan hanya tentang merayakan kebebasan, tetapi juga tentang berkomitmen untuk menjaga persatuan dan keadilan di negeri ini. Selamat HUT RI ke-79!"
-
Apa yang dilakukan dalam rangka merayakan HUT ke-78 RI di Kabupaten Buleleng? Semarak Buleleng Rayakan HUT ke-78 RI: Lomba e-Sport hingga Vaksinasi Rabies Massal Sekaligus untuk meningkatkan perekonomian warga Buleleng.
-
Kenapa Harun Kabir dianggap layak menjadi Pahlawan Nasional? Melihat kiprah dan perjuangannya, seharusnya ada penghormatan dari negara untuk jasa dan pengorbanan beliau.
Yang Chil Sung diketahui merupakan seorang pejuang kewarganegaraan Korea yang dimakamkan di Makam Pahlawan Tenjolaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut. Yang Chil Sung dimakamkan di sana karena jasanya semasa hidup ikut berjuang bersama masyarakat Garut melawan Belanda.
Petugas Taman Makam Pahlawan pada Dinas Sosial Garut, Imam Sukiman, menuturkan Yang Chil Sung kelahiran tahun 1919, kemudian memiliki nama Indonesia Komarudin.
Ia menjelaskan, berdasarkan kisah yang dituliskan dalam riset profesor asal Jepang, membenarkan bahwa orang yang dimakamkan di Garut tersebut adalah orang Korea.
"Komarudin asal Korea ini pernah ditelusuri benar tidaknya adalah orang Korea yang membelot melawan Jepang dan Belanda," katanya.
Imam menyampaikan, Komarudin merupakan tentara yang dibawa Jepang ke Indonesia untuk menjaga tahanan di Bandung, hingga akhirnya pergi ke Garut dan bergabung dengan tentara pribumi untuk melawan penjajah di Wanaraja. Komarudin diketahui menikah dengan perempuan asal Garut, kemudian memeluk agama Islam hingga akhirnya hidup bersama dengan masyarakat Garut.
Di Garut, terdapat tiga tentara Jepang yang membantu dalam mempertahankan kemerdekaan. Semasa perjuangan, Yang Chil Sung dikenal sebagai ahli pembuat bom.
Yang Chil Sung atau Tanagawa dan kedua rekannya yakni Aoki dan Hasegawa akhirnya memilih masuk Islam dan menganti nama mereka, Yang Chil Sung mengganti namanya menjadi Komarudin, Aoki menjadi Abubakar, dan Hasegawa menjadi Usman.
©2019 Merdeka.com
"Jasad ketiganya kini dimakamkan di sini (TMP Tenjolaya), mereka dipindakan ke sini sekitar tahun 1982 setelah sempat dimakamkan di Pasirpogor, Kecamatan Garut Kota. Komarudin dan dua rekannya tewas ditembak mati tentara Belanda saat agresi militer II, dan ketiga tentara Jepang tersebut membelot dan bergabung dengan pasukan Pangeran Papak di Wanaraja," jelasnya.
Abubakar dan Usman, lanjut Imam, diketahui sebagai seorang ahli strategi dan berkat ketiganya perjuangan rakyat Garut terbantu.
"Salah satu kisah heroik dari ketiganya yakni saat mencegah kedatangan Belanda masuk ke Garut, di mana Abubakar dan Usman menyusun strategi untuk menutup jalan dan langkahnya sendiri adalah dengan meledakkan Jembatan PTG atau kini dikenal sebagai Jembatan Jalan Perintis Kemerdekaan, yang jaraknya tak jauh dari Lapang Merdeka," paparnya.
Dengan kepiawaian Komarudin membuat bom untuk merusak jembatan tersebut, hasilnya tentara Belanda tidak bisa masuk ke Garut sehingga bisa dengan mudah dihalau pasukan Pangeran Papak. Aksi ketiganya yang membantu perjuangan Indonesia harus berakhir di tangan Belanda. Komarudian, Abubakar, Usman, dan dua orang tentara Indonesia tertangkap di Gunung Dora, Kecamatan Sucinaraja, perbatasan Garut dan Tasikmalaya.
"Ada lima yang tertangkap, Dua tentara Indonesia dibawa ke Bandung dan ditahan, Sementara tiga tentara Jepang itu langsung dieksekusi mati di Lapang Kerkop (Lapangan Merdeka)," kata Iman.
Komarudin saat itu masih berusia 30 tahun, Perjuangannya harus berakhir tragis karena persembunyiannya dibocorkan pengkhianat. "Saat dieksekusi ketiga tentara Jepang itu mengenakan kemeja putih dan sarung berwarna merah, di mana mereka ditembak di hadapan warga Garut," ujarnya.
Sejarah kepahlawanan warga Korea tersebut sempat membuat kagum kalangan komunitas asal Garut yang menggelar aksi sosial membersihkan Makam Pahlawan Tenjolaya. Komunitas yang terlibat dalam aksi sosial itu sempat kaget ketika melihat batu nisan bertuliskan nama orang Korea Selatan dimakamkan di TMP.
Komandan Koramil 11-11 Tarogong, Kapten Infanteri Dedi Saepuloh menyatakan bahwa keberadaan makam pahlawan asal Korea itu Menjadi pengetahuan baru bagi warga Garut bahwa ada orang asing yang berani mati membela Indonesia.
"Kalau orang Korea begitu cintanya sama Indonesia, rela berjuang dan meninggal untuk Indonesia, tentunya ini harus jadi bahan pelajaran bagi semuanya," katanya.
Baca juga:
Danardono Habisi Tentara Belanda Hanya dengan Bambu Runcing Kecil
Kisah Joko Ramlan Tubuhnya Dipenuhi Kutu saat Gerilya Melawan Belanda
Jokowi Pimpin Apel Renungan Suci di Taman Makam Pahlawan Kalibata
Persahabatan Liem Koen Hian & AR Baswedan untuk Kemerdekaan Indonesia
Penggagas Bahasa Indonesia Mohamad Tabrani Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional
Prestasi Membanggakan Cicit WR Supratman di Dunia Musik Internasional