Jelang 17 April, Bawaslu Sebar Petugas Patroli Daerah Rawan Serangan Fajar
Ia pun menegaskan, tak segan-segan pihaknya akan mencoret peserta pemilu jika memang terbukti melakukan politik uang. Hal itu dilakukan agar masyarakat tak dituntut untuk mencoblos satu peserta pemilu.
Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Mochammad Afiffudin mengatakan, indeks kerawanan politik uang masih sangat tinggi jelang 13 hari masa pencoblosan. Pencoblosan akan digelar 17 April 2019 mendatang.
"Dalam setiap kerawanan indeks kita, politik uang menjadi kerawanan tertinggi selain situasi di hari H," kata Afiffudin saat dikonfirmasi, Kamis (4/4).
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Partai apa yang menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
Terlebih, beberapa waktu lalu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangkap atau melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada salah satu peserta pemilu.
"Apa yang terjadi beberapa hari terakhir, OTT yang katanya untuk serangan fajar ini pengingat untuk memperhatikan potensi kerawanan politik uang," ujarnya.
Oleh karena itu, nantinya Bawaslu akan melakukan patroli pengawasan pada saat masa tenang. Patroli khususnya dilakukan agar tak adanya politik uang seperti adanya serangan fajar, yang mana dapat berujung pada pidana.
"Dari sisi pencegahan, karena juga menjadi kewenangan kami, kami akan melakukan patroli pengawasan di masa tenang yang salah satu fokus mencegah terjadi politik uang, memunculkan psikologi publik agar tidak mau menerima dan memberi atas dasar menyuruh orang memilih karena dampaknya pidana dan kualitas proses pemilu kita," ungkapnya.
"Nanti akan ada secara serentak kami meminta jajaran melakukan patroli pengawasan salah satu fokus menolak dan melawan politik uang yang biasanya dipetakan mempunyai titik rawan tinggi disaat masa tenang," sambungnya.
Ia pun menegaskan, tak segan-segan pihaknya akan mencoret peserta pemilu jika memang terbukti melakukan politik uang. Hal itu dilakukan agar masyarakat tak dituntut untuk mencoblos satu peserta pemilu.
"Kalau penindakan, ada 9 kasus inckrah orang melakukan politik uang yang kemudian setelah diputus bersalah inckrah KPU mencoret yang bersangkutan dari daftar caleg," tegasnya.
Baca juga:
Besok, Bawaslu Garut Berencana Panggil AKP Sulman Aziz
Antisipasi 'Serangan Fajar' di Hari Pencoblosan, Bawaslu Bali Bakal Sering Patroli
Kades di Kendal Diduga Kampanyekan Suaminya yang Maju Caleg dari PKB
Bupati Sragen Dilaporkan ke Bawaslu Karena Foto Berpose Satu Jari
Bawaslu Cecar 29 Pertanyaan ke Wakil Wali Kota Semarang Soal Dugaan Dukung Jokowi