Gerindra: Kita kalah tapi mesin politik bekerja melebihi survei
Partai Gerindra tetap bangga meski mengalami kekalahan di sejumlah Pilgub serentak 2018. Sebab, mesin partai dianggap berjalan meskipun kalah. Salah satu contoh yang real yakni di Pilkada Jawa Barat.
Partai Gerindra tetap bangga meski mengalami kekalahan di sejumlah Pilgub serentak 2018. Sebab, mesin partai dianggap berjalan meskipun kalah. Salah satu contoh yang real yakni di Pilkada Jawa Barat.
"Kalau kita memang kalah tapi mesin politik kita bekerja melebihi survei gitu lho," kata Anggota Badan Komunikasi Gerindra, Andre Rosiade saat dihubungi merdeka.com, Kamis (28/6).
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Kenapa Pilkada Serentak dianggap penting? Sejak terakhir dilaksanakan tahun 2020, kali ini Pilkada serentak diselenggarakan pada tahun 2024. Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui kapan Pilkada serentak dilaksanakan 2024.
-
Mengapa Pilkada Serentak diadakan? Ketentuan ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pemilihan, serta mengurangi biaya penyelenggaraan.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
Pasangan yang diusung Gerindra yakni Sudrajat-Syaikhu memperoleh hasil mengejutkan di Pilgub Jabar. Saat di survei, elektabilitas pasangan Asyik ini hanya 7 persen. Tapi dihitung cepat melejit capai 29 persen.
Begitu juga di Jawa Tengah, pasangan yang diusung Gerindra yakni Sudirman Said-Ida Fauziyah di survei hanya 20 persen, tapi hasil hitung cepat mencapai 40 persen.
Namun, Andre mengkritik para partai yang mengklaim paling banyak memenangkan Pilgub di Pilkada serentak 2018. Misalnya saja, PAN dan NasDem. Menurut dia, tak ada kader murni yang diajukan partai tersebut.
"Pertanyaannya emang kader PAN dan NasDem yang maju? Enggak kan. Siapa sih sebutin kader PAN atau NasDem yang maju? Itu kan mereka mengendorse tokoh saja. Yaudahlah nggak usah klaim-klaim gitu lah, emang kader PAN sama NasDem siapa? Coba kasih tahu saya kader PAN yang menang di Pilgub Jawa? Siapa kader NasDem yang menang Pilgub Jawa? Nggak ada," kata Andre saat dihubungi merdeka.com, Kamis (27/6).
"Itu mereka ngendorse saja. Ridwan Kamil (Cagub Jabar) emang kader Nasdem? enggak. Emang Khofifah (Cagub Jatim) kader Nasdem? emang Khofifah kader PAN? enggak. Ya ngendorse doang dan menang," imbuhnya.
Baca juga:
Cawabup Sadewo janji umrahkan ustaz jika menang Pilkada Banyumas
Tak selenggarakan Pilkada, lima komisioner KPU Paniai dinonaktifkan
Partai penguasa kalah di 11 Pilgub, Golkar sebut di belakang Jokowi tak cuma PDIP
Selain kacaukan pilkada, KKB diduga mau tunjukkan eksistensi di Papua
Fahri Hamzah sebut elit Makassar dipermalukan rakyat