PKS bosan dituding biang kerok dalam koalisi
"Saat ini kami masih fokus untuk perhitungan suara saja dan menjaga suara kami tetap utuh," kata Fahri.
Wakil Sekjen DPP PKS, Fahri Hamzah mengatakan pihaknya tidak akan mengekor partai lain mencari pasangan koalisi untuk membentuk pemerintahan mendatang tanpa konsep yang jelas. Pasalnya, PKS telah belajar dari pengalaman masa transisi sejak 1998 yang menggambarkan koalisi selalu gagal dalam praktiknya.
Dia menambahkan, PKS sedang menyiapkan konsep koalisi yang baik dan benar serta sesuai dengan sistem pemerintahan yang ada. Sebab selama ini pemerintahan transisi semua koalisinya kurang berhasil.
"Karena itu kami tidak mau ikut-ikutan mencari partner koalisi sebelum jelas konsep koalisinya," ujar Fahri di Jakarta, Sabtu (12/4).
Atas dasar itu, kata Fahri, partainya belum menggalang pertemuan dengan partai mana pun. Alasannya, PKS tidak akan menemui partai lain kalau untuk berkoalisi kalau belum menjabarkan konsep koalisi mereka.
"Saat ini kami masih fokus untuk perhitungan suara saja dan menjaga suara kami tetap utuh," katanya.
Dia menjelaskan, tanpa konsep maka rencana membangun pemerintahan menjadi tidak jelas. Koalisi harus bisa menyiasati masalah yang secara teoritis akan selalu menghantui pembentukan pemerintahan.
"Sistem di Indonesia itu anomali karena kalau kita memilih sistem presidensil harusnya hanya ada dua partai atau maksimal tiga. Sistem multipartai seharusnya hanya ada dalam sistem parlementer," katanya.
Fahri melanjutkan, dengan sistem dan kondisi saat ini, tanpa disiasati maka siapapun presiden yang berkuasa akan menghadapi kesulitan.
"Sayangnya tidak ada satu pun partai yang berbicara mengenai bagaimana cara menyiasati ini," ujarnya.
Partainya saat ini memikirkan dengan tegas dua opsi, yaitu memimpin koalisi atau menjadi oposisi sekalian. Ini karena PKS tidak mau menjadi korban lagi.
"Kami selalu dituduh menjadi biang kerok dalam koalisi, padahal kami ini korban dari sistem koalisi yang tidak dipimpin secara baik," katanya.
Koalisi yang terbangun, menurut Fahri, seharusnya adalah koalisi yang sejak awal sudah menyepakati bersama-sama apapun yang terkait pemerintahan yang dijalankan bersama. Sebab, PKS tidak mau lagi ikut-ikutan membangun sesuatu yang akan hancur dalam waktu singkat.
"Konsep yang ada sekarang cuma 'bagi-bagi kue' yang tidak ada untungnya buat rakyat. Harus jelas bagaimana misalnya pemberantasan korupsi akan dilakukan, bagaimana membangun infrastruktur pemerintahan yang benar dan sebagainya," pungkasnya.