Paksa buka laptop PPK, caleg Gerindra di Tangsel mengamuk
"Caleg Gerindra Ahadi tiba-tiba langsung membuka laptop yang berisi perolehan suara tanpa seizin IT ataupun saksi."
Ahadi, caleg Partai Gerindra dapil Ciputat, mengamuk di kantor Kelurahan Ciputat, Minggu (13/4) malam. Mantan pejabat Pemkot Tangsel tersebut berupaya membuka laptop milik petugas anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Ciputat yang berisi data perolehan suara.
Padahal untuk membuka data tersebut, Ahadi harus mendapat izin saksi maupun operator. Akibat insiden ini suasana di kantor kelurahan sempat tegang.
Bahkan penghitungan suara di empat TPS di kelurahan tersebut harus diulang. Kondisi itu berdampak kepada mundurnya penghitungan suara di kelurahan itu.
"Caleg Gerindra Ahadi tiba-tiba langsung membuka laptop yang berisi perolehan suara tanpa seizin IT ataupun saksi. Padahal saat itu lagi break atau istirahat. Ini kan dilarang dan khawatir suara berubah," ujar Indra saksi mata.
Usai kejadian ini, panitia akhirnya memutuskan penghitungan suara ulang. Dengan catatan, hanya empat TPS saja yang dihitung ulang. "Empat TPS di Kelurahan Ciputat ada kejadian tersebut, makanya dilakukan penghitungan ulang," ucapnya.
Anggota PPK Ciputat Ismoyo mengatakan, insiden caleg membuka laptop yang berisi perolehan suara hanya kesalahpahaman saja. Dia mengaku tidak ada persoalan yang signifikan terkait insiden tersebut.
"Hanya melihat saja (caleg tersebut), tidak mengubah suara, meskipun tidak dibenarkan membuka laptop tanpa meminta izin saksi atau pun operator merupakan pelanggaran," ujarnya.
Kata Ismoyo, adanya penambahan suara terjadi karena kurang tahunya petugas KPPS ataupun petugas TPS bila ditemukan pemilih yang mencoblos partai dan caleg. Makanya ketika ada kasus itu, keduanya masuk suara partai dan caleg.
"Padahal kan masuk ke caleg saja, ini yang belum diketahui sepenuhnya oleh petugas TPS dan KPPS," terangnya.
Menurutnya kasus ini sudah selesai setelah penghitungan suara ulang. Seluruh saksi menyepakati perolehan suara setelah dilakukan penghitungan ulang. "Tidak ada masalah kok, semuanya beres," katanya.
Ahadi yang diduga mengamuk mengaku tidak melakukan apapun pada Minggu malam. Semua informasi yang menyebutkan dirinya membuka laptop tanpa izin adalah karangan semata. "Tidak benar itu kalau saya membuka laptop, apalagi enggak izin," ucapnya.