Kosgoro dorong Setya Novanto kembali jadi Ketum Golkar pada 2019
Kosgoro bakal mendukung Setya Novanto untuk kembali maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar di tahun 2019 atau saat masa jabatan Novanto sebagai Ketua Umum berakhir. Mendengar itu, Setya Novanto mengaku tersanjung.
Dualisme kepemimpinan Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong-Royong (Kosgoro) 1957 akhirnya berakhir. Kosgoro 1957 sebelumnya mengalami dualisme kepemimpinan yakni pimpinan Agung Laksono dan Aziz Syamsuddin. Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto memprakarsai islah antara Agung Laksono dan Aziz Syamsuddin.
Saat ini, Kosgoro dipimpin oleh Agung Laksono dan Aziz Syamsuddin menjabat sebagai Wakil Ketua Umum. Usai bersatu lagi, Kosgoro sepakat mengangkat kejayaan Partai Golkar dalam Pilkada Serentak maupun Pemilu 2019. Aziz mengatakan, Kosgoro bakal mendukung Setya Novanto untuk kembali maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar di tahun 2019 atau saat masa jabatan Novanto sebagai Ketua Umum berakhir.
-
Mengapa Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto tidak mau berkomentar tentang kasus e-KTP yang menjerat Setya Novanto? Partai Golkar itu menjadi korban dari e-KTP, jadi saya no comment. Jelas ya, korban e-KTP siapa? (Setnov) ya sudah clear," pungkasnya.
-
Siapakah Letkol Atang Sendjaja? Nama Atang Sendjaja diketahui berasal dari seorang prajurit kebanggaan Jawa Barat, yakni Letnan Kolonel (Letkol) Atang Sendjaja.
-
Apa yang dikatakan oleh Agus Rahardjo terkait kasus korupsi e-KTP yang menjerat Setya Novanto? Agus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
-
Siapa Lettu Soejitno? Lettu R.M. Soejitno Koesoemobroto lahir di Tuban pada 4 November 1925. Ia merupakan putra R. M. A. A. Koesoemobroto, bupati Tuban ke-37. Semasa hidupnya, ia mengalami tiga zaman yaitu zaman penjajahan Belanda, Jepang, dan Kemerdekaan RI.
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Kapan Pegi Setiawan ditangkap? Pegi Setiawan ditangkap petugas Polda Jabar di Bandung pada Selasa (21/5/2024) malam.
"Sepakat mengusung Pak Setya Novanto jadi calon ketua umum pada 2019. Saya siap kalau ditunjuk jadi ketua tim sukses," kata Aziz dalam pengukuhan rekonsiliasi Kosgoro 1957 di DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (19/1).
Aziz memastikan tak akan maju dalam pemilihan Ketua Umum Partai Golkar di tahun 2019. Dia hanya ingin menjadi Ketua Tim Sukses pencalonan Setya Novanto. Sementara, untuk pemilihan pada periode selanjutnya, yakni di 2024, mantan Ketua Komisi III DPR juga menyebut harus atas seizin Setya Novanto. "Kalau 2024 itu tergantung Pak Novanto," katanya.
Menanggapi hal ini, Setya Novanto mengaku tersanjung dengan pernyataan Aziz Syamsuddin tersebut. "Ini membahagiakan saya," ujarnya.
Setya Novanto terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 2016-2019 setelah dirinya melakukan musyawarah mufakat dengan Ade Komarudin dalam Munaslub bulan Mei 2016.
Dalam voting pemilihan calon ketua umum Golkar, Setya Novanto memperoleh 277 suara. Sementara Ade Komarudin menyusul 173 suara. Keduanya memenuhi 30 persen suara untuk menjadi calon ketua umum Golkar dan melanjutkan voting putaran kedua.
Ketua Sidang Munaslub mempersilakan kepada keduanya untuk melakukan musyawarah apakah akan melanjutkan voting tersebut. Dalam musyawarah itu, Ade memutuskan untuk mundur dan Setya Novanto akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Baca juga:
Ketika Setya Novanto dipaksa memilih karier politik
Seumur jagung pimpin Golkar, Novanto klaim banyak bantu rakyat
Diisukan jadi cawapres Jokowi di 2019, ini jawaban Setya Novanto
Ini kata Ketum Golkar kadernya disebut bakal jadi menteri Jokowi