Partai Ini Diprediksi Paling Banyak Mendulang Suara Versi 4 Lembaga Survei
Lembaga survei seperti CSIS, Indikator, Charta Politika dan LSI telah memprediksi presentase perolehan suara parpol.
Sejumlah lembaga telah melakukan beberapa kali survei mengukur tingkat elektabilitas partai politik. Data terbaru, survei dilakukan menjelang pencoblosan Pemilu 2019.
Lembaga survei seperti CSIS, Indikator, Charta Politika dan LSI telah memprediksi presentase perolehan suara parpol. Ada yang meraih suara tertinggi dan bahkan ada yang diprediksi tak lolos parliamentary threshold (PT) 4 persen. Lalu partai mana yang paling banyak mendapatkan suara? Berikut hasil surveinya:
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Apa tujuan dari survei Poltracking Indonesia? Tujuan survei untuk mengukur sejauh mana efektivitas langkah para kandidat dalam meningkatkan elektabilitasnya, serta sejauh mana pengaruh faktor eksternal di luar kandidat dapat mempengaruhi peta elektoral terkini.
-
Kapan Survei Poltracking Indonesia tentang elektabilitas pasangan capres-cawapres dilakukan? Survei ini diselenggarakan Poltracking Indonesia mulai tanggal 29 Oktober hingga 5 November 2023.
-
Kenapa FAPTI melakukan survei pilpres? FAPTI memandang penting untuk melakukan survei, guna memberikan gambaran kepada alumni perguruan tinggi terkait pilihan dan jenis isu yang dianggap penting oleh masyarakat. “Sehingga, para alumni dapat lebih bisa berkontribusi dalam hajatan nasional lima tahunan yang penting ini,” pungkasnya.
-
Kapan survei SMRC untuk Pilgub Sulteng 2024 dilakukan? Jika Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Sulawesi Tengah diadakan ketika survei dilakukan (6-18 Mei 2024) dan yang maju ada tiga pasangan, yakni Ahmad M Ali - Abdul Karim Aljufri vs Anwar Hafid - Reny A Lamadjido vs Rusdy Mastura - Mohamad Irwan Lapatta.
-
Kapan survei Litbang Kompas tentang citra Polri dilakukan? Mahasiswa Apresiasi Polri atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini.
Survei CSIS: Gerindra Kuasai Jakarta dan Sumatera, PDIP Kokoh di Enam Wilayah
Centre for Strategic and International Studies (CSIS) merilis hasil survei tentang elektabilitas partai politik pada Pemilu 2019. Partai dengan elektabilitas tertinggi berturut-turut yakni PDIP (25,9 persen), Gerindra (13,3 persen), Golkar (9,4 persen), PKB (7 persen), Demokrat (5,5 persen), PKS (4,6 persen) dan Nasdem (2,3 persen).
CSIS juga memotret basis suara partai politik berdasarkan wilayahnya. Partai Gerindra menguasai DKI Jakarta dengan elektabilitas 25,0 persen. Disusul PDIP sebesar 17,5 persen serta PPP dan PKS dengan nilai sama yakni 3,8 persen. Namun 4,3 persen responden di Jakarta memilih tidak menjawab. Sementara PDIP mendominasi wilayah Jawa Barat dan Banten dengan angka 28,6 persen disusul Gerindra sebesar 20,5 persen, Golkar 11,4 persen, dan PKS 7,6 persen. Di wilayah ini responden yang tidak menjawab sebesar 9,5 persen.
Wilayah Jawa Tengah dan DIY di dominasi PDIP sebesar 40,0 persen. Disusul Gerindra 6,5 persen. Wilayah Jawa Timur masih dipegang PKB sebesar 21,6 persen. Disusul PDIP 17,5 persen, dan Gerindra 7,8 persen.
Wilayah Sumatera didominasi Gerindra dengan raihan angka 16,2 persen. Disusul PDIP sebesar 15,4 persen. Kalimantan dipegang PResponden yang tidak menjawab hanya 2,3 persen. Sulawesi kembali didominasi PDIP dengan angka 19,3 persen. PDIP juga berjaya di wilayah NTB, NTT, dan Bali didominasi dengan angka 34,7 persen. Wilayah Maluku dan Papua juga masih didominasi suara PDIP yakni sebesar 21,4 persen.
Survei CSIS ini dilakukan 15-22 Maret 2019 dengan jumlah sample sebesar 1.960 yang tersebar secara proporsional di 34 Provinsi di Indonesia. Margin of error survei ini sebesar +/- 2,21 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei Indikator: PDIP 24,2%, Gerindra 11,7%
Dalam hasil survei Indikator disebutkan PDIP masih mengungguli 16 partai peserta pemilu lainnya dengan 24,2 persen. Sementara itu pesaingnya Gerindra ada di posisi dua dengan 11,7 persen. Sedangkan posisi ketiga diisi oleh Partai Golkar dengan 11,5 persen. PKB dan Demokrat bersaing ketat di peringkat keempat dan kelima dengan 8,8 persen dan 8,7 persen. PKS menyusul dengan elektabilitas partai 6 persen. Lalu, NasDem 5,7 persen, dan PPP 4,9 persen.
Terdapat delapan partai yang diprediksi tak lolos ambang batas parlemen atau Parliamantary Treshold sebesar 4 persen. Di antaranya adalah Perindo 2,6 persen, PAN 2,2 persen, Hanura 1,3 persen, PSI 1,3 persen. Partai di bawah satu persen adalah Berkarya dengan 0,8 persen, PBB 0,6 persen, Garuda 0,2 persen, dan PKPI 0,2 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi menjelaskan, apabila dalam pemilu 2019 PDIP dapat memenangkan pileg dan pilpres secara bersamaan, maka akan menjadi rekor dalam sejarah politik Indonesia. Pasalnya, selama ini belum ada partai yang secara beruntun memenangkan pemilu.
Survei ini dilakukan pada 22-29 Maret 2019 dengan populasi survei seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih, populasi dipilih secara random (multistage random sampling) dengan jumlah responden 1.220 responden sebagai sampel basis. Margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi simple random sampling.
Charta Politika: PDIP dan Gerindra Unggul di Pileg 2019
Charta Politika Indonesia merilis hasil survei Pemilihan Legislatif 2019. Hasilnya, elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Gerindra, dan Partai Golkar masih teratas dan menjadi pilihan masyarakat Indonesia. PDIP tertinggi dengan 25,3 persen.
Disusul, Partai Gerindra 16,2 persen dan Partai Golkar 11,3 persen. PKB 8,5 persen dan seterusnya, Demokrat dan NasDem 5,2 persen, disusul PKS 5,0 persen. PAN 3,3 persen; PPP 2,4 persen; PSI 2,2 persen; Partai Perindo 2,0 persen; dan Hanura 1,0 persen.
Charta Politika juga melakukan survei berdasarkan basis suara partai politik berdasarkan wilayahnya. PDIP hampir menguasai wilayah Jawa dan Bali. Sedangkan Gerindra menguasai Sumatera.
Jawa Tengah yang dikenal dengan 'kandang banteng' dan DIY PDIP mendapat 35,9 persen, kemudian PKB 10,9 persen, Golkar 7,2 persen, Gerindra 5,9 persen. Jawa Timur juga dikuasai oleh PDIP dan PKB dengan 28,1 persen dan 20,3 persen, sedangkan Gerindra 17,5 persen. PDIP juga unggul di Kalimantan dengan 26,4 persen. Unggul di Bali, NTB dan NTT dengan 27,3 persen.
Sementara itu Gerindra unggul di Sumatera dengan 25,5 persen dan PDIP hanya 14,0 persen. Gerindra juga unggul tipis dengan PDIP di Sulawesi dengan 12,1 persen, PDIP 11,4 persen.
Survei tersebut diambil dengan kurun waktu 19 - 25 Maret 2019 melalui tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Ada sebanyak 2.000 responden yang tersebar di 34 provinsi menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar 2,19 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
LSI Denny JA: PDIP dan Gerindra Mulus ke Senayan
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terkini terkait keterpilihan partai-partai politik di Pemilu 2019. Hasil survei menunjukkan lima partai papan atas, seperti PDIP, Gerindra, Golkar, Demokrat dan PKB hampir dipastikan melanggeng mulus ke Senayan.
PDIP di posisi pertama dengan 24,6 persen, disusul Partai Gerindra 13,4 persen, Golkar 11,8 persen, Demokrat 5,9 persen, PKB 5,8 persen. Hasil survei menunjukkan lima partai papan tengah dinyatakan posisi berbahaya. Mereka berpotensi tak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) 4 persen. Kelima partai tersebut adalah Nasdem, PKS, PAN, PPP, Perindo.
Dengan presentase PKS 3,9 persen, Perindo 3,9 persen, PAN 3,1 persen, Nasdem 2,5 persen, PPP 2,9 persen, Hanura 0,9 persen, Berkarya 0,7 persen, PBB 0,2 persen, PSI 0,2 persen, PKPI 0,1 persen dan Garuda 0,1 persen.
Sebagai informasi, survei terbaru LSI dilakukan pada rentang 18 Maret hingga 26 Maret 2019. Metode digunakan adalah multistage random sampling. Total responden dihimpun adalah 1200 orang yang telah memiliki hak memilih di Pemilu 2019. Model wawancara dilakukan adalah tatap muka dengan margin of error kurang lebih 2,8 persen.