'Kesialan' Djarot saat blusukan, dikira AHY sampai ditegur Panwaslu
'Kesialan' Djarot saat blusukan, dikira AHY sampai ditegur Panwaslu. Meski Ahok berurusan dengan kepolisian karena kasus penistaan agama, tak menyurutkan semangat Djarot menemui warga Jakarta menyampaikan visi misi sekaligus mendengar keluh kesah warga.
Masa kampanye cagub-cawagub DKI Jakarta sudah berjalan hampir satu bulan. Sampai hari ini, tiga pasangan cagub-cawagub terus keluar masuk perkampungan di Jakarta menyapa warga.
Tak terkecuali dengan cawagub nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat. Meski pasangannya berurusan dengan kepolisian karena kasus penistaan agama, tak menyurutkan semangat Djarot menemui warga Jakarta menyampaikan visi misi sekaligus mendengar keluh kesah warga.
Memang, secara tidak langsung, kasus Basuki Tjahaja Purnama, menjadi ganjalan saat Djarot blusukan. Sudah tiga kali dia didemo warga yang menganggap Djarot bagian dari Ahok, sapaan Basuki, tersangka penistaan agama.
Tak cuma ditolak warga, sejumlah kejadian dialami Djarot saat blusukan. Seperti saat mengunjungi Rusun Penjaringan pada akhir pekan lalu. Saat itu, warga tak menyambut kedatangannya dengan hangat. Malah, saat melihat Djarot, warga mencibir lebih ingin didatangi cagub nomor urut satu, Agus Yudhoyono.
"Wah kirain anak pak SBY, tahunya Pak Djarot. Coba dia (Agus) Yudhoyono, ganteng banget," ujar Yuli ketika ditemui merdeka.com, di lokasi, Sabtu (19/11).
Cawagub Djarot diadang warga
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Kapan Hanung Cahyo Saputro dilantik? Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana melantik pejabat Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro di Gradhika Bhakti Praja Building, Komplek Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan No 9 Semarang pada Minggu (24/9) kemarin.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
-
Siapa yang ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
Yuli mengatakan, meskipun Agus belum memiliki bukti dan juga pengalaman membangun Jakarta, Yuli tetap akan memilihnya. "Nggak apa-apa, kan kalau udah jadi bisa belajar," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Djarot mengaku tidak masalah.
"Nggak apa-apa, biarin aja. Biarin aja, yang pentingkan hatinya. Justru tadi banyak yang ajak foto kan," ujarnya Djarot sambil tersenyum.
Cerita lain, saat Djarot blusukan ke Jalan Kebantenan V, RT 06 RW 06, Kelurahan Semper Timur, Jakarta Utara. Dia sempat ditegur Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), saat memasuki musala di kawasan itu.
"Masa kalau aku mau salat enggak boleh?" ujar Djarot kepada anggota Panwaslu yang mendampinginya di lokasi, Sabtu (19/11).
Rupanya terjadi kesalahpahaman. Panwaslu yang mendampingi mengira Djarot akan menyampaikan visi misinya. Padahal, kata Djarot, niatnya masuk musala untuk salat sekaligus melihat bagian mana saja yang perlu dibenahi, karena sering kebanjiran.
"Panwaslu gini ya, saya tahu enggak boleh kampanye di sini (musala), padahal hanya lihat dan ini harus ditinggiin," tegur Djarot pada Panwaslu.
Djarot blusukan di Kramat Jati
Beberapa kali mendapat suasana tak mengenakkan saat kampanye, Djarot tetap memutuskan menemui warga. Dia yakin masih ada warga yang menerima dirinya.
Seperti saat berdialog dengan warga di Posko Pemenangan Rumah Lembang kemarin. Melihat antusias warga yang datang, dia gembira.
Ditemani sang istri, Happy Djarot, dia mendengar curhat hingga doa dukungan warga. Bahkan Djarot sempat tertawa lepas saat melihat ulah salah satu pendukungnya.
"Salam dua jari, pilih nomor dua," teriak Abang Negara (40)di hadapan relawan yang hadir di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/5).
Namun tamu yang hadir termasuk Djarot dan istri malah tertawa. Sebab, saat berteriak angka dua, tangan Abang Negara malah mengacungkan tiga jarinya. Segera Abang Negara membetulkan letak jarinya.
"Saya ke sini menyatakan dukungan untuk bapak Djarot. Saya doakan Pak Ahok dan Djarot tetap kuat. Kebenaran pasti menang pak," ucap Abang Negara kepada Djarot.
Dalam kesempatan yang sama, Djarot meminta warga serta pendukung yang datang untuk berdoa bersama mendoakan Ahok yang akan diperiksa sebagai tersangka kasus penistaan agama di Bareskrim Mabes Polri.
Djarot dan Abang Negara
"Mohon doanya. Kita harus tabah harus kuat agar bisa menegakkan kebenaran dan sampaikan ke seluruh Indonesia," ucap Djarot di hadapan para relawan.
Djarot menegaskan, dirinya tidak akan meninggalkan Ahok, walaupun saat ini menghadapi proses hukum di Bareskrim Polri. Hal itu tak lain karena langkahnya sampai di Jakarta tak lepas karena Ahok yang memilih.
"Tidak ada perbedaan prinsip, maka susah senang saya kan bersama Pak Ahok," tegasnya.
Baca juga:
Tak mau kalah dari Anies, Djarot sebut 5 kali ke Kepulauan Seribu
Otak pengadangan kampanye Djarot resmi jadi tersangka
Djarot sebut PPSU berdampak langsung buat rakyat, sedang BLT tidak
Djarot soal pilgub: Kalau beli mangga saja enggak boleh karbitan
Djarot sebut pengadangan saat di Kembangan akan dipanggil polisi
PPP Djan tetap dukung Ahok: Pilih pemimpin jangan coba-coba
Jokowi tak akan evaluasi parpol koalisi yang pecah di Pilgub DKI