PDIP minta Setya Novanto dan Fadli Zon hati-hati bersikap
"Pertemuannya dengan Donald Trump, seharusnya tidak boleh berpihak karena dia belum diputuskan Partai Republik."
Kehadiran Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR) Setya Novanto dalam konferensi pers calon presiden Amerika Serikat Donald Trump menuai kontroversi. Alhasil, sejumlah anggota DPR melaporkan Setya ke Mahkamah Kehormatan DPR (MKD).
Komisi III DPR Masinton Pasaribu mengatakan materi pelaporan ke MKD bukan hanya mengenai kedatangan Setya ke kampanye Trump, adapula pertemuannya dengan Jaksa Agung yang dilakukan tertutup dan dinilai melangkahi keputusan paripurna.
"Setya memanggil Jaksa Agung dengan nama DPR sebagai sesuatu yang tidak elok dan etis. Kemudian pertemuannya dengan Donald Trump, seharusnya tidak boleh berpihak karena dia juga belum diputuskan Partai Republik AS sebagai calon presiden. Pimpinan DPR harus berhati-hati dalam bersikap," kata Masinton ketika dikonfirmasi merdeka.com, Jakarta, Selasa (8/9).
Menghadapi pimpinan dewan Setya terseret banyak masalah, membuka kesempatan luas UU MD3 tentang pengocokan pimpinan dapat terlaksana. Mengingat, sejumlah partai mendukung peraturan tersebut termasuk PDIP.
"PDIP enggak mau dipandang punya kepentingan dengan MD3. Kalau ada kocok ulang, alhamdulillah. Tergantung teman-teman maunya bagaimana," terangnya.
Meskipun begitu, Masinton mengelak partainya memiliki kekuasaan besar karena dinilai sebagai partai pemenang pemilu dan berhasil menggaet PAN dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
"Kita enggak lantas di atas angin yang pasti keberadaannya memperkuat pemerintah. Kita tidak bisa mengambil suara anggota dewan yang lain untuk menyetujui MD3 dengan permainan belakang karena DPR diawasi oleh LSM, media dan masyarakat," jelasnya.
"Maka perbincangan MD3 dengan partai lain mengalir saja, tidak ada deal-dealan macam itu. Kita meletakkan bangsa dan negara dalam merevisi MD3 secara bersama-sama," pungkasnya.
Baca juga:
Akankah Setya-Fadli terjungkal dari pucuk pimpinan DPR karena Trump?
Bertemu Donald Trump, Setya Novanto merasa tak melanggar kode etik
Agung Laksono desak MKD usut tuntas kasus Fadli Cs bertemu Trump
Ada utusan pemerintah di kampanye Donald Trump, ini kata seskab
PKB sebut Novanto-Fadli dimanfaatkan Trump buat gaet suara Muslim AS
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Siapa yang meramal Donald Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
-
Apa yang terjadi kepada Donald Trump saat sedang berkampanye? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).