Amunisi baru Hasto 'tembak' Samad dari DPR
Hasto mengaku menangkap kekecewaan Abraham ketika gagal menjadi cawapres.
Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dimintai keterangan oleh Komisi III terkait tuduhan manuver politik Ketua KPK Abraham Samad. Tudingan Hasto pertama kali saat dia menggelar jumpa pers dibekas posko kemenangan Jokowi-Jusuf Kalla di Jalan Cemara, Jakarta Pusat.
Saat itu, Plt Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membeberkan pertemuan-pertemuan rahasia Ketua KPK Abraham Samad dengan petinggi PDIP dan NasDem. Hal ini dilakukan sebelum pemilihan umum presiden.
"Kepada bapak Abraham Samad yang memimpin institusi begitu besar dan dipercaya publik, kami harapkan berani mengakui pertemuan yang banyak dilakukan sekurang-kurangnya dengan para petinggi kedua partai PDIP dan Partai NasDem," ujar Hasto saat itu.
Hasto juga mengaku mendapat perintah untuk menemui Ketua KPK Abraham Samad. Dalam pertemuan itu Abraham diberitahu gagal mendampingi calon presiden Joko Widodo di Pilpres.
Menurut Hasto, saat hal tersebut disampaikan justru Abraham sudah mengetahui karena telah melakukan penyadapan. Saat itu Abraham pun terang-terangan menyebut nama seorang polisi bintang tiga.
"Ya, saya tahu, karena saya sudah melakukan penyadapan. Bahwa saya tahu yang menyebabkan kegagalan saya ini adalah bapak Budi Gunawan," kata Hasto.
Hasto menegaskan ada saksi lain dalam pertemuan rahasia tersebut. Hasto mengaku menangkap kekecewaan Abraham ketika gagal menjadi cawapres.
"Kemudian saya pancing lebih lanjut, bahwa seolah-olah saya berempati. Karena situasi saat itu seperti itu. Ada ungkapan yang bernada kecewa maka saya berempati," tuturnya.
Kini Hasto mempunyai amunisi baru untuk 'tembak' Samad. Berikut amunisi Hasto saat di DPR seperti dirangkum merdeka.com:
-
Bagaimana Effendi Simbolon menunjukkan kesetiaannya terhadap PDIP? Effendi di hadapan Hasto dan dewan kehormatan PDIP menyatakan tegak lurus dengan arahan partai.
-
Kenapa keenam Caleg terpilih PDIP diminta mundur? Adapun penyebab keenam caleg terpilih itu diminta mundur karena terkena sistem Komandante, rata-rata mereka (para caleg) sudah membuat surat pengunduran diri ketika sebelum waktu pencoblosan.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Apa yang dikatakan Anang Hermansyah tentang bergabungnya ia dengan PDIP? Mendapat pujian seperti itu, suami Ashanty tidak mempermasalahkan akan berjuang bersama Krisdayanti di masa yang akan datang. "Baiklah, nggak masalah," kata Anang Hermansyah di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan, pada Minggu (10/9/2023).
-
Di mana Rakernas PDIP diadakan? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Mengapa Anang Hermansyah bergabung dengan PDIP? Krisdayanti merespons dengan positif keputusan mantan suaminya untuk bergabung dengan PDIP dan mencalonkan diri di Pemilu 2024. Menurutnya, partai memerlukan figur berpengalaman seperti Anang untuk memenangkan satu kursi di DPR-RI.
Hasto: Abraham Samad ngaku ringankan hukuman kader PDIP
Menurut Hasto, dalam pertemuan awal, Samad mengaku ikut berjasa meringankan hukuman kader PDI Perjuangan. "Katanya kader kami hukumannya ringan karena bantuan beliau ( Abraham Samad)," kata Hasto tanpa menyebut siapa kader yang dimaksud di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (4/2).
Hasto mengatakan, pernyataan Samad tersebut kemudian diikuti dengan keinginan Ketua KPK itu menjadi calon wakil presiden pendamping Joko Widodo (Jokowi).
"Ada niatan untuk membantu kasus hukum dan niatan untuk menjadi cawapres," kata Hasto.
Hasto menambahkan, dalam pertemuan pertama di apartemen The Capital Residence, turut hadir dalam pertemuan Tjahjo Kumolo, bekas Sekjen PDIP yang kini menjabat Mendagri. Namun, kata Hasto, pembahasan baru intens pada pertemuan kedua sampai kelima.
Hasto tunjukkan foto Andi Widjajanto di rumah Samad
Hasto menunjukkan beberapa foto yang dia klaim sebagai bukti Samad ngebet ingin jadi cawapres pendamping Joko Widodo (Jokowi). Salah satu foto yang ditunjukkan Hasto ada foto Seskab Andi Widjajanto bersama istri Abraham Samad.
Dalam Foto tersebut, terlihat Andi sedang duduk di sebelah kiri dan ada istri Samad serta satu orang wanita lagi. Saat itu, Andi merupakan deputi tim transisi Jokowi-Jusuf Kalla.
"Ini foto Andi Widjajanto bersama istri Abraham Samad. Pertemuan dilakukan di rumah Abraham Samad, pada pertemuan kelima" kata Hasto di hadapan Komisi III, Rabu (4/2).
Hasto kembali menegaskan kalau pertemuan itu memang benar terjadi. Hasto menyebut, Samad mengaku membantu meringankan hukuman kader PDIP, dan di sisi lain dia berniat menjadi cawapres Jokowi. "Ada motif pribadi," kata Hasto.
Hasto tantang Samad lakukan tes kebohongan
Hasto membantah pihaknya yang berinisiatif mendekati Ketua KPK Abraham Samad jelang Pilpres 2014 lalu. Dia juga menegaskan, lobi politik yang terjadi antara PDIP dan Abraham Samad bukan untuk menaikkan elektabilitas Jokowi yang saat itu menjadi capres.
"Tidak ada menaikkan elektabilitas karena elektabilitas kami sudah naik. Elektabilitas diperoleh dengan kerja konkret di masyarakat," kata Hasto di Gedung DPR Senayan Jakarta, Rabu (4/2).
Menurut dia, pertemuan dengan Samad melalui dua orang mediator. Dia mengklaim memiliki bukti-bukti kaut atas pertemuan itu.
"Ini dimulai oleh Pak AS dengan penghubungnya berinisial D1 dan D2. Kami siap membawa bukti-bukti yang diperlukan," terang dia.
Selain itu, dia juga mengusulkan tes kebohongan. Hal itu guna memperjelas kasus lobi politik ini.
"Di dalam pemeriksaan saya sebagai saksi mengusulkan diadakan tes kebohongan. Karena apa yang saya sampaikan dampaknya ketegangan antara KPK, Polri, DPR, dan Presiden," pungkas dia.