Hasto Tegaskan PDIP Melawan, Pilkada Jatim dan Sumut Tak Bakal Ada Kotak Kosong
PDI Perjuangan akan terus bergerak cepat menghadapi pilkada serentak.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, partainya tengah mempersiapkan tokoh yang akan dicalonkan di Pilkada Jawa Timur dan Sumatera Utara. Hal itu dia sampaikan, menanggapi soal potensi adanya kotak kosong di Pilkada Jawa Timur dan Sumatera Utara.
Hasto menjelaskan, bahwa PDIP bisa mencalonkan pasangan sendiri di Pilgub Sumut. Sementara Di Jawa Timur, komunikasi politik terus dilakukan agar PDIP bisa mengusung calonnya.
- Perang Bintang di Pilkada Jateng: Jenderal Bintang Empat Jagoan PDIP Hadapi Jenderal Bintang Tiga Polri
- PDIP dan PKB Makin Mesra di Pilkada Jatim, Tak akan Biarkan Khofifah Lawan Kotak Kosong
- Hasto PDIP Siap Penuhi Panggilan KPK Pekan Depan: Kalau Saya Tidak Datang Kualat
- PDIP Hitung Kekuatan Parpol Lain untuk Gulirkan Hak Angket Kecurangan Pemilu di DPR
"PDI Perjuangan di Sumut bisa mencalonkan sendiri. Di Jawa Timur kami juga sedang menyiapkan kerja sama politik, sehingga kotak kosong itu tidak akan terjadi untuk provinsi Jawa Timur dan Sumatra Utara. Karena ini juga mencerminkan aspirasi rakyat terhadap adanya alternatif-alternatif pemimpin," kata Hasto, di kantor pusat PDIP, Sabtu (20/7).
PDI Perjuangan akan terus bergerak cepat menghadapi pilkada serentak. Bahkan Selasa (22/7), PDIP akan menggelar pelatihan tim kampanye pada batch yang ketiga.
Bagi PDIP, lebih penting menyiapkan mesin partai untuk bekerja, lalu dilanjutkan figur calon kepala daerah sebagai prioritas berikutnya.
"Kami menunjukkan pergerakan mesin partai dalam perencanaan strategis untuk memenangkan pilkada berdasarkan kekuatan mesin partai yang menyatu dengan rakyat itu terus dilakukan," tegas Hasto.
Sementara, untuk DKI Jakarta, PDIP masih mengkaji nama-nama yang muncul seperti Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) hingga Anies Baswedan.
"Ya, Jakarta kita cermati masih sangat dinamis. Justru berbagai wacana yang muncul saat ini baik itu terkait dengan Pak Ahok, terkait dengan pak Anies, termasuk kombinasi keduanya atau kemungkinan rivalitas di antara keduanya atau munculnya figur baru, seperti pak Pramono Anung," ungkapnya.
"Kami juga mendapat informasi dari teman-teman civil society, Mbak Bivitri misalnya, ada juga yang mengusungnya. Mbak Bivitri ini ketika menyandingkan film Dirty Vote itu di Jakarta itu yang nonton hampir 8 juta orang, itu bagian dari dinamika yang menyehatkan demokrasi," sambung dia.
Lebih lanjut, PDIP terus membuka suatu ruang bagi hadirnya calon-calon pemimpin tersebut, berdasarkan suara arus bawah partai.
"Muncul juga nama Mas Pramono Anung. Di Jawa Timur muncul nama ibu Tri Rismahirini, di Jawa Tengah muncul nama Pak Andika, ada Pak Hendi, ada yang mengatakan pak Andika juga cocok di Jakarta. Ini semua masih dicermati oleh PDIP," tegas Hasto.
Perihal Pilkada Jawa Barat, Hasto mengakui PDIP punya banyak calon dan sudah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak termasuk dengan Ridwan Kamil.
"Sudah ada komunikasi termasuk dengan Pak Ridwan Kamil, kemudian Pak Dedi Mulyadi, Pak Bima Arya, kemudian dari kami ada Pak Ono Surono ya semua sudah melakukan komunikasi politik," ujar Hasto.
"Lagi-lagi di Jawa Barat kami juga fokus terlebih dahulu di tingkat kabupaten kota untuk kami selesaikan. Praktis di sana yang belum kami putuskan tinggal di sekitar lima kabupaten/kota," tambahnya.
Di Banten, Hasto mengaku bahwa ada aspirasi internal partai mengajukan nama Rano Karno dan Ade Sumardi.
"Ya Banten muncul nama dari internal PDIP ada Pak Rano Karno, ada Pak Ade Sumardi. Komunikasi dengan Partai Golkar, termasuk dengan Ibu Airin sudah dilakukan bahkan dipimpin oleh Bapak Ahmad Basarah," tutur Hasto.
Saat ditanya soal Bali, Hasto mengatakan pihaknya masih mengkaji dengan munculnya beberapa nama. Diantaranya adalah I Wayan Koster, I Nyoman Giri Prasta, dan beberapa kepala daerah lainnya dari PDIP.
"Ya tunggu momentum yang tepat. Nanti akan diumumkan bersama-sama," pungkas Hasto.