Gerindra: Inteli Urusan Politik Bisa, Tapi Inteli Mafia Beras Enggak Mau
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo menyoroti masalah mafia pangan terutama beras yang masih menjadi masalah. Edhy enggan spekulasi apakah mafia pangan bekerja sama dengan aparat. Namun masalah mafia pangan bisa selesai bila pemimpinnya bisa tegas.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo menyoroti masalah mafia pangan terutama beras yang masih menjadi masalah. Edhy enggan spekulasi apakah mafia pangan bekerja sama dengan aparat. Namun masalah mafia pangan bisa selesai bila pemimpinnya bisa tegas.
"Saya gak mau spekulasi tentang kerja sama (aparat dan mafia) itu karena tidak ada yang bisa membuktikan, sebenarnya ini sudah lama sekali, kalau ini semua pemimpinnya mau langsung manggil semua dan ajak bicara, saya pikir masalah selesai," kata Edhy di Prabowo-Sandi Media Center, Jalan Sriwijaya I No 35, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (16/1).
-
Di mana Bripda Indria Larasati bertugas? Bripda Indria Larasati bertugas di Satuan Reserse Narkoba Polres Pelalawan, Polda Riau.
-
Apa yang dibawa oleh mertua Indah Permatasari? Itu tadi deretan potret bahagia Indah Permatasari dibawakan oleh-oleh sama mertuanya.
-
Siapa yang berperan dalam mendorong inovasi dan industri berkelanjutan? Mendorong inovasi dan industri berkelanjutan dapat menciptakan peluang bisnis baru.
-
Kenapa Raden Adipati Djojoadiningrat berani melamar Kartini? Karena gagasannya ini, pada awal abad ke-20 Kartini mampu mendirikan sekolah perempuan pertama di rumahnya yang berada di Kabupaten Rembang untuk memberdayakan perempuan sehingga bisa membaca, berhitung, dan menulis.
-
Siapa yang terpesona dengan penampilan Indah Permatasari? Banyak yang terpesona dengan penampilan istri komedian Arie Kriting ini.
-
Siapa Brigadir Jenderal Sahirdjan? Bapak Itu Brigadir Jenderal Sahirdjan, Guru Besar Akademi Militer!
Edhy mempertanyakan, gudang beras gelap yang diduga dimiliki para mafia. Dia menjelaskan, tiap petani panen pasti ada pihak yang selalu membeli beras. Tapi gudang berasnya tak diketahui. Edhy menduga ini menjadi kesempatan para kartel menampung beras. Sebabnya, gudang bulog pemerintah hanya mampu menampung maksimal 3 juta ton beras.
"Gudang bulog itu hanya (mampu menampung) 2 juta setengah, maksimal 3 juta kalau dipaksakan. Panen kita sampai 45 juta ton beras paling sedikit. Selain di sawah beras itu kan ada di gudang, gudangnya itu kan yang miliki bukan bulog saja, ini siapa? Saya tanya saja sampai sekarang dimana beras itu gak ada yang jawab," ujar Edhy.
Untuk menyelesaikan hal itu, kata Eddy, harus melibatkan Polri, Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan intelijen. Dia memastikan di pemerintahan Prabowo-Sandi ke depan mafia pangan sudah hilang.
"Kenapa kalau inteli urusan berpolitik bisa kok, ngintelin dimana beras enggak mau. Loh buktinya kok ada orang tiba-tiba sidak beras, saya enggak tahu gudangnya dimana tapi nyatanya berdasarkan pengakuan masyarakat beda. Ini yang belum ada. Di pemerintahan Prabowo nanti saya yakin yang gini-gini udah enggak ada," tandasnya
Baca juga:
Sandiaga Uno Janji Setop Impor dan Berantas Mafia Pangan
Petani Nilai Serapan Beras Bulog Belum Maksimal
Ketua Timses: Prabowo bukan janji tak impor, hanya usahakan swasembada
Prabowo tolak impor, Ma'ruf Amin setuju impor asal tak berlebihan
Beda data produksi beras versi BPS dan Kementan bisa jadi peluru serang Jokowi
Ini respons Menko Darmin soal peluang RI kembali impor beras di 2019
Ini yang terjadi pada Filipina saat putuskan tolak impor beras