Ini trik Kosasih, caleg menang tanpa tim sukses di Tangerang
Kosasih mengklaim menjadi caleg dengan perolehan tertinggi di Kota Tangerang, Banten.
Kosasih (39), calon legislatif (caleg) dari Partai Golkar mengklaim telah berhasil merebut suara tertinggi se-Kota Tangerang.
Pria yang berwiraswasta sebagai distributor alat-alat rumah tangga tersebut mengatakan, meski kepastian akan tetap menunggu Pleno KPU Kota Tangerang, tetapi dirinya sudah mendapatkan informasi dari quick count pribadinya.
"Hasilnya di TPS daerah pemilihan Kecamatan Pinang-Kecamatan Cipondoh bahwa suara saya hingga pukul 21.00 WIB semalam perhitungan mencapai 8.270 suara," ujar Kosasih, Sabtu (12/4).
Suara tersebut belum termasuk dengan suara yang ada di TPS Panunggangan, Panunggan Utara, dan Pakojan serta sebagian kelurahan lain yang juga belum masuk.
"Saya yakin bisa tembus 10.000 atau minimal 8.700 suara. Ini berkat doa dari keluarga," jelasnya.
Padahal menurut Kosasih, dia hanya menargetkan 7.000 suara untuk menjadi anggota DPRD Kota Tangerang. Adapun faktor kemenangan karena dirinya melakukan sosialisasi sebelum maju menjadi calon anggota DPRD.
"Niat saya nyalon malah setelah saya mendapatkan kenikmatan dalam membantu masyarakat. 10 tahun saya bersosialisasi turun ke masyarakat," ujar pria yang pernah menjabat sebagai Bendahara PK Golkar Pinang, Wakil Ketua PK Golkar Pinang dan saat ini menjadi Plt Ketua PK Golkar Pinang.
Menurut dia, cara paling efektif yang dia rasakan dapat memenangkan hati rakyat, yakni dengan hadir di setiap majelis taklim. Bukan kah caleg lain juga melakukan hal yang sama?
"Bedanya, saya bawa masyarakat untuk tour dan berwisata religi ke makam-makan atau ziarah," ujar suami dari Hj Sri Mihnati itu.
Kosasih mengaku, sebelum dirinya berniat maju menjadi caleg, memang sudah sering membawa masyarakat di sekitarnya untuk berziarah.
"Alhamdulillah, dari hanya satu mobil Elf, bisnis saya menjadi lancer. Kini sudah ada 10 bus bermuatan masing-masing 60 orang. Masyarakat masih sering meminjamnya untuk berziarah," terangnya.
Dia meyakini dari 100 persen pemilihnya saat ini, 90 persennya adalah masyarakat yang pernah ikut dalam ziarah ke sejumlah makam tersebut.
"Ini kan bicara terkait trik, tetapi trik saya kan positif. Saya pernah ngantar ke Tasik Malaya dan Cirebon, jadi tidak hanya di sekitar Banten saja," terangnya.
Lalu apa alasan Kosasih menjadi caleg, menurut Kosasih tujuan dari niatannya itu agar bisa membagi ilmunya kepada masyarakat.
"Ya pertama itu, kedua saya bisa mengawal program pembangunan terutama di wilayah saya, dan Kota Tangerang pada umumnya," ucap Ayah dari Widya Fitria Paramitha, Rizky Putera Pratama dan Syahilla Queenita Az-Zahra itu.
Pria yang asli warga Jalan KH Hasyim Ashari, Kelurahan Nerogtog, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang itu pun mengaku tak ada tim sukses dalam pencalonannya. Artinya tidak ada strategi khusus yang disiapkan dia.
Justru, kata dia, masyarakat sendiri yang berinisiatif membantunya. "Tim sukses saya, ya masyarakat sendiri. Mereka yang memfoto hasil di TPS, semua melaporkan seperti sudah tersistem," terangnya.
Adapun saksi, dirinya yang dia siapkan. Umumnya berada di luar TPS untuk menyaksikan langsung setiap peristiwa di TPS. "Kecuali di kantong-kantong suara yang banyak, saya baru siapkan saksi," tuturnya.
Setelah mendapati suara sebanyak itu, Kosasih mengaku terkejut bukan kepalang. Sebab, pada Pemilu 2009 lalu juga pemegang rekor tertinggi adalah caleg Partai Golkar bernama Tara.
"Dia mendapat sekitar 7.200 suara, Alhamdulillah saya lebih tinggi. Ini bukti Golkar sebagai partai lama dari generasi ke generasi tetap dipercaya masyarakat, meskipun pemilih saya sebanyak itu memilih semua ke saya, bukan ke partai," terangnya.
Lalu apa yang akan dilakukannya setelah jadi nanti, Kosasih menjawab apa yang dikerjakannya pada saat seusai dilantik nanti akan benar-benar pesan dan cita-cita masyarakat terwujud. "Sebenarnya tak banyak yang diminta masyarakat, hanya pointnya infrastruktur dan lapangan pekerjaan. Saya yakin itu bisa saya kawal," katanya.
Meski begitu, dengan posisi suara yang begitu aman dan bahkan berlebih. Dia meminta agar suara dirinya tidak dikurangi. "Saya jangan dizalimi, itu harapan saya kepada seluruh petugas panitia dalam Pileg 2014 ini," tutupnya.