Prabowo-Sandi Disarankan Beri Solusi Masalah Ekonomi Jika Mau Elektabilitasnya Naik
Berdasarkan survei Median, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf (47,7 persen) memang melampaui Prabowo-Sandi (35,5 persen).
Kubu capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo-Sandi kerap melontarkan kritik atas kondisi perekonomian bangsa yang dianggap terpuruk. Salah satu indikatornya adalah tingginya harga berbagai barang kebutuhan. Narasi-narasi yang kerap dilontarkan kubu Prabowo-Sandi dinilai berhasil menahan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf tetap pada angka di bawah 50 persen.
Berdasarkan survei Median, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf (47,7 persen) memang melampaui Prabowo-Sandi (35,5 persen). Namun demikian, sebanyak 58,5 persen menilai kekurangan Jokowi adalah belum mampu mengatasi kondisi perekonomian yang memburuk.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Siapa yang mengusulkan Jokowi sebagai pemimpin koalisi Prabowo-Gibran? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
-
Siapa yang mengusulkan Jokowi menjadi pemimpin koalisi Prabowo-Gibran? Waketum Golkar Ahmad Doli Kurnia tak menampik adanya usulan agar Jokowi menjadi pimpinan koalisi partai politik yang memiliki kesamaan visi dan misi.
Untuk meningkatkan elektabilitas, kubu Prabowo-Sandi disarankan jangan hanya melontarkan kritik tapi juga memberikan solusi terkait berbagai persoalan yang dikritisinya.
"Kegelisahan publik terhadap beratnya harga kebutuhan pokok, listrik dan seterusnya sudah dirasakan oleh publik. Menurut saya yang harus dilakukan Prabowo jangan hanya mengamplifikasi, artinya tim Prabowo membuka kenyataan itu jadi isu dan ekonomi, tapi itu tidak cukup," jelas Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, Selasa (27/11).
"Dengan bilang harga tempe mahal, harga telur mahal, harga beras naik, tapi dia harus bilang, kalau Anda pilih saya ini yang akan saya lakukan supaya harga-harga ini bisa turun. Ini yang belum dilakukan oleh Prabowo-Sandi," lanjutnya.
Rico mengatakan hasil survei ini bisa menjadi peringatan bagi kedua kubu. Jika Jokowi tak ingin elektabilitasnya stagnan di bawah 50 persen, maka dia harus menjawab kegelisahan masyarakat terkait kondisi perekonomian saat ini.
"Kekhawatiran nilai tukar rupiah terhadap dolar sama sekali belum pulih seperti saat Jokowi mulai menjabat. Bila Jokowi ingin suaranya naik di atas 50 persen, maka kegelisahan ekonomi itu harus diselesaikan oleh beliau," jelasnya.
Menurutnya, Prabowo-Sandi masih bisa mengejar elektabilitasnya. Hal yang harus dilakukan ialah mampu membangun persepsi dan kompetensi sebagai figur yang mampu menyelesaikan persoalan-persoalan ekonomi lebih baik dari Jokowi.
"Persepsi atas kompetensi itu yang sampai sekarang belum mampu dikomunikasikan dengan baik oleh Prabowo terhadap publik. Publik merasa situasi ekonomi kurang begitu baik, kurang puas terhadap petahana. Sebagai challenger, Prabowo-Sandi ternyata juga belum menawarkan sesuatu yang lebih baik dari petahana," pungkasnya.
Baca juga:
Aria Bima: Jangankan Ahok, Habib Rizieq dan Munarman Silakan Masuk PDIP
LSI Denny JA Sebut Ahok Gabung PDIP Bisa Beri Dampak Positif Untuk Jokowi-Ma'ruf
Erick Thohir Wajar Jokowi Gunakan Kata Tabok: Semut Saja Diinjek Gigit
Prabowo Mengejar Jokowi di Survei, Erick Thohir Bilang Kampanye Masih 5 Bulan
Jokowi Minta Tol Bakauheni-Palembang selesai April, Bukan Demi Pilpres 2019