Yayasan Universitas Pancasila Buka-bukaan Terkait Kasus Dugaan Pelecehan Seksual oleh Rektor
Yoga menerangkan, pihak yayasan sangat prihatin dengan terjadinya kasus ini karena Pancasila termasuk universitas yang unggul.
Terkait kejadian ini pun, Yoga memastikan pihak yayasan tidak tinggal diam.
Yayasan Universitas Pancasila Buka-bukaan Terkait Kasus Dugaan Pelecehan Seksual oleh Rektor
Kasus dugaan pelecehan seksual yang menyeret rektor Universitas Pancasila, ETH turut menjadi sorotan pelebagai pihak termasuk Yayasan dan Pendidikan Universitas Pancasila (YPPUP).
Hal itu ungkap Sekretaris Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila Yoga Satrio. Dia bercerita, dugaan pelecehan seksual yang menyeret ETH menjadi viral setelah adanya pemeriksaan saksi di Polda Metro Jaya pada Jumat, 23 Februari 2024. Terkait kejadian ini pun, Yoga memastikan pihak yayasan tidak tinggal diam.
"Yayasan itu rapat mulai hari sabtu kemudian minggu di rumah Pak Agum Gumelar. Kemudian hari senin kemarin di kantor pak Siswono. Kemudian ada informasi dari Pak Siswono, beliau di WhatsApp oleh Dirjen Dikti agar masalah ini diselesaikan," ujar dia.
Yoga menerangkan, pihak yayasan sangat prihatin dengan terjadinya kasus ini karena Pancasila termasuk universitas yang unggul.
"Dan hampir 70 persen prodi-prodi juga unggul, sangat disayangkan kalau dengan akreditasi dengan sedemikian baik ada masalah," ujar dia.
Lebih lanjut, Yoga menerangkan masa jabatan ETH sebenarnya akan berakhir pada 14 Maret 2024. Namun, dengan pertimbangan suasana yang seperti ini dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan maka pihak yayasan menggelar Rapat Pleno Yayasan pada hari Senin, 26 Februari 2024.
"Rapat Senin memutuskan dinonaktifkan sampe 14 Maret berakhirnya masa bakti kemudian menunjuk Purek 1 diangkat PLT rektor," ujar dia.
Sementara itu, hingga kini sudah 8 kandidat bakal calon Rektor. Yoga mengatakan, diharapkan pada Maret sudah muncul rektor baru.
"Tunggu sampai 1 Maret kemudian kita proses InsyaAllah setelah lebaran ada rektor baru," ujar dia.
Dia mengatakan, salah satu korban pelecehan seksual oknum rektor Universitas Pancasila, ETH masih tercatat sebagai karyawan Universitas Pancasila.
"Kita tetap menjaga hak-haknya tidak dikurangi seperti tunjangan dan lain sebagainya, termasuk statusnya," ujar dia.
Yoga membenarkan, RZ sudah tidak lagi menjabat sebagai staf Humas dan Ventura Universitas Pancasila. Dia kini dipindah-tugaskan ke kampus pascasarjana di Jalan Borobudur, Jakarta Pusat. Namun, Yoga kembali tegaskan pihak yayasan tetap memenuhi hak-haknya sebagai karyawan
"Sekarang RZ itu ada di sekolah pasca di Kampus Jalan Borobudur, jadi enggak pernah dikurangi hak-haknya, masalah dia kerja apa enggak itu kita gak punya catatanya," ujar dia.
"Tapi selama dia belum diberhentikan atau diskorsing tetap kita berikan hak-haknya 100 persen. Nanti kita bisa ditanyakan kepada yang bersangkutan atau kuasa hukumnya," dia menandaskan
Sementara itu, Plt Rektor Universitas Pancasila, Sri Widyastuti mengatakan, pengunduran diri DF sebagai pegawai honorer dan pemindahan RZ dari staf Humas dan Ventura Universitas Pancasila ke Pascasarjana sama sekali tidak ada sangkutpautnya dengan kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan ETH.
Sri lalu membeberkan soal pemindahan RZ yang diklaimnya berhubungan dengan akreditasi di sekolah pascasarjana Universitas Pancasila. Dia menyebut, pihaknya membutuhkan tenaga untuk mempersiapkan akreditasi tersebut.
"Nah pada saat dibutuhkan sebuah unit kerja, tim yang akan membantu tim akreditasi itu kami dari rektorat akan support. Nah pada saat yang sama SK, saat itu sudah habis. Kebetulan kami bidang 1 ya akademik 'tolong dong ada yang bisa bantu' nah kebetulan ada dua yang bisa bantu," ujar dia.
Sri mengatakan, dari pihak akademik saat itu belum mendapat laporan mengenai dugaan pelecehan tersebut. Sri pun kembali menegaskan, pemindahanan semata-mata untuk kebutuhan akreditasi.
"Mungkin pada saat itu permintaan, kami, mendapat tanggapan yang bagus. Ya sudah. Dan selesai sampai besok tanggal 6 itu mendapatkan visitasi dari lembaga akreditasi mandiri ekonomi manajemen bisnis dan akutansi. Tanggal 6,7, dan 8," tandas dia.
Selanjutnya, Pengacara Rektor Universitas Pancasila (UP) ETH, Raden Nanda Setiawan menyebut, laporan kasus dugaan pelecehan seksual yang dilayangkan dua orang korban terhadap kliennya terlalu janggal. Pasalnya, laporan tersebut dibuat tengah proses pemilihan rektor baru.
Terkait hal ini, Pihak Universitas Pancasila buka suara. Wakil Rektor 4 Universitas Pancasila, Diennaryati Tjokrosuprihatono menepis tudingan tersebut.
"Tidak ada hubungannya dengan pemilihan rektor. Sama sekali enggak ada," kata Diennaryati
Diennaryati menerangkan, kedua korban tidak menuntut apapun kecuali hanya pemulihan nama baik saja.
"Tetapi waktunya pas saja. tidak ada sama sekali iktikad untuk mengganggu pemilihan rektor," ucap dia.