Apakah Kontrasepsi Pria Lebih Efektif daripada Kontrasepsi Wanita? Ketahui Faktanya!
Mengapa kontrasepsi pada pria lebih efektif? Kenali jenis-jenisnya dan efektivitasnya!
Saat membahas kontrasepsi, perhatian sering kali tertuju pada pil untuk wanita, yang menanggung sebagian besar beban baik dari segi finansial maupun kesehatan. Metode kontrasepsi untuk wanita umumnya lebih mahal dibandingkan dengan opsi pria, yang sering kali memerlukan kunjungan dokter dan resep yang harus diperbarui. Selain biaya, metode kontrasepsi wanita seringkali memiliki efek samping yang lebih serius, karena banyak dari metode tersebut melibatkan hormon, sementara metode pria tidak. Akibatnya, hampir 50% wanita menghentikan penggunaan kontrasepsi setelah satu tahun.
Sementara itu, pilihan kontrasepsi untuk pria masih kurang dikenal. Meskipun ada usaha untuk mengembangkan pil kontrasepsi pria, saat ini hanya ada beberapa opsi efektif yang tersedia untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Kondom dan vasektomi, sebagai satu-satunya metode untuk pria, memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah dibandingkan dengan kontrasepsi wanita. Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk berdiskusi secara terbuka dan mencari solusi yang saling mendukung demi kesehatan reproduksi yang lebih baik.
-
Apa itu kesuburan pria? Kesuburan pada pria mengacu pada kemampuan sistem reproduksi pria untuk menghasilkan sperma yang berkualitas dan kemampuan sperma tersebut untuk membuahi sel telur wanita.
-
Apa mitos tentang kontrasepsi dan kesuburan? Mitos tentang kontrasepsi yang pertama berkaitan dengan pengaruh kesuburan. Mitos yang menyatakan bahwa penggunaan alat kontrasepsi dapat mempengaruhi kesuburan di masa depan seringkali membuat banyak pasangan ragu untuk menggunakan metode pencegahan kehamilan.
-
Bagaimana cara kerja KB non-androgenik? Pil kombinasi non-androgenik bekerja dengan melibatkan mekanisme seperti mencegah ovulasi, mengubah lendir serviks, dan menebalkan lapisan rahim, sehingga efektif dalam mencegah kehamilan tanpa efek samping yang signifikan pada berat badan atau kulit.
-
Apa yang buat pria lebih berisiko? Dr. Rohit Vuppuluri, seorang kardiolog intervensi, menekankan bahwa kebiasaan-kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit paru obstruktif kronis, yang dapat memperpendek harapan hidup.
-
Bagaimana pil KB bekerja untuk mencegah kehamilan? Pil KB mengandung hormon yang bekerja dengan mencegah ovulasi, sehingga tidak ada sel telur yang dilepaskan untuk dibuahi. Selain itu, pil ini juga menipiskan dinding rahim, membuatnya kurang cocok untuk implan embrio, sehingga mengurangi risiko kehamilan.
-
Apa bahaya BPA bagi reproduksi pria? Bila BPA Dikonsumsi terus menerus, maka bisa menimbulkan gangguan estrogen. Sementara untuk laki-laki bisa berpotensi mengalami micropenis dan gangguan kesuburan. Kalau pada perempuan, cenderung mengalami debut seksual lebih awal, payudaranya dan panggulnya lebih besar lebih awal,' katanya melanjutkan.
Mengapa Kontrasepsi Pria Perlu Dipertimbangkan?
Dilansir dari WebMD, Salah satu alasan untuk mempertimbangkan kontrasepsi pria adalah karena pil kontrasepsi wanita tidak selalu efektif. Selain itu, beberapa wanita mungkin tidak dapat menggunakan pil karena efek sampingnya yang luar biasa. Sering kali, wanita juga menanggung sebagian besar tanggung jawab dan biaya kontrasepsi, dengan metode wanita biasanya lebih mahal dibandingkan opsi untuk pria. Oleh karena itu, penting bagi setiap pasangan untuk mendiskusikan cara terbaik dalam membagi tanggung jawab ini.
Jenis-jenis Kontrasepsi Pria
Dalam upaya untuk mendukung kesehatan reproduksi dan membagi tanggung jawab, penting untuk memahami berbagai jenis kontrasepsi yang tersedia untuk pria. Dilansir dari WebMD, berikut ini adalah penjelasan mengenai opsi-opsi kontrasepsi pria yang dapat dipertimbangkan:
- Kondom: Kondom adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling umum digunakan. Dengan penggunaan yang tepat, kondom dapat mencegah kehamilan hingga 98% dan juga melindungi dari penyakit menular seksual (PMS) seperti herpes dan klamidia, yang tidak dapat dilakukan oleh metode lain. Namun, jika tidak digunakan dengan benar, risiko kehamilan yang tidak direncanakan dapat meningkat hingga hampir 20%. Oleh karena itu, mengikuti petunjuk penggunaan kondom sangatlah penting.
- Spermatisida: Spermatisida adalah bahan kimia yang membunuh sperma agar tidak membuahi sel telur. Di AS, spermatisida yang tersedia adalah nonoksinol-9 (N-9), yang dapat ditemukan dalam berbagai bentuk seperti busa, krim, atau tablet. Meskipun dapat digunakan sendiri, efektivitas spermatisida meningkat ketika dikombinasikan dengan kondom atau alat kontrasepsi lainnya. Namun, spermatisida tidak memberikan perlindungan terhadap PMS.
- Vasektomi: Dilansir dari AAMC, Vasektomi adalah prosedur yang dilakukan dengan membuat sayatan kecil pada skrotum untuk memotong dan menutup vas deferens, sehingga sperma tidak bisa masuk ke ejakulasi. Proses ini memakan waktu sekitar 10 hingga 15 menit dan komplikasi jarang terjadi, meskipun sekitar 1% hingga 2% pasien melaporkan nyeri jangka panjang. Sekitar 6% pasien mencari reversi vasektomi karena penyesalan setelah prosedur. Sementara itu, penelitian tentang kontrasepsi pria terus berkembang, termasuk pengembangan pil kontrasepsi pria. Dr. Stephanie Page dari University of Washington menekankan pentingnya menciptakan lebih banyak pilihan kontrasepsi untuk mengatasi masalah kehamilan yang tidak direncanakan.
- Outercourse: Outercourse mencakup semua bentuk aktivitas seksual atau foreplay yang tidak melibatkan penetrasi, seperti ciuman, belaian, dan hubungan oral. Jika pria menjaga agar sperma dan penis tidak dekat dengan area vagina, kehamilan tidak akan terjadi. Namun, metode ini tidak memungkinkan untuk melakukan hubungan seksual vaginal.
- Metode Penarikan (Withdrawal): Metode ini, yang dikenal dengan istilah Latin "coitus interruptus," melibatkan penarikan penis sebelum ejakulasi. Meskipun tidak ada efek samping dan tidak memerlukan biaya, metode ini hanya efektif sekitar 78%, sehingga banyak pasangan yang mengandalkannya mengalami kehamilan yang tidak direncanakan.
Efektivitas Kontrasepsi Pria
Dilansir dari The Guardian, Kontrasepsi pria sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Vasektomi, contohnya, memiliki tingkat keberhasilan mencapai 99%. Namun, meskipun efektivitasnya tinggi, rendahnya tingkat adopsi metode ini di kalangan pria menjadi masalah. Hanya sekitar 5% pria berusia 18 hingga 45 tahun di AS yang telah menjalani vasektomi, angka yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara seperti Kanada dan Inggris, di mana persentasenya mencapai 17% hingga 22%.
Meskipun banyak pria bersedia untuk terlibat dalam kontrasepsi, pilihan yang ada masih terbatas dan sering kali dianggap tidak nyaman. Sementara itu, banyak wanita masih menghadapi risiko dan tantangan akibat kehamilan yang tidak direncanakan, yang berdampak pada karier, pendidikan, dan kesehatan mereka.
Penting untuk memahami bahwa pengendalian kelahiran adalah tanggung jawab bersama. Dengan adanya ancaman terhadap akses kontrasepsi, pria perlu menyadari peran aktif mereka dalam hal ini. Penambahan pilihan kontrasepsi untuk pria, seperti pil kontrasepsi pria, dapat meringankan beban yang biasanya ditanggung wanita. Ketidakadilan dalam tanggung jawab kontrasepsi tidak hanya merugikan wanita, tetapi juga dapat menimbulkan ketegangan dalam hubungan. Dengan pria berperan lebih aktif dalam pencegahan kehamilan, mereka membantu wanita sekaligus mendukung kesejahteraan hubungan secara keseluruhan.