Ilmuwan Temukan Bukti Cadangan Air di Bawah Permukaan Mars, tapi Sulit Digali
Peneliti menemukan bukti cadangan air di bawah permukaan Mars, memberikan wawasan penting tentang evolusi iklim dan geologi planet merah.
Ilmuwan dari Universitas California San Diego dan Berkeley mengungkapkan temuan baru yang menunjukkan adanya cadangan besar air di bawah permukaan Mars.
Berdasarkan data dari pendarat NASA InSight, yang menjalankan misi selama empat tahun hingga 2022, para peneliti menyatakan bahwa jumlah air tanah ini bisa menutupi seluruh permukaan Mars hingga kedalaman satu hingga dua kilometer.
-
Dimana air di Planet Mars ditemukan? Mengutip Indy100, Selasa (30/1), gambar yang diperoleh dari radar bawah tanah pesawat juga menunjukkan bahwa semakin dekat dalam menemukan fosil kehidupan mikroba dibandingkan sebelumnya. Kawah Jezero menjadi fokus para ilmuwan NASA saat ini karena diyakini lokasi tersebut merupakan lokasi sebuah danau yang pernah bergabung dengan sungai.
-
Bagaimana NASA meneliti keberadaan air di Mars? 'Untuk mengetahui bagaimana benda-benda ini terbentuk, kita perlu melihat ke bawah permukaannya,' Perseverance dapat memetakan lapisan tanah hingga kedalaman 20 meter dan temuan menunjukkan bahwa lapisan sedimen dibangun sedemikian rupa sehingga sebanding dengan danau yang Anda temukan di Bumi.
-
Dimana air Mars tersimpan? Studi terbaru mengungkap bahwa air di Mars sebagian besar masih tersimpan di bawah permukaan hingga kedalaman 20 km, cukup untuk membentuk lapisan air global setebal 1-2 km.
-
Siapa yang menemukan air di Mars? Itu semua didasarkan pada eksploitasi penjelajah Perseverance yang baru-baru ini memberikan data yang meyakinkan para ilmuwan bahwa setidaknya satu peti di Mars dulunya berisi air.
-
Air di Mars kemana saja? 'Hanya ada dua tempat dimana air bisa mengalir. Ia bisa membeku di dalam tanah, atau molekul air bisa pecah menjadi atom, dan atom bisa lepas dari puncak atmosfer ke luar angkasa,' kata dia dikutip Space, Minggu (8/9).
-
Bagaimana air di masa lalu di Mars dibuktikan? Kawah Gale dan Gunung Sharp juga menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi, terkenal setelah penjelajah Curiosity mendarat di 2012, dengan bukti adanya air di masa lalu yang terdapat di Kawah Gale dan Gunung Sharp yang menjulang tinggi di tengah kawah lebih dari 3 mil (5 kilometer).
Namun, para peneliti memperingatkan bahwa menemukan air ini bukanlah tugas yang mudah. Mereka percaya bahwa air tersebut berada di dalam batuan yang membentuk kerak sekitar 11,5 hingga 20 kilometer di bawah permukaan.
Meskipun air ini sulit dijangkau, penulis studi dan asisten profesor di Scripps Institution of Oceanography UC San Diego, Vashan Wright, mengatakan bahwa bukti keberadaan air ini memberikan indikasi penting tentang evolusi planet merah.
"Memahami siklus air di Mars sangat penting untuk memahami evolusi iklim, permukaan, dan interiornya. Langkah awal yang berguna adalah mengidentifikasi di mana air berada dan seberapa banyak yang ada," kata Wright dikutip SkyNews, Kamis (15/8).
Para peneliti menggunakan data InSight yang dikumpulkan dari permukaan Mars, termasuk kecepatan gelombang gempa Mars, dan menggunakan model untuk menentukan bahwa keberadaan air cair di kerak paling mungkin menjelaskan data tersebut.
Para ilmuwan telah lama mencari air di Mars, dengan teori-teori yang menyatakan bahwa air telah menguap ke luar angkasa. Namun, bukti baru ini menunjukkan bahwa kerak Mars mungkin tidak kehilangan sebagian besar airnya melalui pelarian atmosfer.
"Air cair di pori-pori kerak tengah juga memerlukan permeabilitas yang cukup tinggi dan suhu yang cukup hangat di kerak dangkal untuk memungkinkan pertukaran antara permukaan dan kedalaman yang lebih besar," tambah para peneliti.
Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.