Pelaksanaan Pilkada Serentak Lebih Memungkinkan Digelar Akhir 2021
Direktur Eksekutif Netgrit Ferry Kurnia Rizkiyansyah mendukung opsi Pilkada Serentak 2020 diundur hingga akhir tahun 2021. Menurutnya, ini lebih moderat. Agar persiapan bisa dilakukan dengan matang. Apalagi Presiden Jokowi sempat menyinggung bahwa virus Corona atau Covid-19 diprediksi berakhir Desember 2020.
Direktur Eksekutif Netgrit Ferry Kurnia Rizkiyansyah mendukung opsi Pilkada Serentak 2020 diundur hingga akhir tahun 2021. Menurutnya, ini lebih moderat. Agar persiapan bisa dilakukan dengan matang. Apalagi Presiden Jokowi sempat menyinggung bahwa virus Corona atau Covid-19 diprediksi berakhir Desember 2020.
"Opsi tiga itu sangat moderat untuk mempersiapkan berbagai hal," kata Fery dalam sebuah diskusi daring, Minggu (19/4).
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
Ferry tidak yakin Pilkada serentak dapat digelar 9 Desember 2020, di tengah ketidakpastian pandemi Covid-19. Ferry menyarankan agar penyelenggaraan Pilkada Serentak tidak dipaksakan. Dikhawatirkan akan menurunkan kualitas pemilu.
"Melihat kondisi seperti itu, tentunya saya memprediksi sangat tidak mungkin pelaksanaan tanggal 9 Desember 2020 bisa direncanakan dengan baik," jelasnya.
Ferry melihat situasi yang penuh ketidakpastian. Mengingat belum jelasnya pandemi Covid-19 di Indonesia akan berakhir. Pada rapat dengan DPR, pelaksanaan 9 Desember 2020 dipilih karena asumsi tanggap darurat berakhir pada Mei 2020.
Dia mengingatkan, dalam konteks demokrasi, maka Pemilu harus dipersiapkan dengan baik. Tidak hanya dalam konteks peserta dan partisipasi publik, tetapi kesiapan penyelenggaraan Pemilu. Termasuk mekanisme persiapan itu harus ada kepastian, mulai dari hukum, regulasi, tahapan, penyelenggara, anggaran hingga sumber daya manusia.
"Saya tak membayangkan KPU siapkan aturan yang harus disiapkan sampai Mei. Ini harus dibuat dikebut KPU," kata Ferry.
Dengan dikejar waktu, Ferry tidak yakin akan menghasilkan pemilu yang berkualitas karena persiapan penyelenggara yang harus mengejar tenggat waktu.
Mantan Anggota KPU ini juga menyinggung kesiapan daerah dalam hal anggaran. Sebab, di tengah pandemi Covid-19, anggaran daerah direalokasi.
"Kondisi terpakai apakah ada kemungkinan direcovery lagi," ucapnya.
Untuk saat ini, Ferry minta pemerintah segera menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang. Sebab, perlu segera aturan hukum melakukan penundaan karena ada kekosongan hukum.
Baca juga:
Ketua KPU Ragu Pilkada Serentak Bisa Digelar 9 Desember 2020
Politikus NasDem: Pelaksanaan Pilkada Serentak 9 Desember Perlu Ditinjau Ulang
Putri Ma'ruf Amin Dinilai Butuh Demokrat Agar Diusung di Pilkada
Pilkada 2020 Ditunda, KPU Tawarkan 3 Opsi Waktu Pelaksanaan
DPR dan Pemerintah Sepakat Pilkada Serentak Digelar 9 Desember 2020
KPK Awasi Pengalihan Anggaran Pilkada 2020 Untuk Penanganan Corona