Kegagalan Airin Tak Mampu Kembalikan Kejayaan Trah Ratu Atut di Banten
Hasil hitung cepat lembaga survei LSI Denny JA, Airin-Ade meraih suara 44,75 persen, Andra Soni-Dimyati 55,25 persen.
Banten selama ini selalu dianggap dalam penguasaan trah Ratu Atut. Tak hanya di provinsi, tetapi juga di beberapa Kabupaten dan Kota di pimpin oleh keluarga mantan Gubernur Banten yang tersandung kasus korupsi tersebut.
Sebelum menjadi gubernur Banten, Atut lebih dulu menjabat sebagai Plt Gubernur tahun 2005-2007. Kemudian dia resmi menjabat sebagai gubernur Banten pada periode 2007-2012. Dia kembali menjadi gubernur untuk kedua kalinya namun di tahun pada tahun 2013 dia ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
Dijebloskannya Atut ke bui tak lantas membuat keluarga itu kehilangan pamor di Banten. Pada Pilkada Banten 2017, kejayaan Atut dilanjutkan anaknya Andika Hazrumy yang maju sebagai calon wakil gubernur. Kala itu, Andika berpasangan dengan Wahidin Halim. Pasangan ini unggul dari lawannya hingga akhirnya memimpin Banten periode 2017-2022.
Tapi kali ini, kondisi tak lagi sama. Banten tak lagi milik keluarga Atut. Adik ipar Atut, Airin Rachmy Diany dipastikan kalah dalam Pilkada Banten.
Airin maju Pilkada Banten bersama kader PDIP, Ade Sumardi. Keduanya melawan pasangan Andra Sony - Dimyati. Namun dari hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei, pasangan Airin-Ade kalah dari Andra-Dimyati.
Hasil hitung cepat lembaga survei LSI Denny JA, Airin-Ade meraih suara 44,75 persen. Sementara itu, pasangan Andra Soni-Achmad Dimyati Natakusuma meraih suara 55,25 persen.
Kekalahan Airin sekaligus memupuk impian Golkar menguasai Banten. Selama ini, Banten identik sebagai lumbung suara Golkar.
Kekalahan juga Dialami Anak dan Adik Atut
Kekalahan Airin di Banten juga dialami anak Atut, Andika Hazrumy yang maju di Pilbup Serang berpasangan dengan Nanang Supriyatna. Berdasarkan Quick Count pasangan itu kalah dari rivalnya Ratu Rachmayu Zakiyah dan Najib Hamas.
Tidak hanya itu, adik tiri Atut yakni Ratu Ria yang maju di Pilwalkot Serang berpasangan dengan Subadri Ushuluddin kalah dari pasangan Budi Rustandi dan Nur Agis Aulia, versi hitung cepat.
Sebelumnya Airin diyakini dapat memenangkan pilgub Banten, berdasarkan data survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan jika head to head dengan kandidat calon gubernur dari Partai Gerindra, Andra Soni, elektabilitas Airin jauh lebih unggul atau mencapai 77,3 persen sedangkan elektabilitas Andra sekitar 10 persen. Adapun, suara yang belum menentukan pilihan sebanyak 12,7 persen.
Bahkan dalam catatan LSI Airin menang di berbagai simulasi. Dalam survey itu popularitas Airin mencapai 92,7 persen dan disukai sebanyak 89,0 persen.
Survei tersebut dilakukan pada 27 Juli hingga 4 Agustus 2024 dengan metodologi survei tatap muka.
Pada pilkada ini, Andra Soni-Dimyati didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM). Sementara Airin dan Golkar Banten memilih keluar dari koalisi partai KIM dan memilih bergabung bersama PDIP yang mengusung Ade Sumardi sebagai cawagub.
Menanggapi kekalahan Versi Quick Count, Timses Airin minta masyarakat menunggu hasil penghitungan KPU. Hal itu disampaikan Ketua Tim Pemenangan Ade-Airin Bahrul Ulum saat konferensi pers di Hotel Horison Ultima Ratu, Kota Serang, Rabu (27/11) malam.
"Sampai hari ini belum selesai (rekapitulasi) dilaksanakan dan kita tunggu rekapitulasi ditingkat kecamatan, kabupaten kota hingga provinsi nanti," katanya.
Ulum mengatakan, sambil menunggu perhitungan KPU, pihaknya juga sedang merekap data dari internal tim.
"Kita tunggu rekap di tingkat kecamatan. Kami pun juga sedang rekap dari saksi-saksi Airin Ade di 17 ribu TPS," katanya.
Apalagi, Ulum menambahkan, pihaknya menemukan anomali data, antara data exitpol dan quick count untuk pilkada Banten.
"Kami terima data berbeda dari exitpol dan quick count yang hasil teman-teman ketahui dari lembaga survei. kami menemukan quick count yang anomali dan cukup siginifikan," ujarnya.
Ulum mengajak semua partai pendukung dan simpatisan pendukung untuk tidak lengah dan waspada sehingga hasil pilihan masyarakat sesuai fakta dan satu suara pun terjaga tidak hilang dari TPS.
"Kita tetap waspada dan tidak boleh lenggah sehingga hasil pilihan masyarakat sesuai fakta dan satu suara pun terjaga tidak hilang dari TPS sampai rekap provinsi," ujarnya.