Hasil Tim Pengkajian: Elektabilitas Golkar merosot, Setnov harus nonaktif
Hasil Tim Pengkajian: Elektabilitas Golkar merosot, Setnov harus nonaktif. Rapat harian Partai Golkar tanggal 13 September memutuskan untuk membentuk Tim Pengkajian melihat tren elektoral partai jelang Pemilu serentak 2019. Tim telah bekerja selama 10 hari, memanggil pakar dan ahli untuk melihat bagaimana posisi Golkar
Rapat harian Partai Golkar tanggal 13 September memutuskan untuk membentuk Tim Pengkajian melihat tren elektoral partai jelang Pemilu serentak 2019. Tim telah bekerja selama 10 hari, memanggil pakar dan ahli untuk melihat bagaimana posisi Golkar saat ini.
Tim Pengkajian dipimpin langsung oleh Yorrys Raweyai. Hasilnya telah keluar dan sudah diberikan kepada DPP Golkar dalam rapat harian kemarin.
"Tugas Tim Pengkajian ada dua, pertama melakukan pendalaman, mengkaji elektabilitas menurun, apa langkah strategis untuk mengembalikan, rebounding posisi Golkar dalam menghadapi politik kekinian dan ke depan," kata Yorrys saat dihubungi merdeka.com, Rabu (27/9).
Yorrys menerangkan, ada dua hasil rekomendasi dari kerja Tim Pengkajian. Salah satunya, meminta Novanto nonaktif dari ketua umum untuk fokus menjalani perawatan dan kasus e-KTP di KPK.
"Ada rekomendasi politik, nah politiknya itu dari hasil kajian, kita lakukan undang pakar, lembaga survei, tentang tren elektoral. Disimpulkan bahwa meminta untuk ketum dinonaktifkan karena agar lebih fokus kepada kesehatan dan kasus hukum, itu kalau politik," kata Yorrys.
"Kalau organisasi, agar segera harus dilakukan semacam strategi baru terutama dalam branding organisasi ke depan yang lebih baik," kata Yorrys.
Hasil rekomendasi ini telah disampaikan kepada Ketua Harian Golkar Nurdin Halid dan Sekjen Golkar Idrus Marham. Rencananya, DPP Golkar akan kembali menggelar rapat harian pada Kamis 28 Oktober besok.
"Nanti ketua harian dan sekjen yang melaporkan hasil kajian itu kepada ketum," kata Yorrys.
Baca juga:
Golkar sudah bujuk Setnov agar mundur, tapi ditolak
Politisi Golkar: Jalan terbaik Setnov mundur, kalau tidak dimundurkan
Ahmadi Noor Supit: Munas Golkar akan terjadi dan harus terjadi!
Ahli kubu Setnov sebut KPK harus jalani penyidikan baru tetapkan tersangka
Dalih agar Setya Novanto dibebaskan dari status tersangka korupsi
Kubu Novanto sebut tiga saksi ahli yang dihadirkan perkuat permohonan
Bela Setnov, Wasekjen Golkar sebut jangan sampai sudah jatuh tertimpa tangga
-
Siapakah Letkol Atang Sendjaja? Nama Atang Sendjaja diketahui berasal dari seorang prajurit kebanggaan Jawa Barat, yakni Letnan Kolonel (Letkol) Atang Sendjaja.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Siapa Lettu Soejitno? Lettu R.M. Soejitno Koesoemobroto lahir di Tuban pada 4 November 1925. Ia merupakan putra R. M. A. A. Koesoemobroto, bupati Tuban ke-37. Semasa hidupnya, ia mengalami tiga zaman yaitu zaman penjajahan Belanda, Jepang, dan Kemerdekaan RI.
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Kenapa Rawon Setan Mbak Endang disebut "setan"? Mengapa disebut dengan rawon setan? Sebab warung ini hanya buka di malam hari saja.
-
Mengapa Stupa Sumberawan penting? Stupa melambangkan nirbana (kebebasan) yang merupakan dasar utama dari seluruh rasa dharma yang diajarkan Guru Agung Buddha Gautama. Nirbana juga menjadi tujuan setiap umat Buddha.