Analisa Sudrajat bakal keok di Pilgub Jabar meski diusung PKS dan Gerindra
Koalisi Gerindra dan PKS sulit mereplikasi kemenangan Pilgub DKI Jakarta di Pilgub Jawa Barat. PKS yang dua periode menguasai Pilgub Jawa Barat, diprediksi bakal keok pada Pilkada 2018.
Koalisi Gerindra dan PKS sulit mereplikasi kemenangan Pilgub DKI Jakarta di Pilgub Jawa Barat. PKS yang dua periode menguasai Pilgub Jawa Barat, diprediksi bakal keok pada Pilkada 2018.
Pasangan calon gubernur yang mereka usung, Sudrajat-Ahmad Syaikhu, selalu menempati urutan terbawah dalam sejumlah survei. Survei lima hari menjelang pencoblosan oleh Poltracking menunjukkan elektabilitas pasangan 'Asyik' hanya mampu bertahan di angka 10,7 persen.
-
Apa komitmen PKB terkait Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Kenapa PKB ingin membentuk poros yang berbeda dari Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Ia mengatakan bahwa perbedaan poros sangat dibutuhkan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini agar publik memiliki banyak pilihan."Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya," ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6)
-
Siapa yang menyatakan bahwa PKB akan membentuk poros di luar Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Apa yang dimaksud dengan Hizib Sulaiman Penakluk Jin? Hizib adalah kumpulan doa dan wirid yang berasal dari Al-Qur’an atau hadits, yang digunakan untuk memohon pertolongan kepada Allah dalam menghadapi masalah lahir dan batin, baik dalam urusan dunia maupun akhirat.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan, meski PKS memiliki mesin politik yang kuat di Jawa Barat, sulit jika tidak ditunjang dengan tokoh yang memumpuni. Sudrajat dinilai sebagai cagub yang tidak menjual.
"Kita mengakui PKS itu punya mesin yang kuat di Jawa Barat, tetapi di saat yang sama figurnya harus objektif, saya katakan tidak begitu kuat menjual, pak Sudrajat muncul belakangan. Beda ceritanya misalnya figur yang populer kalau kita lihat Ahmad Heryawan bahwa mesin PKS pada 5 tahun yang lalu berpasangan dengan Deddy Mizwar yang populer dia bisa melengkapi," ujar Hanta di Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (22/6).
Hanta menilai, bakal beda ceritanya jika sejak awal Gerindra dan PKS mengusung Deddy Mizwar dengan Ahmad Syaikhu. "Kalau Deddy Mizwar berpasangan dengan Syaikhu mungkin bisa sangat kuat karena ada kombinasi figur yang kuat dengan mesin politik yang kuat," imbuhnya.
Cara kemenangan dengan menggunakan isu agama dinilai sulit diterapkan di Jawa Barat, seperti di DKI Jakarta. Padahal pemilih non rasional di Jawa Barat tergolong tinggi dengan alasan memilih berdasarkan agama sampai 30 persen.
Bedanya di Jawa Barat tidak terjadi perpecahan antar dua golongan yang kontras. Calon yang diasosiasikan dengan umat tidak hanya Sudrajat-Syaikhu yang diusung Gerindra dan PKS. Tapi cagub lain, Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar juga dipilih oleh golongan Islam.
"Deddy Mizwar juga dipersepsikan cukup bagian dari kelompok itu, kelompok Islam katakanlah, ada Ridwan Kamil juga dan seterusnya itu tidak terbelah. Kalau dia terbelah seperti Jakarta itu berpotensi, sementara di Jawa Barat ternyata tidak," kata Hanta.
Dengan alasan itu, mereplikasi kemenangab Pilgub DKI di Jawa Barat dinilai sebagai strategi yang keliru. "Kalau ada kelompok koalisi menggunakan strategi menduplikasi strategi di DKI keliru di Jawa Barat. Kenapa keliru? Peta politik yang berbeda karena figur-figur yaitu terpecah tidak tidak tidak hitam putih, tidak berdiri pada posisi politik yang berdiameter tegas seperti DKI, jadi sulit dimainkan," tukasnya.
Baca juga:
Ridwan Kamil yakin 10% swing voters pilih Rindu di Pilgub Jabar
Kampanye akbar di Bogor, Dedi Mulyadi bilang 'kita sudah menang'
Kampanye akbar Hasanah, puluhan ribu pendukung 'merahkan' Karawang
Jokowi KW meriahkan kampanye akbar Rindu di Lapangan Tegalega Bandung
Survei Poltracking: Pilgub Jabar, Rindu 42 persen, Duo DM 35,8 persen
SBY hingga Ical bakal hadiri kampanye akbar Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi di Bogor
Emil puji Uu saat debat: Performanya 'cetar', meski deg-degan ternyata mantap