Demokrat ketinggalan gerbong, konvensi sia-sia
"Konvensi cuma cocok diterapkan pada negara menganut sistem dua partai seperti di Amerika."
Partai Golkar kemarin secara resmi mendukung pencapresan Joko Widodo ( Jokowi ) maju dalam Pilpres 2014. Dukungan langsung diberikan oleh Ketua Umumnya Aburizal Bakrie kepada Jokowi di Pasar Gembrong, Jakarta Pusat.
Dengan bergabungnya Golkar dalam koalisi yang dipimpin oleh PDIP , nyaris tinggal Demokrat dan Hanura saja yang belum berkoalisi. NasDem, PKB dan Golkar telah menyatakan gabung dengan PDIP . PPP dan PAN juga telah mendukung Prabowo Subianto. Sementara PKS juga hampir memastikan diri gabung dengan Gerindra .
Partai pimpinan SBY tersebut masih berkukuh menunggu hasil konvensi yang konon akan disampaikan pada 15 Mei ini. Entah apakah dalam konvensi tersebut menghasilkan capres atau cawapres, banyak yang menilai langkah Demokrat ini ketinggalan zaman. Di saat yang lain sudah bergabung koalisi, Demokrat malah sibuk ngurus konvensi.
Gak takut ketinggalan gerbong kereta?
"Bagi Partai Demokrat , kalau kami harus bergabung atau koalisi bukan sekadar sekian persen tambah sekian persen jadi usung capres sendiri bukan itu. Bukan juga karena kami takut ketinggalan kereta bukan itu. Partai Demokrat bukan oportunis, bukan kami ketinggalan kereta atau ketinggalan barisan, bukan itu," kata SBY saat debat terakhir capres beberapa waktu lalu.
Sementara menurut Ketua Harian Partai Demokrat , Syarief Hasan , saat ini Demokrat sudah melakukan komunikasi dengan partai lain. Namun dia memastikan partainya tidak meminta-minta.
"Kalau sudah akad nikah baru serius. Kita komunikasi dengan semua," kata Syarief Hasan , beberapa waktu lalu.
Demokrat sejauh ini menurut Syarief juga sudah berkomunikasi dengan PDIP . Namun hasilnya masih belum ada titik temu.
"Enggak pernah minta-minta ke PDIP . Yang penting samakan persepsi. Dengar dari teman-teman yang lain platformnya gimana," ujarnya.
Dengan gabungnya Golkar ke PDIP ini makin menyulitkan Demokrat untuk membangun koalisi baru. Bahkan, bisa jadi Demokrat nantinya cuma bisa mendukung salah satu dari capres yang sudah ada, Jokowi atau Prabowo Subianto.
Keputusan konvensi Demokrat pada 15 Mei lusa hampir dipastikan tidak menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Apalagi nama-nama yang ikut dalam konvensi tersebut tidak memiliki popularitas yang tinggi sebagaimana yang dimiliki Jokowi dan Prabowo.
Dan, konvensi pun ibarat langkah sia-sia yang dilakukan oleh partai penguasa.
"Dari dulu saya sudah bilang, konvensi cuma cocok diterapkan pada negara yang menganut sistem dua partai seperti di Amerika, bukan multipartai seperti di Indonesia," kata Ketua Perludem Didik Supriyanto kemarin.
Baca juga:
Ajak Ical bentuk koalisi baru, SBY beri waktu 4 hari
Ical dukung Sultan HB X jadi capres Partai Demokrat
Gerindra pede koalisi PKS selangkah lagi, Demokrat masih abu-abu
Bertemu satu jam, Ical ditawari SBY opsi koalisi baru
Demokrat: PKS masih percaya dengan SBY
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Siapa yang akan memimpin pertemuan pengurus pusat Partai Demokrat? "ke depan akan ada beberapa pertemuan yang sedang diagendakan oleh Mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) sebagai ketua umum.
-
Mengapa perolehan suara Partai Demokrat merosot di Pemilu 2014? Merosotnya perolehan suara ditengarai karena konflik internal dan beberapa tokoh partai yang terciduk kasus korupsi.
-
Kapan pertemuan pengurus pusat Partai Demokrat akan diadakan? Ini rencananya besok akan diadakan di hari Senin, tanggal 4 September
-
Bagaimana Demokrat akan mendekati partai lain? Selain itu, dia menuturkan bahwa Demokrat membuka komunikasi dengan pihak manapun. Sehingga, ujarnya segala kemungkinan yang ada bakal dikaji secara mendalam.
-
Bagaimana Partai Demokrat menarik suara pada Pemilu 2004? Partai Demokrat yang lahir sebelum Pemilu 2004 merupakan partai yang mampu menarik suara dengan mengandalkan popularitas seorang tokoh, yakni Susilo Bambang Yudhoyono.