Hanura hanya dapat 5% suara, WIN-HT masih gencar pasang iklan
Hasil 5 persen diperkirakan membuat kader-kader yang sebelumnya percaya diri menjadi sangat terpukul.
Baru-baru ini masyarakat Indonesia sudah merayakan pesta demokrasi lima tahunan tahap awal, yakni Pemilihan Legislatif 2014 pada 9 April lalu. Belasan partai ikut turun berperang di medan laga politik untuk meraih simpati rakyatnya.
Dari hasil hitung cepat suara versi beberapa lembaga survei di Indonesia, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menempati urutan pertama dengan perolehan suara sekitar 19 persen. Kemudian disusul dengan Partai Golongan Karya (Golkar) sekitar 14 persen, dan terakhir dalam posisi ketiga diduduki oleh Partai Gerindra dengan perolehan suara sekitar 12 persen.
Nah, bagaimana nasib partai-partai lainnya? Mungkin salah satu partai politik (parpol) yang fenomenal dalam pemilu kali ini adalah Partai Hanura. Bagaimana tidak? Partai yang mengusung Wiranto dan Hary Tanoe (WIN-HT) itu sudah gas pol kampanye besar-besaran sejak awal kampanye.
Bahkan tak jarang WIN-HT nebeng ngiklan di stasiun televisi. Sosok kedua capres dan cawapres itu tiba-tiba bisa nongol dalam suatu program acara.
Semasa masa kampanye, WIN-HT memang terlihat paling menonjol ketimbang tokoh-tokoh parpol lainnya seperti Jokowi (PDIP), Aburizal Bakrie (Golkar), ataupun Prabowo (Gerindra). Ketiganya tak terlihat langsung gembar-gembor dan wira-wiri di layar kaca. Namun WIN-HT berkali-kali bisa melenggang bebas di acara-acara televisi.
Sebut saja acara reality show 'Mewujudkan Mimpi Indonesia'. Dalam beberapa tayangannya menampilkan sosok WIN-HT yang blusukan dan turun langsung menyapa rakyatnya. Hal yang patut diapresiasi ketika Wiranto menyamar menjadi tukang becak dan pedagang asongan. Tujuannya mulia, Wiranto ingin dekat dengan masyarakat, menyerap aspirasi dan tentunya menarik simpati.
Namun sayang, nasib pun berkata lain. Hanura pada pileg lalu hanya mendapatkan perolehan suara dari masyarakat sekitar 5 persen saja. Artinya Hanura juga kecil harapannya untuk berleha-leha di pertarungan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada Juli mendatang.
Meskipun demikian, tampaknya WIN-HT belum menyerah. Hanura masih tetap gencar melakukan kampanye iklan di berbagai media, khususnya televisi.
Pengamat politik dari Charta Politika Arya Fernandes menilai bahwa yang dilakukan oleh bos-bos besar Hanura itu adalah hal yang sah-sah saja. Namun tetap saja WIN-HT tetap akan kesulitan jika harus menuruti kemauan untuk membuat poros baru koalisi lantaran perolehan suaranya sedikit.
"Meskipun perolehan suara di bawah target partai, WIN-HT masih iklan, saya kira iklan itu urusan teknis saja. Misalnya kontrak iklan yang masih jalan, sehingga walaupun perolehan suara rendah, iklan tetap jalan," kata Arya kepada merdeka.com, Senin (14/4) malam.
"Bagaimanapun perolehan suara Hanura yang hanya 5 perden membuat mereka sangat terpukul. Apalagi setelah bergabungnya HT, kader-kader sangat percaya diri untuk mendulang suara," imbuh Arya.