LSJ sebut parpol Islam tak laku dijual pada Pemilu 2014
"Hasil survei LSJ, partai berbasis massa Islam dipersepsikan kurang pro terhadap perubahan," kata Syaiful.
Menjelang pemilihan umum (pemilu) pada 9 April nanti elektabilitas partai-partai Islam mengalami penurunan. Lembaga Survei Jakarta (LSJ) memaparkan strategi yang tak menjual membuat partai berbasis Islam kian tidak diminati pemilih.
"Hasil survei LSJ, partai berbasis massa Islam dipersepsikan kurang pro terhadap perubahan. Jarang sekali terdengar isu-isu perubahan diperkenalkan oleh partai-Islam tersebut," kata peneliti utama LSJ Syaiful Syam saat merilis hasil survei Dinamika Elektabilitas Parpol Menjelang Pemilu, di Restauran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Rabu (12/2).
Syaiful menegaskan, partai Islam yang masuk di dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) saat ini dinilai masyarakat cenderung bermain aman sehingga tidak berkontribusi signifikan terhadap permasalahan di masyarakat.
"Seperti PPP, PKB, dan PAN cenderung menjadi safety players, bahkan pragmatis dalam dinamika politik Indonesia. Ini yang membuat mereka tidak menikmati intensif elektoral dari lemahnya pemerintahan SBY," pungkasnya.
Survei ini dilaksanakan pada 12 Januari hingga 26 Januari di 33 provinsi, dengan mengambil sampel sebanyak 1.240 responden. Melalui teknik multi-stage random sampling dengan ambang kesalahan atau margin of error sekitar 2,8 persen dan level of confidence 95 persen.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan responden, dengan bantuan kuesioner. Berikut hasil survei Dinamika Elektabilitas Parpol Menjelang Pemilu yang dipaparkan LSJ:
1. Partai NasDem 6,94 persen
2. PKB 4,67 persen
3. PKS 3,87 persen
4. PDI Perjuangan 19,83 persen
5. Partai Golkar 17,74 persen
6. Partai Gerindra 12,58 persen
7. Partai Demokrat 6,12 persen
8. PAN 4,51 persen
9. PPP 4,83 persen
10. Partai Hanura 6,85 persen
14. PBB 1,2 persen
15. PKPI 0,24 persen