Adu Solusi 3 Capres: Lapangan Kerja untuk Anak Muda, Siapa Terbaik?
Persoalan lapangan pekerjaan menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Persoalan lapangan pekerjaan menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Adu Solusi 3 Capres: Lapangan Kerja untuk Anak Muda, Siapa Terbaik?
Para bakal calon presiden dan wakil presiden punya satu tantangan besar. Persoalan lapangan pekerjaan menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
- Adu Solusi 3 Capres: Pelayanan Kesehatan Tanpa Diskriminasi, Siapa yang Terbaik?
- 85 Kata-kata Lucu Tentang Pekerjaan, Bikin Suasana Kerjamu Makin Ceria
- 6 Cara Bebas Cekcok untuk Melibatkan Anak Remaja dalam Pekerjaan Rumah Tangga
- Sadisnya Kakek di OKU Selatan Bunuh Cucu Masih Bayi, Pemicunya Kesal Anak Malas Kerja
Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2023 menunjukkan, di seluruh Indonesia jumlah pengangguran mencapai 7,86 juta orang. Angka ini merupakan partisi dari 147,71 juta penduduk angkatan kerja. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka ini hanya menurun 0,56 juta.
Kondisi sulitnya mencari pekerjaan ini 'menghantui' generasi muda, khususnya milenial dan Gen Z. Mereka khawatir bakal menganggur di usia produktif sekalipun berpendidikan tinggi.
Dalam beberapa kesempatan, milenial dan gen z menyampaikan keresahan mereka kepada para Capres. Misalnya, milenial Jateng yang curhat ke Anies Baswedan tentang sulitnya mencari kerja. Kemudian, milenial Palembang ingin Ganjar Pranowo membuka lapangan kerja seluas-luasnya bila terpilih jadi Presiden RI.
Berdasarkan daftar pemilih tetap (DPT) KPU, 204.807.222 warga negara memiliki hak pilih. 66.822.389 di dalamnya atau setara dengan 33,60 persen termasuk generasi milenial. Sedangkan sebanyak 48.800.161 atau 22,85 persen pemilih merupakan bagian dari generasi Z. Jika ditotal berjumlah 113.622.550 orang atau setara dengan 56,45 persen dari total pemilih.
Ketakutan Gen Z itu juga terekam lewat hasil Survei Indikator periode 20-24 Juni 2023. Masalah lapangan pekerjaan menjadi isu besar yang menjadi perhatian Gen Z. Sebanyak 24,2 persen generasi muda mendesak para Capres menuntaskan masalah pengangguran dan menciptakan lapangan kerja.
Capres dari koalisi perubahan Anies Baswedan mengakui lapangan kerja menjadi masalah utama yang dikhawatirkan generasi muda. Dia berjanji, penyediaan lapangan kerja bakal menjadi prioritasnya bila terpilih menjadi Presiden. Janji Anies itu disampaikan saat bertemu milenial di Gedung Olahraga Samapta Kota Magelang, Jawa Tengah, Sabtu, 12 Agustus 2023.
"Ada yang bertanya tentang lapangan kerja karena kesulitan mencari pekerjaan merupakan masalah utama dihadapi anak-anak muda. Hal ini kita sampaikan harus menjadi prioritas untuk menyediakan lapangan pekerjaan, bukan hanya di kota-kata besar, tetapi di kota menengah dan kecil sehingga generasi milenial tidak harus berpindah untuk mendapat pekerjaan," katanya.
Oleh karena itu, kata Anies, bantuan untuk kegiatan ekonomi mikro, kecil, dan menengah menjadi prioritas dan hal itu yang menyerap lapangan pekerjaan paling banyak.
Menurut dia, sektor industri kreatif dan sektor pariwisata merupakan dua sektor yang bisa dikembangkan dengan cepat dan menyerap lapangan pekerjaan. Lapangan pekerjaan isu paling penting dan itu yang utama.
Bakal Cawapres Anies Muhaimin Iskandar menawarkan tiga solusi untuk membuka lapangan pekerjaan bagi generasi Z dan milenial. Menurut Cak Imin, anak muda harus diberikan kesetaraan dan kesempatan yang besar. Kubu Anies-Cak Imin ingin mencetak pengusaha-pengusaha muda.
"Apa itu? diberi peluang kesempatan, diberi bagian afirmasi oleh pemerintah dan negara untuk tumbuh menjadi pengusaha-pengusaha baru. Untuk tumbuh menjadi pelaku-pelaku bisnis baik yang rintisan maupun yang berskala nasional," ujar Cak Imin, Kamis (2/11).
Langkah pertama adalah memberikan kredit mudah tanpa bunga. Hal ini dinilai bakal membantu pengusaha-pengusaha rintisan.
"Itu bisa menjadi bagian dari tanggung jawab pemerintah tahap awal untuk memajukan itu. Kredit yang minimal kalau tidak tanpa bunga minimal aksesnya yang cepat tanpa agunan," ujar Cak Imin.
Kedua, Ketua Umum PKB ini menawarkan kesempatan pengusaha baru untuk menjalankan projek yang sebanyak-banyaknya.
"Yang kedua, akses kesempatan kepada projek-projek yang dibuka sebanyak-banyaknya untuk para pengusaha baru. Pengusaha muda terutama," jelas Cak Imin.
Ketiga, mendorong peningkatan kemampuan keterampilan anak muda. Cak Imin ingin kewirausahaan menjadi bagian kurikulum di pendidikan tingkat SMA dan S1.
"Kemampuan kewirausahaan atau enterpreneurship wajib menjadi bagian dari kurikulum di S1. Syukur-syukur di SMA, tapi S1 bisa dimulai dari menyiapkan kapasitas dan kapabilitas enterpreneur," jelasnya.
Dengan kebijakan tersebut, Cak Imin yakin akan bisa menambah lapangan pekerjaan. Ia percaya cara ini bisa membuka 15 juta tenaga kerja baru.
"Dengan menumbuhkan kapasitas bisnis atau pelaku baru ekonomi akan merekrut jumlah tenaga kerja dalam waktu singkat Insya Allah 15 juta tenaga kerja baru akan direkrut terutama disediakan untuk kaum muda. Karena itu lapangan kerja baru harus dibuka oleh pemerintahan baru nanti minimal setahun 15 juta," ujar Cak Imin.
Sementara itu, Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sudah punya strategi untuk menjawab tantangan lapangan kerja bagi Gen Z.
Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran Saleh Partaonan Daulay mengatakan, pengembangan kualitas diri Gen Z dimulai dari pembinaan akhlak individual, komunal dan sosial. Dia berkata, hal ini penting agar mereka tidak tergerus secara akhlak maupun moral terhadap hal-hal yang tidak baik.
Berikutnya, generasi Z disiapkan menjadi pembawa perubahan yang mampu menciptakan industri kreatif di Indonesia. Sehingga, bisa membuka lapangan kerja yang luas agar setelah tamat kuliah bisa berdikari dan tidak sulit mencari pekerjaan.
"Maka dari TKN KIM tentu akan mengupayakan industri kreatif itu akan dikembangkan, kemarin kan Gibran juga ngomong akan ada perhatian khusus terhadap generasi Z dan bagaimana mengembangkan potensi mereka, salah satu contoh yang pernah disebut adalah pengembangan salah satu start up itu kan juga sudah diungkapkan," tuturnya, Senin (6/11).
Saleh mencontohkan anak-anak kreatif generasi Z yang ternyata tanpa industri besar justru menjadi pengusaha besar, maupun influencer yang terkenal.
"Dulu contoh sederhana itu Atta Halilintar enggak ada apa apanya tapi karena dia sangat kreatif bisa seperti sekarang," ujarnya.
"Ya itu seperti itu misalnya arah arah dari pengembangan dari kualitas individu generasi Z ya," sambungnya.
Saleh punya pemikiran lain apakah pengurangan rekrutmen dari tenaga asing bisa menjadi cara agar lapangan pekerjaan Gen Z tidak tergerus. Menurutnya, permasalahan sebenarnya adalah soal impor produk.
Dia menyebut, Indonesia memang bisa membatasi orang asing datang ke Indonesia. Namun, tidak bisa serta merta membatasi barang-barang asing masuk ke Indonesia di tengah pesatnya teknologi digital.
"Nah sekarang bagaimana caranya agar barang barang kita itu bisa juga dijual ke luar negeri, misalnya ada barang kita yang diproduksi generasi Z dijual ke China, kalau bisa dijual ke China kan itu penduduknya lebih dari 1,2-1,4 miliar orang, itu pasti barangnya banyak laku dan mendatangkan keuntungan," tuturnya.
"Itu yang saya kira perlu diubah mindset kita di mana produk kita bisa bersaing di pentas global, jadi tidak hanya dijual di pasar pasar tradisional," sambungnya.
Lebih lanjut, cara KIM untuk membentuk generasi Z yang unggul dan siap kerja dengan pendidikan vokasional. Artinya, pendidikan tidak hanya berorientasi murni akademis tetapi aplikatif.
"ini harus diubah mindsetnya lebih pada ilmu-ilmu aplikasi yang diterapkan secara langsung sehingga mereka pure kalau tamat (kuliah), (bisa) bersaing gitu," ucapnya.
Saleh menjelaskan, untuk melakukan pendidikan vokasional itu maka harus menciptakan balai-balai pelatihan kerja sebanyak-banyaknya oleh pemerintah maupun dunia usaha. Menurutnya, ada banyak perusahaan membutuhkan pegawai dengan meminta melalui pendidikan vokasional.
"Ada juga yang saya kirim ke Barista sekarang sudah punya kedai kopi sendiri atau kafe sendiri alhamdulillah saya sudah datang ke tempatnya, ada juga yang saya sudah kirim ke bengkel malah ada yang sudah diterima ke Mercedes-Benz, dan banyak jadi ini contoh contoh yang sudah kita lakukan, bukan hanya teori," kata Saleh.
"Karena sudah berhasil maka ini akan berhasil lagi di masa depan kalau dilaksanakan lebih terukur tertib dan juga dimodali dengan anggaran yang cukup," papar Saleh.
Kubu Capres Ganjar Pranowo juga telah menyiapkan sejumlah program untuk menjawab keresahan anak muda terhadap lapangan kerja. Ketua TPN Ganjar-Mahfud MD Arsjad Rasjid membeberkan 3 jurus jitu menyelesaikan tantangan tersebut. Di antaranya menyediakan lapangan pekerjaan, menstabilitaskan harga dan menaikkan pendapatan masyarakat.
"Makanya kita yang memastikan indonesia unggul kalo indonesia unggul baru indonesia bisa menjadi negara maju," ungkap Arsjad kepada merdeka.com, Senin (6/11).
Untuk merealisasikan program itu, langkah awalnya adalah meningkatkan SDM Indonesia. Arsjad menjelaskan, peningkatan SDM paling dasar dilakukan dengan 12 tahun wajib belajar hingga
"Jadi guru oke loh asik loh hebat loh kalau enggak gitu gaakan ada yang mau jadi guru," tegas Arsjad.
Selain SDM, Ganjar-Mahfud juga bakal membenahi soal regulasi yang menjadi kunci investasi. "Karena kepastian hukum kedepannya penting sekali, karna itu lebih banyak menjemput investasi, akan membuka lapangan pekerjaan itu," ungkap dia.
Ganjar Pranowo-Mahfud MD berjanji membuka semakin banyak lapangan pekerjaan baru. Hal itu penting untuk membawa Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju.
Ganjar-Mahfud berkomitmen menghasilkan 17 juta lapangan pekerjaan baru pada 2025-2029. Hal itu tercatat dalam dokumen Visi dan Misi Ganjar Pranowo & Mahfud MD Menuju Indonesia Unggul.
Janji itu mencakup salah satu dari delapan misi keduanya yang terkait dengan sektor pendidikan. Ganjar-Mahfud bertekad memastikan penyerapan tenaga kerja yang baru setiap tahun, dengan tujuan mengurangi angka pengangguran hingga mencapai tingkat yang optimal.
Untuk mewujudkan itu, perlu langkah serius dalam meningkatkan sektor pendidikan, pelatihan, investasi di sektor yang menciptakan pekerjaan, serta mengembangkan industri, dan jasa.
Pendekatan yang melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat secara inklusif sangat krusial untuk menciptakan peluang kerja yang lebih baik di seluruh negara.
Ganjar-Mahfud juga berencana membentuk lingkungan usaha yang mendukung pertumbuhan usaha ultra mikro dan UMKM, serta usaha yang dapat berkembang secara berkelanjutan.
Kepala Kantor Staf Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Regi Wahyu mengatakan, soal penciptaan lapangan pekerjaan baru menjadi penekanan penting bagi Ganjar-Mahfud dan tim pemenangan.
"Karena kami sadar masyarakat dengan keadaan seperti ini bagaimana bisa terjadi akselerasi pendapatan dari negara berkembang jadi negara maju. Tentu membutuhkan banyak sekali pembukaan lapangan pekerjaan," kata Regi, Kamis (2/11).