Ada motif asmara di balik Masinton aniaya Dita Aditia?
Sejumlah informasi menyebutkan, memang persoalan antara Masinton dan Dita tak berkaitan dengan politik.
Tiga hari belakangan ini media massa diramaikan dengan kasus dugaan pemukulan yang dilakukan oleh Politikus PDIP Masinton Pasaribu terhadap staf ahli anggota DPR Dita Aditya.
Masinton membantah tegas telah melakukan pemukulan. Dua versi berbeda muncul dari kedua kubu. Dita pun telah melaporkan kasus ini ke Bareskrim, Komnas Perempuan dan LBH Apik.
Dita mengungkap kronologis terjadinya pemukulan. Menurut dia, Masinton memakinya dengan kata-kata kasar sebelum akhirnya memberikan bogem sebanyak dua kali di wajah hingga memar.
Kejadian tersebut terjadi pada Kamis (21/1) lalu. Lantas, ada apa sebenarnya antara Masinton dan Dita?
Sebelum terjadi insiden pemukulan, Masinton menjemput Dita yang sedang asyik nongkrong di bar bilangan Cikini. Sekitar pukul 23.00 WIB keduanya berada dalam satu mobil, bersama seorang sopir, dan staf Masinton.
Dari sini, kemudian terdapat dua versi kronologi. Kubu Masinton mengatakan, mobil dikemudikan staf Masinton. Dari kubu Dita menyatakan, Masinton yang langsung menyetir karena sopir mengambil mobil Dita yang diparkir di kantor NasDem, Gondangdia.
Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan Bambang Wuryanto mengatakan, jika memang Masinton melakukan kesalahan, sebaiknya kasus ini diselesaikan dengan baik. Dia mengatakan, hendaknya masalah ini jangan menjadi konsumsi publik.
"Tentu kalau ada salah ya diselesaikan, tapi bukan jadi konsumsi publik," kata Bambang di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (1/2).
Sejumlah informasi menyebutkan, memang persoalan antara Masinton dan Dita tak berkaitan dengan politik. Tapi masalah pribadi.
Seorang staf ahli DPR akui hal itu. Namun dia tak mau secara gamblang menyebutkan bahwa ada hubungan khusus antara keduanya.
"Masa anggota DPR mau jemput staf malam-malam gitu," bisik staf ahli DPR dua periode itu.
Informasi lainnya mengatakan, jika Masinton protektif terhadap Dita. Bahkan cenderung cemburu karena melihat Dita berkumpul dengan teman-temannya di sebuah bar sampai larut malam.
Fraksi PDIP juga tak mau menanggapi lebib dalam masalah ini. Sebab ini dinilai privasi Masinton dan Dita.
Bambang Wuryanto menjelaskan, persoalan yang dialami Masinton adalah masalah privasi. Oleh sebab itu, penyelesaiannya juga akan dilakukan secara privat.
"Ini kan tidak memberikan pencerahan. Hal-hal yang seperti ini kan sebenarnya privacy, maka itu penyelesaiannya juga private, tidak untuk konsumsi publik," kata Bambang.