Curhat Orang Tua Siswa Disabilitas Depan Ganjar: Jarak Sekolah-Rumah 30 Km, Bayar Ojek Rp75.000 Setiap Hari
Saridah, orang tua yang anaknya bernama Yonata, memiliki keterbatasan dan bersekolah di SLB PGRI Nanggulan Kulonprogo.
Warga mengeluhkan langsung ke Ganjar terkait lokasi rumahnya ke SLB yang berjarak 30 kilometer terlalu jauh dan membuat pengeluarannya terbebani.
- Tak jadi Halangan Raih Cita-Cita, Remaja Disabilitas jadi Siswa Seba Polri Ikuti Latihan Penuh Percaya Diri
- Ini Sosok Anak Perempuan yang Ditolak & Diusir Keluarganya, Kini Tinggal & Diurus Panti ODGJ
- Momen Haru Anak Korban Bom Surabaya Lolos jadi Polwan, Ucap Syukur Sambil Peluk dan Cium Sang Ayah
- Curhat Orang Tua di Garut, Anaknya Dipersulit Masuk SMA Favorit karena Tak Pakai Jalur ‘Sindikat Sekolah’
Curhat Orang Tua Siswa Disabilitas Depan Ganjar, Anaknya Jalan Kaki 30 Km ke Sekolah
Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo, kembali bermalam di rumah warga.
Kali ini, Ganjar menginap di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (28/1).
Ratusan warga Samigaluh dan sekitarnya, menyambut dengan penuh antusias kedatangan Ganjar yang tiba pukul 21.30 WIB. Mereka bertemu dengan Ganjar untuk menyampaikan aspirasinya.
Sebelum bercengkrama dengan warga, Ganjar menyempatkan diri menengok dapur dan berbincang-bincang santai dengan si Mbah pemilik rumah yang akan dia tinggali untuk bermalam.
Terlihat, Ganjar bersenda gurau dengan si Mbah sambil ngeteh bareng di samping tungku kayu bakar yang tengah memasak makanan untuk disajikan kepada Ganjar dan warga sekitar nantinya.
Usai berbincang-bincang dengan si Mbah, Ganjar pun menemui warga yang telah berkumpul di ruang tengah rumah si Mbah. Mereka pun langsung antusias menyambut Ganjar dan ingin menyampaikan aspirasinya.
Salah satunya Saridah, orang tua yang anaknya bernama Yonata, memiliki keterbatasan dan bersekolah di SLB PGRI Nanggulan Kulonprogo.
Dia mengeluhkan langsung ke Ganjar terkait lokasi rumahnya ke SLB yang berjarak 30 kilometer terlalu jauh dan membuat pengeluarannya terbebani.
"Keluh kesahnya ya itu tadi, kalau tidak ada jemputan, kalau tidak ada sepeda motor tidak bisa sekolah karena jauh sekali. Kalau naik ojek Rp75 ribu per hari," kata Saridah.
Dia menceritakan, perekonomian keluarganya pas-pasan dan tidak memiliki kendaraan untuk antar jemput Yonata di sekolahnya. Biaya ojek yang harus dikeluarkan pun semakin membuat ekonominya terhimpit.
Dengan program Ganjar-Mahfud satu keluarga miskin satu sarjana, Saridah mengaku sangat senang dan mendukung program tersebut.
Selain itu, perhatian dan kepedulian Ganjar terhadap anak yang memiliki keterbatasan juga diakuinya sudah terbukti sejak Ganjar menjabat Gubernur Jawa Tengah.
Saridah berharap, anak dengan keterbatasan dan penyandang disabilitas di Indonesia bisa lebih mendapatkan kesetaraan jika Ganjar terpilih jadi Presiden.
"Semoga yang nanti jadi programnya Pak Ganjar bisa terlaksana, bisa menguliahkan, bisa ada yang jadi sarjana itu saya sangat bangga sekali. Semoga apa yang menjadi harapan kawulo alit (rakyat kecil) ini bisa tercapai dan diberkati Tuhan dan Pak Ganjar bisa sukses," ungkap Saridah.
Sementara itu Sunaryo (64) pemilik rumah yang diinapi Ganjar mengaku sangat senang, bersyukur dan tidak menyangka rumahnya bakal menjadi tempat bermalam Ganjar. Dia menilai, Ganjar adalah sosok pemimpin nyata yang sederhana dan merakyat.
"Saya pernah lihat di YouTube dan seterusnya kan santai, ternyata setelah bertemu langsung terbukti bahwa Pak Ganjar orangnya rileks sekali, tanpa sekat. Beliau mencoba mendudukkan diri, bisa menghargai juga orang seperti saya,"
tutur Sunaryo.
merdeka.com
Seperti warga lainnya, dia juga berharap jika Ganjar menjadi Presiden kelak, Indonesia menjadi lebih makmur, aman dan sejahtera dengan program-programnya yang banyak menyentuh dan menyasar rakyat kecil.
"Masyarakat di sini sudah sangat percaya dan menurut saya walaupun tempatnya di daerah pegunungan seperti ini, sudah cukup baik dan bijak untuk bisa memilih wakil rakyat yang bisa kita pilih untuk ke depan, bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk bangsa Indonesia," kata Sunaryo.
Kegiatan pun dilanjutkan dengan makan bersama-sama dengan makanan khas yang disediakan oleh warga setempat. Ganjar dan warga pun makan bersama dengan sesekali diiringi obrolan santai antara Ganjar dengan warga.
Sekitar pukul 23.00 WIB warga pun menyudahi obrolan dengan Ganjar dan kembali ke rumah masing-masing.