Anies Klaim Tak Pernah Pakai Buzzer: Kalau Pakai, Tidak Babak Belur Begini
Anies berkomitmen untuk sama sekali tidak menggunakan buzzer.
Anies mengatakan, buzzer hanya akan merusak.
Anies Klaim Tak Pernah Pakai Buzzer: Kalau Pakai, Tidak Babak Belur Begini
Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan mengklaim tidak pernah menggunakan buzzer atau pendengung selama menjadi gubernur DKI Jakarta atau mengikuti pemilu.
Kata dia, kalau pakai buzzer, tidak babak belur dihajar siapapun.
"Kalau pertanyaannya apakah kemarin pakai buzzer? Kalau pakai buzzer enggak babak belur begini, kan justru kita apa adanya, enggak pakai buzzer, maka natural," kata Anies dalam acara PWI di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Jumat (1/12).
- Bikin Takut, Timnas AMIN Janji: Kita Tak Akan Pakai Buzzer
- Anies Baswedan Klaim Dirinya Tidak Pernah Memakai Buzzer Saat Menjabat Sebagai Gubernur DKI Jakarta
- Disebut Buzzer oleh Cak Imin, Ini Reaksi Menag Yaqut
- Dituding Sewa Buzzer untuk Jodohkan Thariq dengan Aaliyah, Ini Jawaban Menohok Atta Halilintar
Anies berkomitmen untuk sama sekali tidak menggunakan buzzer. Menurutnya, buzzer hanya akan merusak.
"Dan selalu bilang begini berikan saya umur panjang sehingga pemutarbalikan kenyataan lewat mesin yang dahsyat ini semoga bisa dijawab dengan kenyataan. Bukan pertanyaan lagi. Itu kami enggak pakai buzzer ketika bertugas di Jakarta. Kami ke depan Insya Allah tidak akan pakai karena itu merusak sekali, solusinya harus diomongin dengan teman-teman semua sama mereka yang bergerak di media,"
tegasnya.
merdeka.com
Anies menilai tidak memerlukan buzzer karena ingin menjaga kebebasan berekspresi. Dia mengatakan, jangan sampai dunia informasi diisi post truth. Dunia informasi harus diisi dengan kebenaran yang nyata.
"Karena satu sisi kita ingin menjaga kebebasan berekspresi. Itu jangan sampai hilang. Di sisi lain kita ingin ada dunia informasi yang tidak diisi dengan post truth approach. Tapi the truth,"
tegasnya.
merdeka.com
Anies mengatakan, ia menemukan banyak pribadi yang menyampaikan pandangan secara objektif. Dulu mereka mengkritiknya, kini melihat kenyataan san bicara apa adanya.
"Kira-kira kita ingin mencari keseimbangan. Tapi saya sendiri tidak pernah menggunakan buzzer. Kami malah menemukan pribadi pribadi objektif yang dulunya mengambil posisi mengkritik dan bersebrangan kemudian mereka melihat kenyataan dan secara objektif menyampaikan apa adanya,"
pungkasnya.
merdeka.com