Moeldoko Klaim Tak Pernah Bicara dengan Jokowi Soal Isu Kudeta Demokrat
"Saya menikmati aja. kalau saya menikmati saja enggak apa-apa. Silakan saja mau diributkan lagi makin bagus lagi," ujar Moeldoko.
Kepala Staf Kepresiden Moeldoko mengatakan tidak pernah berbicara dengan Presiden Joko Widodo (Jokow) terkait isu kudeta Partai Demokrat. Dia mengklaim, pemerintah tengah sibuk mengurus penanganan Covid-19.
"Bicara apa? emang kurang kerjaan apa presiden saya bicara ini? Urusan kepada pekerjaan urusi covid aja sudah gak karu-karuan kita pusing. ngapain mikirin yang nggak-enggak penting?" kata Moeldoko di Jakarta, Rabu (3/2).
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Bagaimana Demokrat akan mendekati partai lain? Selain itu, dia menuturkan bahwa Demokrat membuka komunikasi dengan pihak manapun. Sehingga, ujarnya segala kemungkinan yang ada bakal dikaji secara mendalam.
-
Siapa yang memberi tugas khusus kepada Demokrat? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Bagaimana Demokrat akan membantu kemenangan Prabowo? Kita harap nanti kalau Partai Demokrat sudah menyatakan secara resmi, itu juga akan tentu memberikan masukan-masukan melalui kader-kader atau putra putri terbaik untuk dipersatu di tim pemenangan," kata Budi.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
-
Apa yang akan dilakukan Demokrat kedepan? Lebih lanjut, Herman menyatakan bukan tidak mungkin Demokrat ke depan akan membentuk poros baru atau bergabung dalam koalisi yang sudah ada. Segala kemunginan, ujar dia bisa saja terjadi.
Sementara itu, Moeldoko mengaku tidak mempermasalahkan terkait tudingan terlibat rencana menggulingkan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Dia tidak merasa jadi korban dalam isu kudeta Demokrat.
"Saya menikmati aja. kalau saya menikmati saja enggak apa-apa. Silakan saja mau diributkan lagi makin bagus lagi," ujar Moeldoko.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan ada gerakan perebutan paksa Partai Demokrat dilakukan 5 orang. Mereka kader partai, mantan kader dan pihak di lingkaran Istana.
Upaya mengkudeta AHY dari kursi ketua umum dari berbagai cara. Pelaku ini melakukan komunikasi melalui telepon hingga pertemuan langsung.
Tujuan mengambil alih ketua umum Partai Demokrat, kata AHY, akan digunakan pelaku untuk kendaraan politik Capres 2024.
Modus yang dipilih para pelaku merebut kekuasaan AHY di Demokrat lewat jalur Kongres luar biasa atau KLB. Untuk memenuhi syarat KLB, pelaku gerakan menargetkan 360 orang para pemegang suara yang harus diajak. Kader dipengaruhi dengan imbalan uang dalam jumlah besar.
"Dalam komunikasi mereka, pengambil alihan posisi Ketua Umum Partai Demokrat akan dijadikan kendaraan bagi yang bersangkutan sebagai calon Presiden dalam Pemilu 2024 mendatang," ungkap AHY.
(mdk/ray)