Disinggung Ridwan Kamil Paling Banyak Gusur, Ternyata Ahok Belum Kader PDIP Saat Jadi Gubernur Jakarta
Ridwan Kamil menyinggung mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam menata kota.
Calon Gubernur Jakarta nomor urut satu, Ridwan Kamil menyinggung mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam menata kota. Ridwan Kamil juga menyindir PDIP sebagai partai tempat Ahok bernaung.
"Gubernur paling banyak menggusur itu datangnya dari partai mas Pram. Pak Ahok itu menggusur 113 penggusuran. Menurut JJ Rizal, gubernur paling brutal lakukan penggusuran itu Pak Ahok dari partai Mas Pram dan Bang Doel," sindir Ridwan Kamil dalam debat ketiga Pilkada Jakarta, Minggu (17/11).
- Ridwan Kamil Sindir Pramono: Gubernur Paling Banyak Gusur, Paling Brutal Pak Ahok dari Partai Mas Pram-Bang Doel
- Ridwan Kamil Akui Pertemuan dengan Prabowo dan Jokowi Bahas Dukungan di Pilkada Jakarta
- Ridwan Kamil Bakal Temui Jokowi Usai Purnatugas
- Ridwan Kamil Janji Beri Rp200 Juta Setiap RW, Ahok: Tanggung Jawabnya Juga Besar
Ucapan Ridwan Kamil tersebut dilontarkan saat Ridwan Kamil menanyakan koefisien dan efektivitas bangunan milik pemerintah untuk dijadikan hunian bagi warga kepada Pramono Anung.
Lantas, apa benar Ahok saat menjabat sebagai Gubernur Jakarta sudah berstatus kader PDIP?
Berdasarkan penelusuran merdeka.com, pada Pilkada Jakarta tahun 2012, Ahok maju sebagai calon wakil gubernur, mendampingi Joko Widodo sebagai calon gubernur.
Pasangan Jokowi-Ahok kala itu diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Ketika pencalonannya, Ahok berpindah partai ke Gerindra. Sebelumnya, Ahok tercatat sebagai kader Partai Golkar.
Ahok diketahui memulai karir politiknya dengan bergabung ke Partai Perhimpunan Indonesia Baru di tahun 2003.
Kemudian dia mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan berhasil memenangkan kursi.
Pada Pilkada Belitung Timur 2005, dia diusung sebagai calon Bupati Belitung Timur didampingi oleh Khairul Effendi dan berhasil memenangkan pemilihan dengan perolehan suara 37,13 persen.
Selanjutnya, Golkar menjadi wadah politik baru bagi Ahok untuk mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), untuk daerah pemilihan Kepulauan Bangka Belitung pada Pemilu Legislatif 2009.
Ketika menjadi Wagub Jakarta mendampingi Jokowi, Ahok tercatat sebagai kader Gerindra.
Kemudian Ahok memutuskan keluarga dari Gerindra di tanggal 10 September 2014, karena perbedaan pendapat pada RUU Pilkada. Gerindra mendukung RUU Pilkada, sedangkan Basuki dan beberapa kepala daerah lain memilih untuk menolak RUU Pilkada karena terkesan 'membunuh' sistem demokrasi di Indonesia.
Otomatis dia mulai saat itu berstatus politikus independen. Ahok kemudian diangkat sebagai Gubernur Jakarta untuk masa jabatan 19 November 2014 sampai 9 Mei 2017. Menggantikan Jokowi yang maju dan terpilih sebagai presiden.
Hingga akhirnya di tahun 2019, tepatnya di hari Jumat tanggal 8 Februari, Ahok secara resmi gabung PDIP.