Disindir Jokowi soal kubu, Ical bilang bikin Golkar demokratis
Disindir Jokowi soal kubu, Ical bilang bikin Golkar demokratis. Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Aburizal Bakrie atau yang akrab disapa Ical mengatakan, bahwa adanya kubu di internal partai adalah hal yang biasa. Bahkan, kata dia, kini seluruh kubu di internal partainya juga sudah bersahabat satu sama lain.
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Aburizal Bakrie atau yang akrab disapa Ical mengatakan, bahwa adanya kubu di internal partai adalah hal yang biasa. Bahkan, kata dia, kini seluruh kubu di internal partainya juga sudah bersahabat satu sama lain.
"Itu kan semua itu sudah bersahabat, itu biasa lah kalau partai besar itu ada pemikiran-pemikiran, tapi kita lihat saja demokratisasi di Partai Golkar, ada ribut selesai, ada ribut selesai," kata Ical di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
Menurutnya, dengan adanya kubu membawa demokratisasi di Partai Golkar. Sebab demokrasi muncul dari perbedaan pendapat.
"Ribut itu biasa, riak-riak dalam demokrasi tidak membawa perpecahan. Kalau enggak mau ada perbedaan pendapat jangan demokrasi, Golkar itu demokratis," ujarnya.
Untuk diketahui, dalam sambutannya di pembukaan Munaslub Partai Golkar Persiden Joko Widodo blak-blakan mengenai kubu-kubu yang ada di internal Partai Golkar. Mulai dari grup Jusuf Kalla, grup Aburizal Bakrie, grup Luhut B Panjaitan, grup Akbar Tanjung, serta grup Agung Laksono.
"Saya tahu ada grup besar di Golkar. Ini blak-blakan saya. Ada grupnya Pak Jusuf Kalla, ini ada. Ada grup besar Pak Aburizal Bakrie, ada. Ada juga grupnya Pak Luhut Binsar Pandjaitan. Diem-diem tapi ada," kata Jokowi dalam sambutannya di Munaslub Partai Golkar, Senin (18/12).
Baca juga:
Akui kata Jokowi soal faksi di Golkar, Sekjen minta tak ada gerbong yang menguasai
Ini kata Ace Hasan disebut Yorrys punya peluang jadi Sekjen Golkar gantikan Idrus
Idrus pasrah jika Airlangga copot posisinya sebagai Sekjen Golkar
Presiden Jokowi dan Airlangga Hartarto saat buka Munaslub Golkar
GMPG minta Airlangga lakukan pergantian kepengurusan pasca Munaslub Golkar
Idrus yakin tak ada kader ingin saingi Airlangga jadi Ketum Golkar
Filosofi warna kuning dan lembaran baru Golkar ala Airlangga
-
Mengapa Pak Jokowi diundang ke Apel Kader Partai Gerindra? Bapak Presiden diundang acara Apel Kader Partai Gerindra pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024 Pukul 19.00 WIB. Rencana Bapak Presiden akan hadir dan memberi Sambutan
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Budi Arie memberikan tanggapan tentang usulan Jokowi menjadi pemimpin koalisi Prabowo-Gibran? Ketua Umum relawan Pro Jokowi (ProJo) Budi Arie Setiadi menanggapi kabar Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadi pemimpin koalisi besar Prabowo-Gibran. Dia menilai usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak. "Yang namanya aspirasi, yang namanya pendapat, untuk hal-hal tertentu seperti tadi presiden. Ya enggak apa-apa dinamika aja," kata Budi Arie di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu 13 Maret 2024.
-
Apa tanggapan Budi Arie mengenai usulan Jokowi sebagai pemimpin koalisi Prabowo-Gibran? Yang namanya aspirasi, yang namanya pendapat, untuk hal-hal tertentu seperti tadi presiden. Ya enggak apa-apa dinamika aja," kata Budi Arie di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu 13 Maret 2024.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Mengapa Andreas Hugo Pareira percaya bahwa Jokowi bergabung dengan Partai Golkar untuk memperpanjang kekuasaannya? Kita perhatikan saat ini, meskipun putaran pileg atau pilpres ini belum selesai Jokowi secara gesit dan tangkas sudah mempersiapkan series cawe-cawe putaran berikut untuk memanfaatkan instrumen parpol mana yang bisa 'ditunggangi' untuk tetap berkuasa," kata Andreas Hugo, saat dikonfirmasi, Senin (11/3). "Paling tidak mempengaruhi kekuasaan pasca pilpres atau pileg dan massa transisi kekuasaan ke depan," sambungnya.