Banyak Petugas KPPS Meninggal, Eks Petinggi KPU Nilai Perencanaan Pemilu Buruk
"Coba sekarang ini dengan banyak yang meninggal kemudian ada hitung-hitungan yang salah input, itu menunjukkan tidak well organized penyelenggaraan pemilu kita," kata Djohan.
Mantan Kabiro Humas Komisi Pemilihan Umum (KPU) 1999 Djohermansyah Djohan sangat prihatin dengan masalah Pemilu Serentak 2019 kali ini. Terlebih, ratusan petugas KPPS meninggal karena kelelahan. Menurutnya, perencanaan penyelenggara pemilu saat ini tidak baik.
Hal itu disampaikan Djohan saat diskusi bertema 'Setelah Pemilu Serentak' di Gado-gado Boplo Resto, Jalan Cikini Raya 111, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (27/4).
-
Apa tugas utama KPPS dalam Pemilu? Tugas utama KPPS meliputi persiapan ruang pemungutan suara hingga pelaporan hasil pemungutan suara.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa tugas utama KPU dalam menyelenggarakan pemilu? Tugas utama KPU adalah mengatur, melaksanakan, dan mengawasi seluruh tahapan pemilihan umum, mulai dari pemilu legislatif, pemilu presiden, hingga pemilihan kepala daerah.
-
Apa bentuk khas Kue Petulo Kembang? Kue petulo kembang ini terbilang unik karena bentuknya seperti mi gulung yang memiliki beragam warna.
-
Di mana PTPS bertugas selama Pemilu? PTPS adalah individu yang bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) selama proses pemilihan umum berlangsung.
"Coba sekarang ini dengan banyak yang meninggal kemudian ada hitung-hitungan yang salah input, itu menunjukkan tidak well organized penyelenggaraan pemilu kita," kata Djohan.
Maka dari itu, menurutnya, perlu ada penataan ulang sistem recruitment, sistem electoral management dan sistem election secara matang. Jika tidak, Djohan khawatir, pemilu selanjutnya bisa lebih parah.
"Apalagi ke depan nanti 2024 mau disatuin, pileg pilpres April jadi satu kemudian November 2024 (Pilkada) gubernur bupati walikota jadi satu. Wah itu yang (meninggal) mungkin bisa ribuan. Jadi harus kita betulin," ucapnya.
"Yang agak paling serius itu kan korban yang sangat banyak ya petugas pelaksana pemilu kita. Untuk pemilu yang di negara demokrasi yang sehat yang penyelenggaraannya profesional berintegritas kan itu sekecil apapun enggak boleh ada korban dan enggak boleh ada kecurangan. Sekecil apapun," tambahnya.
Menurutnya, membenahi sistem pemilu perlu dilakukan secepatnya. Djohan ingin sistem pemilu mulai dibenahi pada awal tahun 2020. Setelah pemerintahan baru terpilih dan DPR RI sudah mulai membuat agenda, sehingga 2021 bisa lahir aturan baru yang lebih baik.
"Sehingga 2021 sudah jadi itu semua. Jangan kayak kemarin itu 2017 baru UU-nya selesai. Nah itu kemudian tinggal 2 tahun mati itu," ujarnya.
Djohan juga mendorong publik untuk mendesak pemerintah melahirkan pemilu yang lebih baik. Tujuannya, agar tidak muncul kasus yang lebih parah di Pemilu 2024.
"Kalau itu tidak dirancang dari sekarang, kita bisa perkirakan bisa ribuan orang yang meninggal dan orang gak mau lagi nanti jadi KPPS," tandasnya.
Baca juga:
Bawaslu Sebut Jumlah Pengawas Pemilu Meninggal Bertambah Jadi 55 Orang
Banyak Petugas Meninggal, Politisi PDIP Singgung MK Kabulkan Uji Materi UU Pemilu
Petugas KPPS Meninggal Dunia di Solo Kembali Bertambah Menjadi 3 Orang
Data KPU: Jumlah KPPS Meninggal 230 Orang, Sakit Sebanyak 1.901 Orang
KPU Tuban Catat 2 Petugas KPPS Meninggal, 13 Orang Sakit karena Kelelahan