'Dana parpol Rp 1 T, sama saja legalkan perampokan uang negara'
Dalam teori kepartaian terjadi di manapun, sejatinya tidak ada partai politik yang dibentuk hanya untuk jadi oposisi.
Pengamat kepartaian Muchtar Effendi Harahap menilai umumnya partai politik yang ada di Indonesia saat ini mendapatkan dana operasionalnya dengan cara ilegal. Hal itu menurutnya menjadi penyebab kenapa wacana mensubsidi parpol sebesar Rp 1 triliun itu menjadi ironis, karena sama saja dengan melegalkan perampokan besar-besaran pada keuangan negara.
"Partai-partai ini mencari dana dengan ilegal, baik dari merampok uang negara, iuran kader, atau bahkan duit ilegal yang parpol bisa dapatkan dari luar, seperti dari korporasi atau pemodal asing yang berkepentingan. Ada memang sebagian yang melakukannya secara legal, tapi sangat kecil persentasenya," kata Effendi dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (18/3).
"Makanya saya nggak setuju jika negara mensubsidi parpol sampai Rp 1 triliun. Itu kan sama saja dengan melegalkan perampokan terhadap uang negara," katanya menambahkan.
Selan itu, Effendi mengatakan, dalam teori kepartaian di manapun, sejatinya tidak ada partai politik yang dibentuk hanya untuk menjadi oposisi dari pemerintahan. Dirinya bahkan membuktikan hal tersebut, dengan fakta bahwa pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SB), PDIP sebenarnya masih tidak utuh berperan sebagai oposisi, karena kepentingannya masih kerap terakomodir di dalam parlemen.
"Semua parpol sejatinya itu pasti akan menghindari oposisi, dan mengutamakan koalisi. Maka menurut saya, KMP itu unik. Karena kalau awalnya mereka menjadi oposisi, dan bisa bertahan tetap sebagai oposisi sampai akhir pemerintahan Jokowi, berarti teori ini harus direduksi. Tapi kan tidak, karena sekarang pun kita lihat bahwa perlahan ada pelunakan dari KMP itu sendiri pada pemerintah," kata Effendi.
"Dan jika kita perhatikan, bahkan saat PDIP jadi oposisi zaman SBY kemarin, sebenarnya saat itu secara politik PDIP juga ikut diuntungkan dari orang-orang mereka di parlemen. Jadi sebenarnya, nggak ada parpol yang dibentuk hanya untuk menjadi oposisi, tanpa sama sekali mencari keuntungan juga dari sikap oposisinya tersebut," pungkasnya.
Baca juga:
Ahok sepakat dana parpol Rp 1 T dengan syarat tertentu
Asal ekonomi baik, Jokowi tak setuju parpol dapat Rp 1 triliun
Dari pada cari uang gak jelas, Emil setuju parpol diberi dana
PPP kubu Romi dukung pemerintah Rp 1 triliun untuk parpol
'Partai politik belum sanggup kelola dana bantuan Rp 1 triliun'
-
Apa yang diharapkan dari Dana Desa di Purwakarta? “Alhamdulillah, dana desa sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Purwakarta, khususnya yang berada di desa. Ini terlihat dari jumlah Desa Mandiri di Purwakarta yang meningkat menjadi 60 desa, dari yang sebelumnya 25 desa. Capaian ini merupakan lompatan yang luar biasa bagi Purwakarta,” ucap Anne.
-
Siapa Danil Sapt? Nama Danil Sapt mungkin sudah tak asing bagi para pengguna TikTok. Pria yang identik dengan rambut keriting ini dikenal piawai dalam merangkai kata-kata motivasi yang diunggah di akun pribadinya.
-
Apa yang dilakukan anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta saat rapat paripurna? Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Cinta Mega kedapatan tengah bermain game slot saat rapat paripurna penyampaian pidato Penjabat (Pj) Gubernur terhadap Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2022 di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis (20/7).
-
Kapan tukang parkir pertama kali muncul di Jakarta? Sejumlah sumber menyebut jika kehadirannya berlangsung pada tahun 1950-an, ketika warga Jakarta mulai mampu membeli kendaraan.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.