MUI Pesan Para Pendukung Capres di Media Sosial Tak Terlalu Ekstrem
MUI menitipkan pesan agar masyarakat tetap menjaga suasana sejuk dalam kontestasi politik yang makin panas. Syamsuddin mengajak masyarakat tetap rasional, proporsional, dan moderat. Artinya, dengan tidak saling menghujat pilihan masing-masing.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar Rapat Pleno ke-36 Dewan Pertimbangan dalam rangka dialog dan silaturahmi dengan kedua pasang calon capres dan cawapres. Namun, kedua paslon yang berlaga di Pilpres 2019 tidak dapat memenuhi undangan rapat.
Mantan Ketua Umum MUI, Muhammad Sirajuddin Syamsuddin atau yang akrab disapa Din Syamsuddin berharap dapat mendengar secara langsung penjelasan visi dan misi dari kedua paslon. "Dan yang kedua kita ingin menyampaikan aspirasi-aspirasi langsung dari kelompok Islam, ormas-ormas Islam," tutur Syamsuddin di Kantor MUI Pusat, Jl. Proklamasi, Jakarta, Rabu (20/2).
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Apa yang menjadi fokus utama Pemilu 2019? Pemilu 2019 ini menjadi salah satu pemilu tersukses dalam sejarah Indonesia.Pemilu ini memiliki tingkat partisipasi pemilih yang sangat tinggi. Joko Widodo dan Ma'ruf Amin berhasil memenangkan pemilu.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
Meski begitu dia tetap menyampaikan harapannya untuk kedua paslon. Dia ingin praktik demokrasi dalam pelaksanaan Pilpres dan Pileg berlangsung secara damai dan beradab. Syamsuddin ingin, siapa pun yang terpilih nanti dapat menjadi pemersatu bangsa. MUI tidak memiliki keberpihakan dalam politik kekuasaan.
"Penting bagi presiden dan wakil presiden republik ini berada di atas dan untuk semua golongan menjadi pengayom, pemersatu, dan dia tidak menjadi presiden bagi pemilihnya sendiri. Sementara melakukan zero sum game politics terhadap yang tidak memilih. Nah ini bukan negarawan," ucapnya.
Dia juga menitipkan pesan agar masyarakat tetap menjaga suasana sejuk dalam kontestasi politik yang makin panas. Syamsuddin mengajak masyarakat tetap rasional, proporsional, dan moderat. Artinya, dengan tidak saling menghujat pilihan masing-masing.
"Kami pesankan agar interaksi kelompok pendukung, terutama di media sosial itu jangan terlalu ekstrem. Tadi saya akhiri dengan sebuah ungkapan hikmah, cintailah kekasihmu, dalam kurung calon presidenmu, sedang-sedang saja. Karena boleh jadi sewaktu-waktu dia akan menjadi orang yang engkau benci. Dan bencilah lawanmu sedang-sedang saja karena sewaktu-waktu bisa jadi engkau mencintainya," ujar Syamsuddin.
Reporter: Ratu Annisaa Suryasumirat
Baca juga:
Gerindra Tegaskan Nama Calon Menteri Prabowo Masih Lama, Jangan Diributkan Sekarang
Jokowi: Kalau Sangsi Jalan Desa 191.000 Km, Silakan Hitung Sendiri
Begini Bunyi Aturan soal Dilarang Menyerang Personal Capres
Mahfud MD Sebut Pemilu Sebabkan Harmoni Persatuan Masyarakat Terganggu
Kampanye di Takalar, Ma'ruf Amin Diberi Gelar Adat Kerajaan Galesong