Motif dan Modus Sopir Taksi Peras Turis Amerika Serikat di Bali
Pemerasan tersebut diduga akibat adanya komunikasi yang keliru antara korban dan pelaku.
Pemerasan tersebut diduga akibat adanya komunikasi yang keliru antara korban dan pelaku.
Motif dan Modus Sopir Taksi Peras Turis Amerika Serikat di Bali
Kepolisian Polresta Denpasar merilis kasus pemerasan kepada dua perempuan Warga Negara Asing (WNA) asal Amerika Serikat (AS) berinisial LS dan LN yang dilakukan oleh supir taksi bernama Yanuarius Toebkae (20).
Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Wisnu Prabowo mengatakan, pelaku mendengar korban akan memberikan USD 50 untuk perjalanan tersebut. Ternyata korban hanya memberikan Rp50 ribu, dan itu yang membuat pelaku kesal.
"Pada saat korban memberhentikan taksi milik pelaku korban mengatakan “fifty” yang dikira pelaku adalah 50 dolar, ternyata korban memberikan Rp 50. 000 yang membuat pelaku kesal. Dan, modusnya melakukan pemerasan kepada korban menggunakan alat berupa kipas lipat seolah-olah seperti memegang pisau dengan memberikan isyarat menggorok leher menggunakan tangan kiri pelaku," kata Kombes Prabowo, saat konferensi pers di Mapolresta Denpasar, Rabu (10/1).
Pada Selasa (2/1) sekitar pukul 16:50 WITA, pelaku mengemudikan taksi lewat di depan Seminyak Vilage, Kuta, dan saat dua korban langsung memberhentikan taksinya.
Pelaku berhenti dan menurunkan kaca jendela dan kemudian salah satu korban mengatakan Potato Head dengan bayaran sebesar fifty.
Kemudian, pelaku menyetujui dan langsung mengajak kedua korban tersebut menuju Beach Club Potato Head. Sesampainya di Jalan Kayu Aya Seminyak, Badung, pelaku langsung meminta bayaran sebesar 50 dolar kepada korban.
Namun, kedua korban tidak mau memberikan uang yang pelaku minta dan mengatakan akan memberikan pelaku uang sebesar Rp50 ribu.
Mendengar itu, pelaku merasa tidak terima dan tetap meminta bayaran sebesar 50 dolar. Kemudian pelaku sempat akan memukul korban namun tidak kena.
Kemudian salah satu korban mengeluarkan uang sebesar Rp50 ribu tetapi pelaku menolak uang tersebut dan tetap meminta uang bayaran sebesar 50 dolar.
Selanjutnya, pelaku sempat akan memukul kaki salah satu korban yang duduk di belakang tetapi tidak kena. Pelaku yang emosi mengambil kipas lipat di laci dasboard taksi seolah-olah seperti memegang pisau dan memberikan isyarat seperti menggorok leher.
Kemudian, korban langsung ketakutan mengeluarkan uang sebesar 100 dolar atau Rp1.507.500 dan memberikan kepada pelaku. Pelaku memberhentikan taksinya dan menyuruh korban keluar di depan Hotel The Legian Kuta.
"Pelaku langsung pergi meninggalkan lokasi tersebut untuk kembali mencari penumpang taksi lainnya," imbuhnya.
Selanjutnya, pelaku kembali ke indekosnya di Jalan Pendidikan, Kecamatan Denpasar Selatan dan pada Rabu (3/1) sekitar pukul 10.00 WITA.
Pelaku menjemput temannya bernama Angel di Pasar Ampera Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, lalu bersama-sama menukarkan uang dolar di money changer di Jalan Raya By Pass Ngurah Rai, Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan.
Kemudian, pada pukul 22.00 WITA pelaku dihubungi pemilik mobil taksi bernama Ketut Tawer karena viralnya aksi pelaku di media sosial dan meminta agar pelaku mengembalikan mobil taksinya.
Lalu, pelaku menuju rumah Ketut Tawer di Desa Ungasan Kecamatan Kuta Selatan, Badung, dan menaruh mobil taksi dan kunci di Pasar buah sekitar 100 meter dari rumah Ketut Tawer dan menginformasikan kepada pemiliknya.
Selanjutnya, pelaku meninggalkan lokasi dengan menggunakan ojek online menuju indekosnya dan lalu memesan tiket pesawat tujuan Denpasar-Kupang, pada Kamis (4/2), dengan keberangkatan pukul 09.00 WITA melalui traveloka.
Untuk mengelabui petugas, pelaku menggunakan mobil travel di daerah Sanur, Denpasar menuju Surabaya, Jawa Timur, agar bisa kabur melalui jalan darat.