Janji Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud MD dalam Penegakan Hukum di Pilpres 2024
Tim AMIN berjanji untuk mendampingi masyarakat bila mengalami persoalan hukum.
Ketiga pasangan ini menjadikan penegakan hukum fokus utama.
Janji Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud MD dalam Penegakan Hukum di Pilpres 2024
Juru Bicara Tim Pemenangan Anies-Cak Imin, Pipin Sopian mengatakan pasangan Anies-Cak Imin (AMIN) fokus pada penegakan hukum yang transparan dan akuntabel sehingga penegakan hukum tidak kemudian menjadi momok bagi masyarakat.
- LSI: Prabowo-Gibran Unggul di Kalangan Akar Rumput
- Mahfud Dikabarkan Sowan Wapres Ma'ruf Amin Jelang Pengumuman Cawapres Ganjar, Ini Kata Istana
- Dipanggil Sekjen PDIP Hasto, Gibran Janji Laporkan Wacana Dipinang Prabowo jadi Cawapres
- Ramai-Ramai Pegawai Tuntut Pimpinan KPK Mundur Usai Minta Maaf ke TNI soal OTT Basarnas
Berkaitan dengan itu, tim AMIN berjanji untuk mendampingi masyarakat bila mengalami persoalan hukum, sehingga tidak lagi terjadi diskriminasi yang merugikan masyarakat.
"Kita ingin memberikan perlindungan hukum yang gratis bagi masyaraat yang tidak mampu. Misalnya bagaimana penegakan hukum tidak boleh pandang bulu, tidak boleh ada diskriminasi, dan jangan sampai publik melihat hukum ini hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas," jelas Pipin.
Sementara itu, Jubir TKN Prabowo-Gibran, Dedek Prayudi menyebutkan bahwa kubu 02 menempatkan penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai poin terpenting dan pertama dalam Asta Cita mereka.
Merujuk pada data Setara Institute, Dedek melihat adanya peningkatan dalam indeks penegakan hukum dan HAM sejak pemerintahan Jokowi di 2014 hingga kini, sehingga mereka akan melanjutkan tren tersebut.
"Data dari Setara Institute yang dikeluarkan secara annual, sejak Jokowi menjabat di 2014 indeks kinerja HAM kita terus naik. Pada taun 2022 indeks penegakan HAM ada di 3,2 dari angka 7 secara internasional. Ini berarti ada kenaikan dan masih ada kesempatan untuk memperbaikinya dengan melakukan banyak hal," tuturnya.
Berkenaan dengan itu, kata Dedek, Prabowo-Gibran akan berfokus pada penegakan hukum dan HAM dengan memberikan ruang yang luas bagi masyarakat, insan pers dan lembaga masyarakat lain untuk mengawasi dan mengkritisi penegakan hukum secara bertanggung jawab.
Selain itu, mereka ingin menghapus diskriminasi baik itu dilakukan oleh oknum negara kepada masyarakat maupun masyarakat dengan masyarakat. Nantinya setiap kebijakan Prabowo-Gibran juga berisi komponen humanis, inklusif dan gender sensitif. "Jadi setiap kebijakan Prabowo-Gibran mempertimbangkan tiga hal itu," paparnya.
Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Jutan Manik mengungkapkan masalah penegakan hukum bagi masyarakat sebenarnya sangat sederhana. Mereka hanya ingin penegakan hukum yang adil.
"Yang ditunggu publik sekarang itu bagaimaan hukum itu berlaku adil. Jadi asas hukum atau elemen hukum itu menyentuh masyarakat dari tingkat bawah. Kita tahu dalam penindakan hukum masih ada yang namanya pandang bulu. Jadi menurut hemat saya, ada beberapa kasus akan direspons kalau sudah ramai di media sosial. Jadi viral dulu," ujarnya.
Komitmen penegakan hukum seperti ini yang dipelototi masyarakat. Mereka ingin mendapatkan respons yang baik dan cepat, ketika ada persoalan hukum yang mereka alami di tengah lingkungan kehidupannya.
"Yang kita mau itu, penegakan hukum berlaku adil tanpa harus viral dulu. Penegak hukum harus merespons secara cepat dan adil laporan masyarakat. Jadi hal-hal kecil seperti itu yang sangat ditunggu masyarakat," ungkapnya.
Menanggapi ketiga juru bicara capres-cawapres itu, Pakar dan Praktisi Hukum Pidana dan Hary Firmansyah mengatakan ketiganya punya visi untuk melakukan reformasi hukum. Namun hal itu nantinya bukan menjadi janji kosong hanya karena kepentingan elektoral.