Yenny: Pemikiran Gus Dur perlu dikembangkan demi jaga persatuan umat
Menurut Yenny, kondisi bangsa saat ini terpecah-belah karena faktor SARA, menguatnya sikap intoleransi dalam beragama dan kebhinekaan yang mulai terusik. Kemudian NKRI yang terancam karena radikalisasi paham keagamaan serta saling fitnah dan hujat karena perbedaan pandangan.
Direktur The Wahid Institute Yenny Wahid mengatakan, pemikiran Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tentang humanisme perlu terus dikembangkan di tengah situasi menguatnya intoleransi beragama saat ini.
"Di tengah situasi kehidupan berbangsa yang terpecah-belah pandangan politik maka pikiran dan gagasan besar Gus Dur tentang humanisme perlu untuk terus di kembangkan dalam kehidupan bermasyarakat," kata Yenny seperti dilansir Antara, Minggu (8/1).
Menurut putri Gus Dur itu, kondisi bangsa saat ini terpecah-belah karena faktor SARA, menguatnya sikap intoleransi dalam beragama dan kebhinekaan yang mulai terusik. Kemudian NKRI yang terancam karena radikalisasi paham keagamaan serta saling fitnah dan hujat karena perbedaan pandangan.
Yenny mengatakan dalam peringatan Haul Gus Dur di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Sabtu (7/1) malam, yang dihadiri ribuan jamaah dari berbagai daerah, lintas agama dan suku.
Yenny menilai hadirnya ribuan jemaah dari berbagai daerah dalam Haul Gus Dur itu membuktikan bahwa masyarakat masih mencintai dan merindukan sosok Gus Dur yang konsisten selalu berpihak pada kaum lemah dan pembelaanya pada minoritas.
Yenny mengingatkan, bagi Gus Dur, apapun risikonya keutuhan NKRI yang telah susah payah di rebut oleh para pendahulu adalah harga mati. Hal ini dibuktikan oleh Gus Dur saat rela meninggalkan kursi Presiden pada 2001 meski pendukungnya rela mati untuk membelanya.
"Pemikiran kedamaian almarhum Gus Dur seperti yang di sampaikan Presiden Jokowi dalam Haul Gus Dur di Ciganjur, yakni Gus Dur selalu menjadi inspirasi bagi masyarakat dunia, bahwa Islam mengajak persaudaraan dan perdamaian, bukan untuk memecah belah persatuan umat," ujar Yenny.
Yenny menekankan bahwa Gus Dur selalu mengajak umat pada Islam yang moderat, menghargai pluralisme dan selalu pembawa pesan kedamaian. Oleh karena itu dia mengatakan, pemikiran Gus Dur tentang kedamaian perlu dikembangkan ditengah situasi bangsa saat ini.
Baca juga:
Jokowi: Kalau Gus Dur masih ada, kita pasti dibilang kayak anak TK
Gus Dur dan Ganjar, sama-sama lucu dan kontroversial
Adik Gus Dur: Menteri Susi bisa kalahkan Donald Trump
Sinta Wahid sebut Gus Dur & Sabam Sirait sahabat dalam nasionalisme
Istri Gus Dur & bocah Arya hadiri halal bi halal Mensos
-
Apa yang terjadi di gudang peluru di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Kapan Halim Perdanakusuma gugur saat bertugas? Halim bersama pilot Iswahjudi menerbangkan pesawat Avro Anson RI-003 dari Thailand menuju Bukittinggi. Nahas, pesawat tersebut diterjang badai hingga mengalami kecelakaan tanggal 14 Desember 1947."Pesawat tersebut jatuh di Pantai Lumut, Tanjung Hantu, Semenanjung Malaka," tulis TNI AU.
-
Siapa yang disebut Gus Dur sebagai wali? Di mata Gus Dur sendiri, Kiai Faqih adalah seorang wali. “Namun, kewalian beliau bukan lewat thariqat atau tasawuf, justru karena kedalaman ilmu fiqhnya,” kata Gus Dur
-
Bagaimana Gus Dur mengubah namanya? Nama asli beliau, Abdurrahman Ad-Dakhil, diberikan oleh ayahnya, KH. Wahid Hasyim, dengan harapan agar Gus Dur kelak memiliki keberanian seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, pemimpin pertama dinasti Umayyah di Andalusia. Namun, nama Ad-Dakhil kemudian diganti dengan "Wahid," yang diambil dari nama ayahnya.
-
Di mana Gudeg Jogja Bu Iin berada? Sebuah kedai angkringan di Perumahan Taman Kota, Jakarta Barat, menjadi buruan para pecinta kuliner di ibu kota.
-
Apa saja yang dilakukan Gus Dur untuk menunjukkan toleransi dalam kehidupan berbangsa? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.