Kepala daerah banyak masuk penjara, warga Medan trauma memilih
Di Pasar Petisah, hanya sekitar 10 persen dari 2.000-an pedagang yang tidak berjualan.
Pilkada Serentak di Medan hari ini tak disambut warga dengan antusias. Hingga menjelang pukul 11.00 WIB, sejumlah TPS masih tampak sepi.
Aktivitas di pasar juga berlangsung normal pada libur nasional ini. Di Pasar Petisah, hanya sekitar 10 persen dari 2.000-an pedagang yang tidak berjualan.
Sejumlah pedagang mengaku sengaja tidak mencoblos. "Enggak (mencoblos), jualan dululah," kata Cut Nurmala, pedagang sayur di Pasar Petisah, Rabu (9/12).
Ditanya alasannya tidak memilih, perempuan berjilbab itu mengaku kecewa dengan pilihan yang pernah dibuatnya. "Malas milihnya, sudah capek milihnya. Nanti dua minggu terpilih masuk penjara dia, tiga minggu masuk penjara lagi. Jadi dah malas milihnya," sambung Nurmala.
Pedagang lainnya, S Marbun, mengaku tidak memilih karena menurutnya tidak ada kandidat yang berkarakter bagus. Dia juga khawatir pengalaman di pilkada-pilkada sebelumnya terulang.
"Tidak ada karakter yang bagus. Sudah terpilih tidak becus, malah nantinya menyusahkan masyarakat. Cuma janji. Bagus enggak usah milih," katanya.
Dua Wali Kota Medan, Abdillah dan Rahudman Harahap, memang masuk bui karena kasus korupsi saat masih menjabat. Begitu juga dua Gubernur Sumut, Syamsul Arifin dan Gatot Pujo Nugroho.
Kepala daerah dan mantan kepala daerah lain di Sumut juga sudah banyak yang terjerat perkara korupsi. Pilkada Kota Medan hanya diikuti dua pasang calon, yaitu pasangan nomor urut 1, T Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution, dan pasangan nomor urut 2, Ramadhan Pohan-Eddie Kusuma. Mereka akan memperebutkan 1.985.096 suara pemilih yang terdata dalam DPT.
T Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution diusung PDIP, Golkar, NasDem, PKS, PKPI, PAN dan PBB. Sementara itu, Ramadhan Pohan-Eddie Kusuma didukung Partai Demokrat, Gerindra dan Hanura.
Dzulmi Eldin merupakan calon petahana karena sebelumnya dia menjabat Wali Kota Medan. Sementara Ramadhan Pohan adalah mantan anggota DPR yang juga elite Partai Demokrat.
Baca juga:
Tak masuk DPT, 2.508 warga di Rutan Tanjung Gusta tak bisa nyoblos
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.