Klaim kemenangan NasDem di Pilkada serentak dinilai semu
Klaim kemenangan NasDem di Pilkada serentak dinilai semu. Klaim NasDem sebagai partai yang paling banyak meraih kemenangan dalam Pilkada Serentak 2018 dinilai semu. Hal ini dinilai lantaran kemenangan hanya diukur dari berapa pasangan calon yang didukung partai besutan Surya Paloh tersebut.
Klaim NasDem sebagai partai yang paling banyak meraih kemenangan dalam Pilkada Serentak 2018 dinilai semu. Hal ini dinilai lantaran kemenangan hanya diukur dari berapa pasangan calon yang didukung partai besutan Surya Paloh tersebut.
"Seharusnya kemenangan dilihat dari berapa kader partai yang berhasil memenangkan pilkada. Bukan jumlah dukungan kepada paslon," kata Direktur Eksekutif Segitiga Institute, M Sukron dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (1/7).
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kenapa Pilkada Serentak dianggap penting? Sejak terakhir dilaksanakan tahun 2020, kali ini Pilkada serentak diselenggarakan pada tahun 2024. Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui kapan Pilkada serentak dilaksanakan 2024.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Siapa yang berpartisipasi dalam Pilkada Serentak 2015? Pilkada serentak 2015 digelar untuk daerah-daerah dengan masa jabatan kepala daerah yang habis pada periode 2015 sampai Juni 2016.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
Menurut Sukron, kalau di sejumlah daerah dukungan sebuah partai sifatnya hanya 'menggenapi' syarat dukungan paslon yang didukung partai-partai besar, seharusnya itu tidak perlu diklaim sebagai kemenangan.
"Apalagi dibesar-besarkan. Itu namanya kemenangan semu," imbuhnya.
Menurut Sukron, klaim kemenangan partai dalam Pilkada, sebenarnya ada pada seberapa banyak kader partai sendiri yang terpilih sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah.
"Karena dari sinilah dapat terlihat keberhasilan kaderisasi kepemimpinan partai tersebut," ujarnya.
Dalam pilkada di 17 Provinsi, menurut hasil hitung cepat, NasDem mendudukan 3 kadernya sebagai gubernur, yakni Viktor Laiskodat (NTT), Herman Deru (Sumsel) dan Ali Mazi (Sultra). Namun, dari 3 politikus tersebut itu hanya Viktor yang benar-benar kader asli NasDem.
Sementara, Herman Deru diketahui masuk NasDem saat mendaftar sebagai cagub, dan Ali Mazi adalah bekas kader senior Partai Golkar.
"Kalau begini, di mana letak sukses kaderisasi kepemimpinan partainya?" kata Sukron.
Seperti diberitakan, NasDem mengklaim paling banyak menang dalam Pilkada Serentak 2018. Dari pilkada di 17 provinsi, NasDem mengklaim menang di 11 provinsi. Padahal, dari jumlah kemenangan tersebut, partai sempalan Golkar itu hanya berhasil mendudukan 4 kadernya, yakni untuk 3 posisi gubernur dan 1 posisi wakil gubernur.
Sementara, masih ada partai lain yang lebih banyak mendudukan kadernya sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah. Misalnya, PDI Perjuangan yang berhasil mendudukan 7 kadernya di provinsi, yakni 4 posisi gubernur dan 3 wakil gubernur.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan pencapaian ini melampaui target yang telah ditentukan oleh DPP.
Paloh mengatakan awalnya DPP Partai NasDem hanya menargetkan menang di 10 provinsi. Pasangan cagub-cawagub yang diusung NasDem menang di Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat, NTT, Sulawesi Tenggara, Papua, dan Maluku.
"Menang di 11 provinsi. Tercapai (target), melebihi sedikit. Tadinya 10 cukup (target awal)," ujar Surya Paloh usai mengikuti hasil perhitungan cepat sejumlah lembaga survei di Kantor DPP Partai NasDem, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (27/6).
Paloh menuturkan, Pilkada merupakan proses perjalanan kehidupan demokrasi bangsa Indonesia. Partainya telah mengikuti tiga kali Pilkada. Saat Pilkada pertama, NasDem berada di urutan kedua.
"Pilkada pertama NasDem bahkan amat bersyukur. Posisinya di rekapitulasi KPU, dari 10 partai politik yang ada di parlemen, NasDem keluar sebagai pemenang nomor dua. Itu hal yang cukup patut disyukuri," ujarnya.
Posisi kedua juga kembali diraih saat kedua kali mengikuti Pilkada. Dia pun optimis pada Pilkada ketiga yang diikuti tahun ini partainya masuk ke urutan kedua.
"Yang ketiga ini saya confident sedikit-sedikitnya nomor dua," ucap Paloh.
Paloh juga optimis NasDem bisa menang 50 persen di Pilkada kabupaten/kota yang diikuti 154 daerah. "Saya yakin daripada 154 kabupaten dan kota yang kita laksanakan pada Pilkada kali ini insyaallah lebih di atas 50 persen dimenangkan oleh NasDem," sebutnya.
Capaian ini, lanjutnya, sebuah prestasi besar bagi partainya yang terhitung masih muda yaitu 6,5 tahun. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung NasDem.
"Saya berterima kasih atas segala perhatian dan support yang telah diberikan," jelasnya.
Pencapaian di Pilkada serentak ini diharapkan dapat berpengaruh pada Pemilu 2019 dimana NasDem menargetkan bisa masuk tiga besar secara nasional. Paloh mengatakan setiap parpol pun menggunakan hasil Pilkada ini sebagai acuan menjelang Pemilu 2019. Kemenangan di Pilkada serentak ini menjadi modal menghadapi Pemilu mendatang.
Baca juga:
Data KPU: 65 TPS selenggarakan pencoblosan ulang
Kapolri: Bila ada gangguan di Pilkada Papua, akan berhadapan dengan TNI/Polri
Kapolda Metro Jaya puji anggota berhasil amankan Pilkada
Pilgub Sulsel, ratusan warga di Gowa ikuti pencoblosan ulang
Menang di 6 Pilgub, Maruarar puji keputusan Megawati pilih calon pemimpin
Gakumdu Bawaslu Riau tahan anggota KPPS yang coblos dua kali
AHY: Kemenangan Khofifah di Pilgub Jatim untuk bahan Pilpres 2019