Terungkap, Ada Air di Luar Angkasa, Jumlahnya Sangat Besar, Melebihi Bumi
Reservoir air ini sangat besar, diperkirakan mengandung air sebanyak 140 triliun kali volume seluruh lautan di Bumi
Astronom telah menemukan sebuah reservoir air raksasa di sudut terpencil alam semesta, mengorbit sebuah quasar yang berjarak lebih dari 12 miliar tahun cahaya. Jarak ini berarti cahaya yang kita lihat sekarang memulai perjalanannya tak lama setelah alam semesta lahir.
Mengutip dari Ndtv.com, Kamis (26/12), reservoir air ini sangat besar, diperkirakan mengandung air sebanyak 140 triliun kali volume seluruh lautan di Bumi. Kumpulan air yang besar ini berada di dekat sebuah lubang hitam supermasif yang ukurannya sekitar 20 miliar kali lebih besar dari matahari kita.
-
Air apa yang ditemukan di luar angkasa? Dua tim astronom yang dipimpin oleh ilmuwan di Caltech, telah menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta.
-
Air di Bumi apa saja? Sebesar 71 persen wilayah Bumi diselimuti oleh air yang merupakan sumber utama bagi kehidupan manusia.
-
Dimana lokasi penemuan air di luar angkasa? Tempat yang disebut sebagai penampungan air itu ditemukan di quasar, yang merupakan salah satu objek paling terang dan paling ganas di kosmos.
-
Dimana air di Bumi? Ternyata, persediaan air di Bumi tersebar di berbagai tempat.
-
Siapa yang menemukan air di luar angkasa? Dua tim astronom yang dipimpin oleh ilmuwan di Caltech, telah menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta.
-
Apa dampak berlebihan air tanah terhadap Bumi? Eksploitasi air tanah secara berlebihan tidak hanya menyebabkan penurunan muka tanah dan krisis air bersih. Aktivitas ini juga berdampak pada keseimbangan bumi secara keseluruhan.
Lubang hitam ini dikelilingi oleh quasar yang bernama APM 08279+5255, yang memancarkan energi setara dengan seribu triliun matahari. Para astronom mengatakan bahwa quasar ini memiliki cadangan air terbesar dan terjauh yang pernah ditemukan di alam semesta.
Matt Bradford, seorang ilmuwan dari Laboratorium Propulsi Jet NASA di Pasadena, California, memimpin tim yang mempelajari pengamatan tersebut. Dirinya mengatakan, "Lingkungan di sekitar quasar ini unik karena menghasilkan banyak air. Ini menunjukkan bahwa air tersebar luas di seluruh alam semesta, bahkan pada tahap awalnya."
Tim Bradford, bersama dengan kelompok astronom lainnya, menyelidiki quasar APM 08279+5255 dan lubang hitam di pusatnya, yang menarik materi di sekitarnya. Saat lubang hitam menyedot materi, gas dan debu di sekitarnya menjadi panas, menciptakan daerah penuh molekul yang belum pernah terdeteksi sebelumnya pada jarak sejauh itu.
Quasar pertama kali ditemukan lebih dari 50 tahun lalu ketika teleskop mengungkap sumber cahaya yang sangat terang di luar angkasa yang jauh.
Mereka bukan bintang biasa, melainkan bersinar dari pusat galaksi yang sangat jauh, lebih terang dari semua bintang di galaksi tersebut.
Di pusat quasar terdapat lubang hitam supermasif yang ukurannya jutaan atau bahkan miliaran kali lebih besar dari matahari kita. Saat gas dan debu bergerak menuju lubang hitam ini, mereka menjadi panas dan memancarkan energi yang kuat, menjadikan quasar sebagai salah satu objek paling terang dan berenergi di alam semesta.
Mempelajari quasar akan membantu astronom memahami alam semesta awal, karena cahaya yang kita lihat sekarang telah menempuh perjalanan miliaran tahun.
Quasar memberikan wawasan tentang bagaimana galaksi terbentuk, distribusi materi, dan perkembangan struktur kosmik awal. Mereka bahkan bisa memetakan distribusi materi di antara galaksi, mengungkap wilayah yang biasanya tersembunyi.
Beberapa quasar juga memancarkan semburan besar partikel berkecepatan tinggi yang menjangkau Jarak yang sangat jauh. Semburan ini bisa mempengaruhi pembentukan bintang dan mempengaruhi seluruh wilayah materi kosmik.
Para astronom juga menemukan uap air di sekitar quasar ini. Uap air tersebut membentang di wilayah yang luasnya ratusan tahun cahaya. Meskipun gas ini sangat tipis dibandingkan dengan standar Bumi, ia cukup hangat dan padat dibandingkan dengan gas serupa di galaksi kita.
Dengan suhu sekitar minus 63 derajat Fahrenheit, gas ini 300 triliun kali lebih tipis dibandingkan atmosfer Bumi, namun lima kali lebih panas dan hingga ratusan kali lebih padat dibandingkan gas di galaksi biasa. Kondisi unik ini menjadikan wilayah ini sebagai penemuan yang luar biasa.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia