YLKI: Jangan Sampai Pandemi Dibuat Ladang Bisnis
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) ikut menyoroti pengadaan alat kesehatan impor di tengah pandemi Covid-19. Terlebih, mahalnya harga untuk tes PCR di Tanah Air.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) ikut menyoroti pengadaan alat kesehatan impor di tengah pandemi Covid-19. Terlebih, mahalnya harga untuk tes PCR di Tanah Air.
YLKI meminta dugaan praktik mafia alat kesehatan (Alkes) impor terkait Covid-19 dibongkar. Hal ini menyulitkan langkah pemerintah mengendalikan Covid-19.
-
Apa saja manfaat dari tes DNA? Tes DNA sebenarnya tidak hanya bermanfaat sebagai itu saja. Tes DNA juga bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi penyakit tertentu.
-
Bagaimana cara mengambil sampel untuk tes DNA? Pada umumnya, tes DNA dilakukan dengan cara mengambil sampel darah maupun jaringan tubuh seperti rambut atau kulit.
-
Kenapa penting untuk melakukan tes DNA? Oleh karena itu, penting untuk melakukan tes DNA agar bisa mengetahui struktur genetik dalam tubuh seseorang. Selain itu juga bisa mendeteksi kelainan genetik.
-
Kenapa Kemenpan-RB memperketat tes CPNS? Azwar Anas juga memastikan tes CPNS tahun ini akan lebih ketat. Salah satunya, dengan memasang dua kamera Face Recognition. Hal itu dilakukan agar tidak ada lagi joki CPNS."Tahun ini kita perketat dengan membuat Face Recognition baik di depan saat pendaftaran maupun di dalam di depan komputer. Sehingga tidak terjadi lagi seperti di kasus kejadian kemarin ada joki yang masih bisa masuk," bebernya.
-
Bagaimana cara Kemenpan-RB memperketat tes CPNS? Tahun ini kita perketat dengan membuat Face Recognition baik di depan saat pendaftaran maupun di dalam di depan komputer. Sehingga tidak terjadi lagi seperti di kasus kejadian kemarin ada joki yang masih bisa masuk," bebernya.
-
Kenapa TPS di Distrik Naikere rawan diserang KKB? Selain itu, kawasan Distrik Naikere rawan karena menjadi daerah perlintasan kelompok kriminal bersenjata (KKB)," tutur dia seperti dilansir Antara.
"Aparat penegak hukum harus memberantas praktik impor Alkes PCR maupun Antigen. Masa pandemi jangan sampai dipolitisir atau dibuat ladang bisnis," ujar peneliti YLKI Agus Suyatno, Kamis,(26/8).
Pemerintah harus segera benahi dan investigasi lebih jauh apakah memang benar ada mafia impor Alkes tersebut.
"Kalau memang terbukti dan kemudian diberikan pemerintah dan ini ujungnya meresahkan konsumen karena harganya lebih mahal harus ditindak tegas," ucapnya.
Kendati demikian, pemerintah harus mempunyai kemauan politik agar lebih mudah dalam memberantas para mafia Alkes tersebut.
Agus juga menambahkan, seharusnya pemerintah bisa mengembangkan produk anak bangsa agar harga PCR atau pun Antigen agar harganya lebih murah.
"Salah satu solusinya bisa mengembangkan produk anak bangsa yang mungkin lebih bisa murah dan ini tentu saja meringankan beban masyarakat karena akan menjadi kebutuhan masyarakat," pungkasnya.
Untung Besar Bisnis PCR
Meski sudah turun, harga tes PCR di Indonesia masih tergolong mahal. Penilaian ini sudah menjadi rahasia umum di kalangan dunia kesehatan. Terutama para supplier Alat Kesehatan (Alkes). Alibi harga tinggi karena ada komponen impor, seharusnya tak lagi jadi pembenaran. Mengingat sejumlah komponen kit tes realtime PCR sudah tersedia di negeri sendiri. Hanya satu komponen yang harus didatangkan dari luar negeri. Yaitu reagen.
"Janganlah pura-pura. Hanya reagen yang susah dimonopoli, tapi reagen sendiri sekarang harganya sudah tidak mahal," ungkap Direktur Marketing Hamera Lab Esa Tjatur Setiawan saat berbincang dengan merdeka.com, pekan lalu.
Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Alat-alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Randy Hendarto punya pendapat berbeda. Biaya impor bahan baku yang mahal menentukan harga PCR di Indonesia. Sebab, bahan baku tetap harus diolah lagi di dalam negeri. Itu membutuhkan biaya. Sehingga tidak bisa membandingkan harga tes PCR di Indonesia dengan India. Mengingat India sudah menggunakan alat produksi dalam negeri. Selain itu, komponen bahan bakunya juga buatan sendiri.
"Kalau kita impor bahan baku komponen itu masih ada pajak dan sebagiannya. Sedangkan kalau kita impor barang jadinya akan dibebaskan pajaknya," ungkap Randy.
Tarif tes PCR yang ditetapkan pemerintah masih membuka ruang lebar kepada para pengusaha laboratorium untuk mendatangkan untung. Meski komponen reagen harus didatangkan dari China, Korea, Singapura. Bahkan Eropa sekalipun.
Esa Tjatur Setiawan melihat, dengan harga tes PCR Rp500.000, pengusaha fasilitas kesehatan sudah untung besar. Hamera Lab pernah melakukan feasibility study. Dengan tarif PCR saat ini, maka keuntungan yang didapat fasilitas kesehatan bisa menyentuh hampir 150 persen. Bisa dibayangkan ketika sebelumnya seluruh laboratorium di dalam negeri, menerapkan harga PCR Rp900.000.
Kata Kemenkes
Kementerian Kesehatan membuka data. Biang keladi mahalnya tarif PCR di awal pandemi yakni alat-alat kesehatan masih dibanderol tinggi. Selain itu, pemerintah tidak menutup mata memasukkan komponen perhitungan keuntungan untuk laboratorium atau fasilitas kesehatan. Tapi tidak terlalu besar.
"Pada saat itu kita melakukan perhitungan unit cost berdasarkan kepada harga pada saat itu. Didapatkan harga unit cost sekitar Rp 800.000 lebih. Kemudian kita berikan keuntungan kepada laboratorium sekitar 20 persen. Akhirnya didapatkanlah harga Rp900.000," jelas Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Abdul Kadir.
Esa melanjutkan. Permainan harga dilakukan pihak fasilitas kesehatan melalui penawaran kecepatan menerima hasil tes PCR. Jika ingin memperoleh hasil hanya 12 jam, harga lebih mahal. Padahal, alat PCR yang dimiliki sejumlah rumah sakit sudah cukup canggih untuk memperoleh hasil lebih cepat.
Tarif ideal tes PCR ada di kisaran Rp350.000. Dari sisi perhitungan investasi dan biaya operasional sudah terpenuhi. Bahkan, pengusaha sudah mendapat keuntungan dari harga tersebut. Esa hanya bisa tertawa. Ketika laboratorium dan fasilitas kesehatan tes PCR menjamur. Dengan dalih turut serta dalam penanganan pagebluk Covid-19.
"Jangan merasa sudah berkontribusi tapi di balik itu untungnya besar," tegasnya.
Sumber: Liputan6.com