Elektabilitas Jokowi naik, politikus PDIP sebut bukti kerja bukan pencitraan
Survei Litbang Kompas terbaru menyebut dalam enam bulan terakhir elektabilitas Jokowi naik dari 46,3 persen menjadi 55,9 persen. Sedangkan pesaingnya Prabowo berada di angka 14,4 persen. Politikus PDIP Charles Honoris menilai, kerja nyata Presiden Jokowi diapresiasi oleh rakyat.
Survei Litbang Kompas terbaru menyebut dalam enam bulan terakhir elektabilitas Jokowi naik dari 46,3 persen menjadi 55,9 persen. Sedangkan pesaingnya Prabowo berada di angka 14,4 persen. Politikus PDIP Charles Honoris menilai, kerja nyata Presiden Jokowi diapresiasi oleh rakyat.
"Jokowi memang masih diinginkan oleh masyarakat untuk memimpin Indonesia lagi lima tahun ke depan. Dalam enam bulan terakhir ini saja elektabilitas Jokowi naik dari 46,3 persen menjadi 55,9 persen dan sangat mungkin akan terus naik dibanding nama lain yang justru terus mengalami penurunan," kata Charles di Jakarta, Senin (23/4).
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Bagaimana pengaruh Presiden Jokowi pada Pilkada Jateng? Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh," imbuh dia.
"Saya percaya masyarakat sekarang ini melihat hasil nyata dari kinerja yang sudah dilakukan oleh pemerintahan Jokowi. Data survei Litbang Kompas ini menjadi fakta dan bukti bahwa sebenarnya siapa yang sedang berkampanye dengan pencitraan dan siapa yang sedang bekerja untuk rakyat. Masyarakat sudah cerdas dan bisa menilai," imbuh anggota Komisi I DPR tersebut.
Mengacu pada hasil survei tersebut, Charles menegaskan, berbagai tuduhan terhadap Jokowi yang selama ini melakukan pencitraan sangat tidak benar.
"Masyarakat kita sudah bisa membedakan siapa yang hanya sekadar membangun isu atau narasi pencitraan atau yang memang terbukti nyata melakukan kerja untuk masyarakat luas," tukasnya.
Kalaupun selama ini Jokowi dianggap hanya pencitraan belaka, lanjut dia, nyatanya hasil survei terhadap Jokowi terus naik. Ini membuktikan kalau Jokowi semakin dicintai oleh rakyat karena kerjanya, dan hasilnya bisa dirasakan sampai wilayah terpencil di Indonesia.
"Saya yakin Pemilu 2019 nanti akan dijadikan momentum untuk menentukan pemimpin yang memang sudah terbukti siap bekerja untuk rakyat, bangsa dan negara. Ukurannya adalah kerja-kerja dan hasil kinerjanya tersebut dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia, dan Pak Jokowi sudah melakukan itu semua," pungkasnya.
Baca juga:
Fadli soal Prabowo kalah di survei: Ahok dulu menang survei, tahunya kalah
Fahri Hamzah sebut Jokowi terancam tak dapat tiket nyapres
SBY sebut akan ada pemimpin baru, sinyal bentuk poros ketiga?
Di acara KPUD Jambi geger teriakan '2019 ganti presiden'
Kelompok ini ingin Menteri Susi jadi cawapres Jokowi karena sukses pimpin KKP