Budi Waseso tolak pinangan Gerindra untuk maju di Pilgub DKI
Budi Waseso sendiri menyatakan ingin fokus menyandang jabatannya sebagai Kepala BNN.
Partai Gerindra menyatakan ketertarikannya mengusung Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso dalam helatan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017. Namun, keinginan partai besutan Prabowo Subianto tersebut sepertinya sia-sia.
Budi Waseso sendiri menyatakan ingin fokus menyandang jabatannya sebagai Kepala BNN. Terlebih, ia mengaku Partai Gerindra belum sekalipun menjalin komunikasi untuk penjajakan membahas Pilgub DKI.
"Saya belum ada komunikasi apapun ya, karena bagaimanapun saya sekarang masih kepala BNN. Dan kegiatan-kegiatan saya itu kan kalau di luar dari kepentingan BNN harus seizin bapak Presiden. Saat ini belum ada yang mendekati," kata Budi Waseso di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/7).
Budi menyatakan bahwa dirinya tak kenal dengan Politikus Gerindra Sandiaga Uno yang ingin dipasangkan dengannya di Pilgub DKI. "Saya malah belum kenal. Tapi kalau dipasang-pasangkan namanya orang berharap kan boleh lah," ujarnya.
Nama Budi Waseso pertama kali dimunculkan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Dia langsung memasangkan nama Budi Waseso dan Sandiaga Uno menjadi cagub dan cawagub di Pilgub DKI Jakarta.
Dasco menilai Budi Waseso memiliki sikap tegas dan mempunyai pengalaman sehingga sangat layak untuk memimpin ibu kota.
Baca juga:
Gerindra: Ahok bukan sosok yang tidak terkalahkan
Golkar makin mantap bawa Ahok menang di Pilgub DKI
Bertemu Sekjen Golkar, Ahok bahas atasi serangan SARA saat Pilgub
Ahok diam-diam bahas strategi hadapi Pilgub dengan Sekjen Golkar
Sandiaga klaim dapat dukungan dari tokoh ulama buat Pilgub DKI
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Kenapa dr. Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Bagaimana Lettu Soejitno gugur? Soejitno mengambil senapan mesin Lewis yang dibawa Harjono dan menembakkannya ke arah musuh di seberang. Nahas, tanpa sepengetahuannya ternyata di wilayah selatan, yakni di Glendeng, Belanda telah memperkuat pertahanan dan mengamankan proses pemasangan jembatan. Soejitno dilempari sebutir granat yang kemudian meledak di dekatnya. Tak hanya itu, mengutip Instagram @tuban_bercerita, peluru juga mengenai badan Soejitno. Ia pun gugur di lokasi perlawanan.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Apa yang dijamin Heru Budi terkait TK Gudang Peluru? "Enggak ada. Dari awal enggak ada niatan itu (gusur)," kata Heru Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, memastikan tidak bakal menggusur Taman Kanak-kanak (TK) Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan karena aktivitas revitalisasi taman di kawasan tersebut.
-
Siapa istri Budi Djiwandono? Pada usia 42 tahun, tepatnya pada 29 Desember 2023, Budi Djiwandono menikahi Milla Gunawan, pasangan hidup yang menjadi pendamping setianya.