Berebut Kursi Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024
PKB menyebut, jika cawapres menjadi faktor penentu pendongkrak elektabilitas capres.
Prabowo masih tertutup terkait nama cawapresnya
Berebut Kursi Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024
Berbagai nama muncul dalam bursa cawapres Prabowo yakni, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Menteri BUMN Erick Thohir, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, hingga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Posisi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto, sampai saat ini belum diputuskan.
- TKN Diisi Tokoh Penting, Prabowo-Gibran Dapat Modal Besar di Pilpres 2024
- SEMENIT PAHAM: Elektabilitas 3 Cawapres Terbaru, Siapa Bikin Untung dan Buntung Capresnya?
- PKB: Enggak Butuh 11 Bulan Putuskan Cawapres Kalau Koalisi dengan PDIP, Cukup 12 Hari
- Kunci Cawapres Prabowo, PKB Tawarkan 'Power Sharing' Lain untuk Golkar-PAN
Wasekjen PKB Syaiful Huda mengingatkan syarat utama bagi Golkar dan PAN jika ingin masuk dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Dia mengatakan posisi cawapres Prabowo hanya Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
"Ya kira-kira begitu (cawapres Cak Imin). Jadi kalau mau jalan sendiri sebagai sesama partai ya, oke tapi kalau mau gabung ya dengan catatan tadi,"
Wasekjen PKB Syaiful Huda
Dia mengungkapkan, sebenarnya kerja sama Gerindra, Golkar dan PAN sudah pernah terjalin dan akan memudahkan lobi politik. Namun, dia tetap berharap posisi Cak Imin tidak digeser.
"Golkar PAN gabung ke kami itu bagi Gerindra reuni itu, karena kan dua kali putaran (pilpres) barang terus,"
Wasekjen PKB Syaiful Huda
Kendati demikian, menurutnya, hingga kini dinamika koalisi masih dinamis. Apalagi, elektabilitas capres belum ada yang mencapai 40 persen.
"Kalau elektabilitas capres ini belum ada yang menyentuh angka 40 persen saja belum, apalagi 50 persen lebih 51 persen,"
Wasekjen PKB Syaiful Huda
Oleh karena itu, Huda menyebut, jika cawapres menjadi faktor penentu pendongkrak elektabilitas capres.
"Artinya apa? Artinya publik masih dinamis melihat figur-figur tiga orang ini, dia masih bisa berpotensi untuk beralih ketika salah menentukan calonnya. Nah, dalam situasi elektabilitas capres belum mencapai angka Aman 51 persen inilah penentunya adalah cawapres," imbuh Huda.