Profil Maruarar Sirait, Anak Pendiri PDIP kini Ikuti Jokowi Tinggalkan Megawati
Usai menyatakan undur diri, Maruarar langsung mengembalikan KTA ke DPP PDIP
Usai menyatakan undur diri, Maruarar langsung mengembalikan KTA ke DPP PDIP
- Ditanya Pesan Jokowi Sebelum Putuskan Hengkang dari PDIP, Begini Jawaban Maruarar Sirait
- Maruarar Sirait Akui Temui Jokowi di Istana Sebelum Kembalikan KTA PDIP, Ini yang Dibahas
- VIDEO: Profil Maruarar Sirait Anak Pendiri PDIP Pamit Keluar Partai Pilih Ikut Langkah Jokowi
- Maruarar Sirait Mundur dan Pamit dari PDIP: Saya Memilih Ikuti Arah Politik Pak Jokowi
Profil Maruarar Sirait, Anak Pendiri PDIP kini Ikuti Jokowi Tinggalkan Megawati
Maruarar Sirait resmi hengkang dari Partai PDI Perjuangan.
Politikus senior PDIP itu memilih mengikuti langkah politik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Mega, Pak Hasto, dan jajaran partai, karena selama ini sudah mengizinkan saya berbakti melalui PDIP. Dan sesudah saya berdoa dan berdiskusi dengan orang terdekat, teman-teman terdekat, saya memutuskan untuk pamit dari PDI Perjuangan hari ini,"
tutur Maruarar di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (15/1).
Maruarar atau akrab disapa 'Ara' bukan orang baru di internal partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
Ara merupakan anak pendiri PDIP, Sabam Sirait.
Dikutip dari sejumlah sumber, pria lahir di Medan 23 Desember 1969 ini lulusan FISIP Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.
Ara sudah mulai aktif berorganisasi sejak di bangku kuliah. Ia aktif di organisasi kemahasiswaan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
Hingga akhirnya menjebloskan diri dalam dunia politik melalui PDIP di tahun 1999.
Karir politik Ara terus meroket. Total, tiga periode Ara duduk di kursi parlemen lewat PDIP. Yaitu anggota Komisi XI periode 2004-2009, 2009-2014 dan 2014-2019.
Di internal PDIP sendiri, Ara sempat menduduki posisi penting. Yakni sebagai Ketua DPP Bidang Pemuda, Mahasiswa dan Olahraga PDI Perjuangan di tahun 2005-2010. Saat itu, Ara mendirikan Taruna Merah Putih yang menjadi organisasi sayap PDIP di bidang kepemudaan tahun 2005.
Bukan kaleng-kaleng, Ara merupakan putra sulung Sabam Sirait. Salah satu pendiri PDIP. Sabam menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP pertama melalui Kongres I PDI pada 11-13 April 1976 silam.
Saat duduk di Parlemen, Sabam kerap vokal dalam melawan monopoli di Indonesia dengan menyusun undang-undang anti monopoli.
Pernyataan Lengkap Maruarar Ikuti Langkah Jokowi
"Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Mega, Pak Hasto, dan jajaran partai, karena selama ini sudah mengizinkan saya berbakti melalui PDIP. Dan sesudah saya berdoa dan berdiskusi dengan orang terdekat, teman-teman terdekat, saya memutuskan untuk pamit dari PDI Perjuangan hari ini," tutur Maruarar di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (15/1).
Maruarar mendoakan agar PDIP tetap menjadi partai besar yang memperjuangkan Pancasila, kebenaran, dan keadilan. Dia lantas membeberkan alasannya memilih mengikuti Presiden Jokowi.
"Saya memilih untuk mengikuti langkah Pak Jokowi karena saya percaya Pak Jokowi adalah pemimpin yang sangat didukung oleh rakyat Indonesia, kepercayaan publiknya proof ratingnya 75-80 persen, beliau sudah memperjuangkan banyak hal," jelas dia.
"Bagaimana tegas menghadapi radikalisme, bagaimana membuat mayoritas saham Indonesia di Freeport dan bagaimana juga membantu rakyat kecil, dan juga memindahkan ibu kota, adanya pemerataan. Jadi, saya memilih bersama dengan Bapak Jokowi dalam pilihan politik saya berikutnya ke depan. Mohon doa restunya," sambungnya.
Kepada seluruh jajaran PDIP, Maruarar meminta maaf atas keputusannya itu. Pasalnya, dia yang menjunjung tinggi loyalitas malah akhirnya memilih berpaling dari partai tersebut.
"Saya mohon maaf, saya mengajarkan kalian untuk loyal tetap bersama PDI Perjuangan, tetapi ijinkanlah dengan keterbatasan saya pamit. Semoga PDI Perjuangan mendapatkan kader yang lebih baik, lebih loyal, lebih profesional, dan lebih berkualitas dari saya. Mohon pamit, merdeka," kata Maruarar.