Analisa di balik gagalnya lobi PDIP usung Ridwan Kamil
Analisa di balik gagalnya lobi PDIP usung Ridwan Kamil. Pengamat politik dari Universitas Padjajaran Bandung, Firman Manan menganalisa, gagalnya PDIP dan Ridwan Kamil bersatu karena keduanya memiliki kepentingan yang berbeda. Sehingga akhirnya tak bisa bersama bertarung di Pilgub Jabar.
Usai rapat di kediaman Ketum Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, 5 Januari lalu, PDIP memutuskan untuk bergabung dengan koalisi pendukung Ridwan Kamil di Pilgub Jawa Barat. Namun hanya selang satu hari, Sabtu malam PDIP memutuskan mengalihkan dukungan kepada TB Hasanuddin dan Anton Charliyan.
Pengamat politik dari Universitas Padjajaran Bandung, Firman Manan menganalisa, gagalnya PDIP dan Ridwan Kamil bersatu karena keduanya memiliki kepentingan yang berbeda. Sehingga akhirnya tak bisa bersama bertarung di Pilgub Jabar.
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Kenapa PKB ingin membentuk poros yang berbeda dari Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Ia mengatakan bahwa perbedaan poros sangat dibutuhkan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini agar publik memiliki banyak pilihan."Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya," ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6)
-
Apa komitmen PKB terkait Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Apa harapan Ridwan Kamil terkait hasil Pilpres? Saya sebagai ketua TKD Jabar kalau ternyata bisa bagus suara 02 satu putaran, kalau tidak tentu masih ada proses sampai Juni
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
Firman melihat bahwa Ridwan Kamil hanya menjadikan PDIP sebagai opsi kedua. Pria yang akrab disapa Emil itu diyakini akan maju lewat PDIP jika partai koalisinya yakni NasDem, Hanura, PPP dan PKB tak mencapai sepakat soal calon wakilnya.
"Itu terjadi di saat Golkar keluar, Kang Emil sulit mencari cawagub, PPP ingin Uu Ruzhanul, tapi PKB tidak mau, nah PPP akan keluar jika tidak Uu. Kang Emil dalam posisi sulit, dia tidak bisa running, sehingga cari alternatif tentu yang paling realistis adalah PDIP, karena bisa maju sendiri," kata Firman saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (8/1).
Firman melihat, PDIP juga punya kepentingan untuk mengusung Ridwan Kamil. Sebab, di Jawa Barat, PDIP sudah berkali-kali kalah, di samping itu juga partai besutan Megawati Soekarnoputri ini tidak memiliki kader yang memiliki elektabilitas tinggi. Sayang, niatan PDIP usung Emil gagal karena partai koalisi sepakat dengan nama Uu Ruzhanul.
"Akhirnya di menit terakhir mencapai kesepakatan antara PPP, PKB, NasDem dan Hanura untuk mencawagubkan Pak Uu, selesai sudah, tidak ada lagi kepentingan untuk bergabung dengan PDIP karena sudah dapat pasangan calon. Koalisinya sudah memenuhi persyaratan," kata Firman.
Di samping itu, PDIP juga tidak mau hanya mendukung pasangan Emil-Uu tanpa memajukan kadernya sebagai cagub ataupun cawagub. Oleh sebab itu, Firman mengatakan, PDIP akhirnya maju sendiri tanpa rekan koalisi di Pilgub Jabar.
"Ini soal psikologis partai, marwah partai, PDIP masa bisa maju sendiri tapi cuma jadi partai pendukung," kata Firman.
Oleh karena itu, kata Firman, akhirnya antara Emil dan PDIP tidak jadi bersatu. Bahkan menurut dia, Emil lebih memilih partai koalisinya ketimbang PDIP.
"Bagi Kang Emil, pilihan maju lewat PDIP bukan prioritas, yang utama adalah lewat NasDem, PKB, PPP dan Hanura," kata dia.
Persoalan lain yakni mengenai deal politik antara Emil dan PDIP. Salah satunya terkait dengan nama wakil yang diajukan PDIP adalah mantan Kapolda Jabar Anton Charliyan. Menurut dia, Emil berhitung jika maju diduetkan dengan Anton Charliyan.
Firman menjelaskan, karakter pemilih di Jabar adalah tradisional dan religius. Dengan kata lain, popularitas dan tingkat keislaman akan sangat berpengaruh terhadap pilihan warga Jawa Barat di Pilgub nantinya.
"Jadi faktor penentu kalau bicara karakter pemilih religius bagaimana Pak Uu punya nilai plus dibandingkan siapapun, bukan hanya Pak Anton yang jadi kandidat, kita tidak melihat ada yang bisa memunculkan citra Islam. Persoalannya Kang Emil lebih dipersepsikan sebagai figur nasional, nah tindakan tertentu perlu didampingi Cawagub yang merepresntasikan religius, itu ada pada Pak Uu," kata Firman.
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menceritakan kenapa PDIP akhirnya memilih mengusung nama sendiri di Pilgub Jawa Barat. Kala itu saat menghadiri pernikahan anak Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Hasto bercerita bertemu Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Romi) dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak imin.
"Di situ meja bundar bersama mas Romi, ada Cak Imin kemudian ada aspirasi dari beliau-beliau bagaimana di Jawa Barat, PPP mengusung Pak Uu Ruzhanul Ulum untuk diusung untuk mendampingi Ridwal Kamil," kata Hasto usai pengumuman calon pasangan 6 provinsi di DPP PDIP Lenteng Agung, Minggu (7/1).
Lanjutnya, di meja bundar itulah terdapat diskusi yang menyatakan Ridwan Kamil akan berpasangan bersama dengan Uu Ruzhanul Ulum maju di Pilgub Jabar.
"Di situlah kita bermusyawarah. Mak kemudian ada proses yang berlangsung sebelumnya cukup panjang antara RK dengan pak UU, maka disepakati bersama antara PPP bahwa pak UU diusung sebagai calon wagub dari RK," jelasnya.
Baca juga:
Pemilih Jabar tradisional dan religius, siapa Cagub paling berpeluang?
Kronologi PDIP akhirnya batal dukung Ridwan Kamil
Sempat tertunda, PKB beri SK dukungan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul siang ini
Cak Imin legowo Uu jadi cawagub agar Emil tak gagal nyagub
Gerindra gelar rapat terkait Pilgub Jabar, Sudrajat-Syaikhu hadir
PKB tunda berikan surat rekomendasi ke Ridwan Kamil-Uu
Ridwan Kamil tunjuk langsung Uu jadi pendampingnya di Pilgub Jabar