PDIP: Kepemimpinan Asli Prabowo Gaya Militer, Sudah Tertanam Dalam
Djarot mempertanyakan apakah militerisitik Prabowo bisa pudar dan mengubah sikapnya.
Djarot mempertanyakan apakah militerisitik Prabowo bisa pudar dan mengubah sikapnya.
PDIP: Kepemimpinan Asli Prabowo Gaya Militer, Sudah Tertanam Dalam
Presiden terpilih Prabowo Subianto menyampaikan soal gaya kepemimpinannya ke depan. Dia memastikan akan menjadi diri sendiri dengan tulus untuk membawa kesejahteraan rakyat Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menyebut gaya kepemimpinan militer pasti sudah tertanam di sosok Prabowo.
“Kami mengikuti bagaimana Pak Prabowo menyampaikan bahwa gaya kepemimpinan berbeda dengan mentornya, kan mentornya Pak Jokowi ya, kita melihat gaya kepemimpinan asli Pak Prabowo. Meski beliau sudah 25 tahun di luar kemiliteran tapi, bagaimanapun juga gaya kemiliteran sudah ditanam di dalamnya,” kata Djarot.
Oleh karena itu, Djarot mempertanyakan apakah militerisitik Prabowo bisa pudar dan mengubah sikapnya.
“Pertanyaan kita adalah, apakah itu pudar seseorang langsung bisa berubah watak dan karakter, kita berharap kita selalu berubah,” ujarnya.
“Karakter di militer itu sudah jadi satu, disiplin royal, atletik, fokus. Yang di luar batas adalah apabila menggunakan kekuatan yang seperti rezim orde baru untuk membungkam, untuk mengintimidasi,” pungkasnya.
Presiden terpilih Republik Indonesia Prabowo Subianto menghadiri Qatar Economic Forum di Doha, Rabu (15/5).
Pada kesempatan itu, Prabowo ditanya terkait gaya kepemimpinannya yang akan datang. Dia memastikan akan menjadi diri sendiri dengan tulus untuk membawa kesejahteraan rakyat Indonesia.
"Saya akan menjadi diri saya sendiri dengan tulus. Itu berarti setia pada prinsip, nilai, cita-cita sebagai seorang patriot. Nilai utama saya adalah kesejahteraan rakyat saya. Rakyatku harus aman, tidak boleh lapar dan harus mempunyai kehidupan yang baik. Itulah impian setiap patriot di setiap negara di dunia," kata Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo menegaskan bahwa fakta ia pernah bertugas di militer tidak akan mempengaruhi kebijakannya. Termasuk soal demokrasi pada kepemimpinannya.
"Anda tahu, saya sudah keluar dari militer selama mungkin lebih dari 25 tahun. Jadi menurut saya, hanya itu yang anda sebut militeristik, ini tidak relevan. Itu tidak ada hubungannya dengan apa pun," tegas Prabowo.
Prabowo mengakui bahwa masyarakat Indonesia tidak memberi persetujuan kepadanya untuk menjadi pemimpin Indonesia pada pilpres sebelum-sebelumnya. Namun, kali ini rakyat telah memilihnya sebagai presiden. Dengan hal itu, kekhawatiran mengenai demokrasi terbantahkan.
"Dan soal demokrasi, kenapa tidak bertanya pada masyarakat Indonesia? Saya ikut kontestasi pemilu sudah empat kali dan meminta persetujuan masyarakat Indonesia tiga kali. Mereka tidak memberikan persetujuan saya. Kali ini mereka memberikan persetujuan. Di mana kekhawatiran terhadap demokrasi? Menurut saya, ini adalah dibuat-buat oleh segelintir orang," ujar Prabowo.
"Jadi saya akan bekerja sangat keras agar tidak mengecewakan rakyatku. Warisan yang ingin kita tinggalkan adalah nama baik. Nama baik dalam sejarah negara kita," tambah Prabowo.