Menko Polhukam sebut teror bom sudah biasa
"Bukan berarti kurangi kewaspadaan, masyarakat harus pandai-pandai cermati informasi yang ada," ujar Djoko Suyanto.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Djoko Suyanto menyebut ancaman teror bom sudah merupakan hal yang biasa. Ancaman teror tersebut berbagai bentuk dan seringnya tidak terbukti.
"Teror bom itu sudah bolak balik, mal juga diteror bom. Ada ribuan kali SMS mau teror. Tapi sekarang terbukti gak? Bukan berarti kurangi kewaspadaan, zaman sekarang gunakan kebebasannya. Tapi masyarakat yang harus pandai-pandai cermati informasi yang ada," ujarnya saat berbuka puasa di Kantornya, Selasa (22/7).
Djoko justru menyinggung informasi ancaman teror bom yang diterbitkan oleh media. Menurut Djoko, informasi yang diterima masyarakat diibaratkan seperti seperti rumah makan padang. Puluhan menu dihidangkan, namun kata Djoko, tentu pembeli atau masyarakat harus memilih mana informasi yang bermanfaat.
"Ibarat rumah makan padang, arus informasi kaya makan padang, bertumpuk, puluhan menu, itu informasi yang tersebar, tinggal kita memilih yang bermanfaat buat kita," jelasnya.
Menurut Djoko, kebebasan media di era reformasi ini suka membuat orang lupa diri. Banyaknya yang menikmati ragam informasi dari yang buruk hingga yang manis.
"Kalau enggak senang sama menunya kan bukan berarti rumah makan yang dibakar. Orang lupa itu kenikmatan reformasi, begitu bebasnya kita menikmati informasi yang ada, mulai yg sampah, vitamin, gula, pahit, ada di situ, kita harus memilih," papar Djoko lagi.
Djoko menambahkan, jika informasi itu begitu saja ditangkap masyarakat, maka muncul konflik. Namun, saat ini, masyarakat sudah cerdas memilah-milah informasi yang diterbitkan oleh media.
"Kalau kita dengan arus informasi luas yang ditangkap begitu saja, masyarakat harusnya sudah berkelahi dari kemarin-kemarin. Tapi kan enggak, masyarakat kita sudah pintar, sudah cerdas," jelasnya.
"Bahwa itu seperti ini, ya itu prosesnya. Makin lama orang makin matang," pungkasnya lagi.
Diketahui, Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku telah menerima pesan yang berisi ancaman teror bom.